Perkuat Karakter Siswa, SMK-SMTI Yogyakarta Selenggarakan Pesantren Kilat Ramadhan
WARTAJOGJA.ID : Sebanyak 313 siswa kelas X SMK-SMTI Yogyakarta mengikuti program Pesantren Kilat yang digelar sekolah tersebut pada bulan Ramadhan 2025 ini.
Dalam program yang sudah berlangsung sejak 2006 atau 19 tahun silam ini, para siswa mulai pekan kedua bulan Ramadhan, diajak memperdalam iman dan ilmu agamanya agar semakin menjadi pribadi yang soleh.
"Program Pesantren Kilat ini bagian dari program pembinaan karakter bagi para siswa, terutama kelas X," kata Guru Agama SMK-SMTI Yogyakarta Endah Yuli Astanti, S.Ag.M.Pd., Rabu 12 Maret 2025.
Melalui program tersebut, kata Endah, para siswa diajak mengisi bulan Ramadhan dengan lebih bermakna.
Pada program tahun ini, SMK-SMTI Yogyakarta menggandeng pihak Masjid Syuhada Kotabaru Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam pemberian materi materi keagamaan yang sifatnya baru atau di luar materi yang biasa diajarkan di kelas.
Dilibatkannya pihak ketiga dalam pemberian materi keagamaan agar materi yang selama ini masih terbatas waktunya diberikan di kelas bisa semakin diperdalam. Pelibatan pihak ketiga program ini juga didukung pemateri profesional yang kompeten di bidangnya.
Misalnya materi tentang Tauhid, para siswa mendapatkan pengetahuan dari dosen Ilmu Filsafat. Juga soal tata cara ibadah, ada pemateri untuk para siswa perempuan yang mendapat penjelasan tentang ibadah yang seharusnya dipisahkan antara laki laki dan perempuan.
"Jadi tujuan program ini mengajak siswa memilki kebiasaan nyantri (menjadi santri), yang terbiasa berbagi dengan teman, disiplin, serta hidup mandiri dengan bekal ilmu agama yang baik," kata Endah.
Endah menuturkan, selama program ini berlangsung, sasarannya memang menitikberatkan pada siswa kelas X. Targetnya adalah mengenalkan ilmu agama soal peribadatan awal dan penguatan iman para siswa itu.
Endah mengungkap, materi tentang peribadatan pada kelas X selama ini cukup terbatas ketika disampaikan di kelas. Durasinya hanya sekitar dua jam. Sehingga pendalaman soal ilmu-ilmu tentang salat, zakat, dan lainnya masih perlu diperdalam melalui program Pesantren Kilat itu.
Adapun untuk siswa kelas XI, pembelajarannya sudah berbeda. Ketika kelas XI, siswa dipandang sudah semakin terbuka wawasannya sehingga bisa diarahkan menjadi sosok yang lebih matang dalam ilmu agama. Seperti belajar menjadi pribadi yang inklusif, bisa berkolaborasi dengan orang lain dari latarbelakang agama apapun.
Endah menambahkan, program Pesantren Kilat itu selama ini telah mendapat dukungan penuh para wali murid. Karena sudah disosialisasikan sejak awal ketika para siswa mulai pembelajaran awal.
"Selama Pesantren Kilat ini digelar para siswa juga tetap belajar seperti biasa, selama Ramadan para siswa tetap belajar seperti biasa hanya waktunya sampai pukul 14.30 dari yang biasanya bisa sampai pukul 17.00 WIB," kata Endah.
"Jadi para siswa memang diajarkan untuk menjadi sosok yang tangguh karena kita menyiapkan SDM industri," imbuh Endah.
Endah mengungkap, SMK-SMTI Yogyakarta memiliki banyak program dalam mengisi Ramadhan bagi siswa.
Misalnya saja, sebelum program Pesantren Kilat ini digelar, para siswa telah terlebih dulu diajak mengikuti pengajian pra Ramadhan.
Lalu saat Ramadhan tiba, setiap harinya sebelum pembelajaran dimulai ada kegiatan bagi para siswa di kelas berupa Tadarus dan pembelajaran baca tulis Alquran bagi yang belum bisa selama 30 menit. Selain itu, saat Ramadhan, ada juga buka bersama bagi para siswa, dan penerimaan serta pentasyarufan zakat fitrah.
Adapun total siswa kelas X SMK-SMTI Yogyakarta ada sebanyak 340 siswa-siswi. Para siswa non Muslim yang tidak mengikuti program Pesantren Kilat ini tetap mendapatkan pembinaan keagamaan dalam bentuk lain seperti live in dengan waktu tersendiri.
"Jadi kami siapkan semua siswa program pembinaan sesuai agama masing masing, harus seimbang," kata Endah.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan, 100 persen lulusan unit pendidikan vokasi yang berada di bawah Kemenperin, dipastikan akan diterima bekerja di sektor industri, termasuk para siswa lulusan SMK-SMTI.
Secara umum Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, kualitas pendidikan vokasi yang ada di bawah Kemenperin sudah bagus dan ideal. Baik dari segi pelaksanaan program, maupun jejaring yang dilakukan dengan industri.
"Kualitas pendidikan vokasi kita sudah sangat baik. Tapi perlu ditambah dari jumlah atau kuantitasnya," pesannya.
"Selain kualitas, aspek kuantitas juga terus ditingkatkan, baik program kelas atau SDM, untuk memenuhi kebutuhan industri," harapnya.
Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, kebutuhan SDM yang unggul dan kompeten di sektor industri, secara pola juga terus bertambah secara signifikan.
Menurutnya, fenomena tersebut jadi indikator yang positif, karena berarti menunjukkan signifikansi sektor industri di Indonesia yang terus maju dan berkembang.
"Industri kita bertumbuh pesat, peningkatan dan kebutuhan SDM di industri juga terus terjadi," tandasnya.
Post a Comment