Soroti Pinjol Ilegal, R.A. Yashinta Sekarwangi Mega Dorong Metode Gethok Tular
WARTAJOGJA.ID -Anggota DPD RI DIY, R.A.
Yashinta Sekarwangi Mega menyampaikan keresahan warga D.I. Yogyakarta mengenai
keberadaan Pinjol ilegal pada rapat audiensi dengan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) DIY di Gedung DPD RI DIY.
“Saya mendapat aduan bahwa pinjaman online (pinjol) ilegal masih marak di tengah masyarakat dan sudah
di tahap cukup meresahkan. Pengawasan OJK dan pihak berwenang dinilai masih
kurang. Sosialisasi perbedaan Pinjol legal dan ilegal masih belum banyak
diketahui masyarakat,” tutur Yashinta.
Yashinta mendapatkan aduan-aduan mengenai pinjol ilegal
tersebut melalui akun media sosialnya.
Ketua OJK DIY, Eko Yunianto, tidak menampik bahwa pinjol
ilegal masih marak beredar di tengah masyarakat.
“Harus diakui bahwa pinjol ilegal masih marak beredar di
tengah masyarakat DIY. Kami sudah membuat program Gerakan Nasional Cerdas
Keuangan (Gencarkan) untuk tingkatkan literasi keuangan. Dalam program tersebut
juga sudah terdapat materi cara membedakan pinjol legal dengan pinjol ilegal,”
jelas Eko.
Yashinta setuju bahwa tindakan pencegahan dengan sosialisasi
literasi keuangan merupakan hal yang penting. Menurutnya, masih maraknya pinjol
illegal merupakan akibat dari rendahnya literasi keuangan masyarakat di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Saat ini, literasi
keuangan di DIY baru mencapai 65,43%. Masih ada 34,57% atau 1,2 juta masyarakat
DIY yang belum memiliki pemahaman keuangan yang baik sehingga rentan terjerat
pinjol ilegal.
Menyikapi fakta tersebut, Yashinta menawarkan metode baru
yaitu ‘Gethok Tular’ atau dari ‘mulut
ke mulut’ apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
“Saya menawarkan metode gethok
tular agar peningkatan literasi keuangan bisa lebih efektif dan efisien.
Jadi, teman-teman OJK cukup lakukan sosialisasi literasi keuangan kepada Ketua
RT dan RW. Kemudian mereka diberi tugas untuk menyampaikan literasi keuangan
pada saat acara bersama seperti kerja bakti, arisan, dan kegiatan poskamling.”
ujar anggota DPD RI DIY termuda tersebut.
Gethok tular sejatinya merupakan budaya
masyarakat nusantara dalam berinteraksi. Sayangnya, pemerintah masih jarang menggunakan gethok tular sebagai metode sosialisasi.
Sebagai seorang politisi muda yang memiliki misi pelestarian kebudayaan,
Yashinta meyakini bahwa gethok tular merupakan
suatu kearifan lokal sejak dahulu kala yang mampu menjawab tantangan modern
seperti pinjol.
Post a Comment