Bersama Rawat Inklusivitas Kota Yogya Heroe-Pena Jalin Dialog Dengan Kevikepan Yogyakarta
WARTAJOGJA.ID - Predikat Yogya sebagai kota inklusif dan penuh keberagaman harus mampu dirawat secara bersama-sama. Hal itu yang mendorong pasangan Heroe Poerwadi-Sri Widya Supena (Heroe-Pena) untuk menjalin dialog, salah satunya dengan Kevikepan Yogyakarta Timur.
Dialog yang dibangun dalam suasana penuh keakraban tersebut juga menjadi ajang silaturahim seiring peran Kevikepan Yogyakarta Timur yang membawahi seluruh umat Katolik di Kota Yogya. "Tagline kami ini kan Jogja Untuk Kita, Jogja Untuk Semua. Memang harus ada partisipasi banyak pihak karena inklusivitas Kota Yogya ini sudah ada sejak kota ini terbentuk. Sehingga ini menjadi bagian kami dalam menjaga agar Yogya terus kondusif, aman dan tenteram," ungkap Heroe membuka sesi dialog, Senin (11/11).
Kota Yogya yang banyak dihuni oleh warga dari beragam suku dan agama hingga saat ini mampu terjalin kerukunan dengan baik. Meski demikian berbagai potensi persoalan sosial harus tetap diantisipasi dengan saling berdialog satu sama lain. Termasuk ketika tol Yogya-Solo dan Yogya-Semarang sudah terhubung maka dipastikan akan menambah hiruk pikuk keramaian di Kota Yogya. Tidak hanya potensi kemacetan dan kriminalitas namun juga kerawanan sosial lantaran semakin banyak pertemuan orang dengan latar belakang beragam. Oleh karena itu calon pemimpin harus sudah mampu memahami potensi tersebut agar kebijakan yang diambil tepat sasaran.
Supena juga mengungkapkan hal sama. Menurutnya, meski Yogya merupakan kota kecil namun menjadi wajahnya Indonesia. Sepanjang Yogya terjaga keamanannya maka Indonesia dinilai kondusif. Hal ini karena seringkali Yogya menjadi barometer bagi daerah lain. "Misal ada kejadian kecil di kota ini maka langsung menjadi atensi, viral. Diskusi kali ini sekaligus menggali masukan dari pihak kevikepan supaya toleransi dan pluralitas bisa terus terjaga," tandasnya.
Sementara Romo Vikep Yogyakarta Timur, Romo Andrianus Maradiyo Pr, merasa senang dan terhormat dengan kehadiran Heroe-Pena beserta timnya. Dirinya bahkan memiliki kesan terhadap kinerja Heroe saat menjabat Wakil Walikota Yogya. Terutama ketika dilanda pandemi Covid-19, Heroe mampu mengambil langkah diskresi yang tepat. Bukan untuk mengambil kebijakan yang terenak melainkan terbaik bagi masyarakat, tanpa membedakan golongan dan latar belakang. "Ketika ada yang mendesak dan harus diskresi, biasanya akan muncul ruh jahat atau baik. Bagi saya, di Pak Heroe itu ruh baik," ungkapnya.
Selain itu, Romo Andrianus Maradiyo Pr juga mengetahui jika Heroe rutin menjalani puasa setiap Senin dan Kamis. Selain menjadi nilai ibadah, imbuhnya, kebiasaan itu dinilainya sebagai olah batin untuk prihatin. Sehingga dirinya meyakini Heroe merupakan pribadi yang lembah manah, rendah hati dan selalu melayani dengan semangat. Begitu pula terhadap sosok Supena sebagai elemen anak muda yang energik dan menunjukkan kiprahnya dalam ranah digital untuk kesejahteraan masyarakat.
Meski gerejanya tidak boleh terlibat dalam politik praktis, namun dirinya sama sekali tidak merasa khawatir siapa pun kepala daerah yang terpilih kelak, Ketiga pasangan calon di Kota Yogya dinilainya memiliki visi misi yang hampir sama namun hanya rumusannya yang berbeda. Terlebih tagline Jogja Untuk Kita, Jogja Untuk Semua menjadi bukti inklusivitas yang sudah terbangun karena bersedia merengkuh masyarakat dari berbagai kelompok.
Oleh karena itu pihaknya berpesan agar semua pihak tidak memunculkan pertentangan dan perselisihan. Pilkada di Kota Yogya dan kabupaten lain diharapkan mampu berjalan dengan penuh kedamaian dan persaudaraan. "Pesan kami, mari jadikan Kota Yogya ini sebagai kota yang sungguh-sungguh agar semua orang bisa merasa aman dan nyaman. Pak Heroe ketika jadi wakil walikota dulu itu saya juga merasa aman karena umat Katolik di Kota Yogya dan juga umat lain terlindungi," katanya.
Post a Comment