Forum Arkipelagis Refleksi Kebudayaan Yogyakarta Rumuskan Sejumlah Harapan Tentang Kebudayaan Di Era Prabowo, Apa Saja ?
WARTAJOGJA.ID : Sejumlah seniman dan budayawan hingga Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri forum Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan yang berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) Selasa (28/1/2025).
Hadir pula seniman monolog Butet Kartaradjesa, budayawan Nirwan Dewanto, hingga mantan Dirjen Kebudayaan periode 2015-2024, Hilmar Farid serta perupa Yogyakarta seperti Nasirun dan pegiat seni seperti Heri Pemad.
Dalam forum itu tim perumus Simposium ARKIPELAGIS: Refleksi Kebudayaan merumuskan sejumlah hal setelah mendengarkan dan merenungkan berbagai gagasan yang telah disampaikan sepanjang dialog yang berlangsung.
Butir-butir ini tidak bermaksud merangkum seluruh keluasan diskusi yang terjadi, melainkan menjadi bentuk penegasan atas semangat dan harapan yang dapat memandu kerja-kerja kebudayaan kita ke depan.
Butir-butir itu adalah :
1. Bahwa mendukung dan menyejahterakan kerja-kerja kebudayaan Indonesia sama pentingnya dengan memelihara atau memajukan situs-situs kebudayaan.
2. Penting untuk membangun kembali kesadaran kontekstual atas pengetahuan tradisional sebagai solusi relevan untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan di masa kini.
3. Pendanaan kebudayaan harus diperluas untuk mencakup kerja-kerja jurnalisme kebudayaan, demi menjembatani kesadaran publik terhadap isu seni dan kebudayaan, serta memperkuat dialog antara masyarakat, pelaku budaya, dan kebijakan.
4. Pemajuan kebudayaan perlu didasarkan pada perspektif intermaterial, anti-kekerasan, dan inklusivitas.
5. Penting untuk selalu ditekankan urgensi strategi kebudayaan. Dalam hal ini, secara konkret adalah menyusun arah kebudayaan. Arah kebudayaan bangsa Indonesia yang memiliki kesadaran arkipelagis akan berupaya menghindari jebakan penebalan identitas semata, namun mengambil upaya mencapai peningkatan kualitas kebudayaannya,memperluas indikator kebudayaan, hingga mengupayakan posisionalitas di hadapan dunia melalui diplomasi kebudayaan.
Dalam forum itu juga,
Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkap sosok yang berperan di balik Sumbu Filosofi Yogyakarta. Peran dan kiprahnya selama ini menorehkan hasil The Cosmological Axis of Yogyakarta and It’s Historic Landmarks atau Sumbu Filosofi yang memperoleh pengakuan dunia. Dia adalah Dirjen Kebudayaan periode 2015-2024, Hilmar Faried.
Post a Comment