Prajurit TNI Ini Raih Gelar Magister dari FTI UII Usai Teliti Keamanan Komunikasi Aplikasi WAVE Mobile Communicator
WARTAJOGJA.ID : Keamanan komunikasi dalam lingkungan militer memainkan peran krusial dalam melindungi kerahasiaan informasi strategis.
Prajurit TNI AD yang juga Mahasiswa Forensika Digital MI FTI UII Yogyakarta
Lettu Nur Uswatun Hasanah pun melakukan penelitian Analisis Keamanan Komunikasi Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada Ponsel Hybrid dan Ponsel Konvensional Dengan Pendekatan Digital Forensik Berbasis SNI ISO 27037 dan berhasil meraih gelar Magister Komputer (M.Kom).
Hasil dari penelitian yang dibimbing dosen Dr. Ahmad Luthfi, S.Kom, M.Kom selaku Manajer Akademik Keilmuan, Program Studi Informatika – Program Magister FTI UII itu diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbandingan keamanan Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada ponsel hybrid dan konvensional, serta mengidentifikasi area di mana satu jenis perangkat mungkin memiliki keunggulan keamanan dibandingkan dengan yang lain.
"Dalam konteks ini, ponsel menjadi alat utama untuk pertukaran informasi terutama untuk TNI, dengan Aplikasi WAVE Mobile Communicator yang menjadi salah satu platform komunikasi yang digunakan," kata Nur dalam konferensi pers daring Senin (14/4).
Nur menututkan dengan pertumbuhan ancaman siber yang terus berkembang, penting untuk membandingkan keamanan aplikasi ini pada dua jenis perangkat yang umum digunakan: ponsel hybrid dan ponsel konvensional.
Ponsel hybrid, seperti Motorola LEX L11a yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), kata dia, diketahui memiliki kemampuan untuk menggunakan beberapa jenis teknologi komunikasi, sementara ponsel konvensional hanya terbatas pada satu jenis teknologi.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan keamanan Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada kedua jenis perangkat tersebut menggunakan pendekatan digital forensik," ujarnya.
Melalui pendekatan digital forensik yang didasarkan pada prinsip-prinsip keamanan komunikasi militer dan standar industri, penelitian ini akan mengeksplorasi kelemahan potensial dan tingkat kerentanan pada aplikasi tersebut.
Metodologi ini mencakup akuisisi data forensik dari kedua jenis perangkat, analisis struktur aplikasi, serta identifikasi dan evaluasi potensi kerentanan keamanan. Penelitian ini juga akan memperhatikan kendala teknis yang mungkin mempengaruhi keamanan aplikasi pada masing-masing jenis perangkat.
Hasil informasi dari penelitian ini dinilai akan bermanfaat dalam pengembangan strategi keamanan komunikasi militer yang lebih efektif dan responsif terhadap ancaman siber yang terus berkembang.
Secara keseluruhan, arsitektur tingkat tinggi pada WAVE adalah contoh integrasi yang efektif antara teknologi cloud dan prinsip keamanan yang solid. Dengan memanfaatkan Microsoft Azure, sistem ini menawarkan ketersediaan, skalabilitas, dan keamanan yang diperlukan untuk komunikasi kritis.
Desain yang berbasis pada standar industri dan penggunaan teknologi mutakhir, seperti kontainerisasi dan microservices, memastikan bahwa platform ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga mampu beradaptasi dengan tuntutan di masa mendatang. Hal ini menjadikan WAVE sebagai salah satu solusi terdepan dalam bidang komunikasi push-to-talk yang aman dan efisien.
Motorola LEX L11 Mission Critical LTE handheld dapat dikategorikan sebagai solusi dengan Level 4 – Strategic dalam kerangka keamanan mobile. Keamanan yang diterapkan pada perangkat ini menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakannya telah berinvestasi secara signifikan dalam infrastruktur keamanan dan kebijakan yang mendukung perlindungan data, serta mengintegrasikan keamanan mobile ke dalam strategi keamanan keseluruhan.
Ini menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk lingkungan yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, seperti di sektor pemerintahan, militer, dan layanan darurat.
Perpaduan antara aplikasi wave dan perangkat Motorola Lex 11 membuat perangkat ini sulit untuk diakuisisi dibandingkan dengan instalasi aplikasi wave pada perangkat konvensional. Hal ini dikarenakan Motorola Lex 11 dirancang khusus untuk keamanan enterprise.
Adapun Ir. Irving Vitra Paputungan, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Informatika – Program Magister FTI UII mengungkapkan pihaknya mewakili Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII merasa bangga dan bahagia sekaligus mengucapkan selamat kepada Lettu Nur Uswatun Hasanah, M.Kom atas kelulusannya dan keberhasilan meraih gelar Magister Komputer (M.Kom).
"Pencapaian ini merupakan buah dari dedikasi, semangat juang, serta kerja keras yang luar biasa, terlebih di tengah kesibukan tugas sebagai perwira di HUBDAM XVI/Pattimura, Ambon, Maluku," kata dia.
Prestasi Nur Uswatun Hasanah sebagai Mahasiswa konsentrasi Forensika Digital ini, tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi adik-adik mahasiswa, rekan-rekan sejawat dan generasi muda lainnya.
"Kami berharap, dengan bertambahnya ilmu dan wawasan yang dimiliki, Lettu Nur Uswatun Hasanah., M.Kom dapat terus memberikan kontribusi terbaik bagi satuan, institusi TNI AD, serta masyarakat luas. Semoga ilmu yang diperoleh membawa manfaat besar dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan militer, serta menjadi bekal berharga untuk perjalanan karier ke depan. Sukses selalu dan tetap semangat mengabdi untuk negeri," pungkasnya.
Post a Comment