UAD Jogja Kukuhan Dua Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat
WARTAJOGJA.ID: Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar sidang terbuka senat pengukuhan dua guru besar pada 23 Oktober 2024 di Kampus 4 UAD Yogyakarta.
Dua guru besar itu adalah Prof. Dr. Dra. Trikinasih Handayani, M.Si. (Profesor atau Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan) dan Prof. Dr. Solikhah, S.K.M., M.Kes. (Profesor di Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Sub Bidang Ilmu Epidemiologi dan Biostatistik).
Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T. dalam kesempatan itu mengucapkan selamat kepada dua guru besar yang baru.
Pengukuhan itu membuat bertambahnya jumlah guru besar UAD saat ini, yaitu sejumlah 43 orang.
“Kami berharap para guru besar UAD dapat menjaga marwah keilmuan akademik dan Persyarikatan Muhammadiyah, terus menghasilkan karya spektakuler, dan dapat menjadi panutan atau rujukan bagi teman-teman di program studinya masing-masing.” kata Rektor.
Prof Trikinasih dalam pidatonya yang berjudul 'Tantangan Pendidikan Abad 21 Mewujudkan Indonesia Emas' dan Prof Solikhah saat pengukuhan berpidato berjudul 'Precion Public Health: Pendekatan Epidemologi dan Biostastistika untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Penyintas Kanker'.
Pengukuhan guru besar dalam sidang senat terbuka dipimpin oleh Ketua Senat UAD Prof Dr Dwi Sulisworo MT. Hadir dan memberi sambutan Rektor UAD Prof Dr Muchlas MT, Prof Dr Irwan Akib MPd (Ketua Badan Pembina Harian/BPH UAD), Prof Ahmad Muttaqim MA PhD (Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah).
Prof Trikinasih Handayani dalam pidatonya mengatakan, tantangan utama dalan pendidikan di era abad ke-21 salah satunya adaptasi terhadap kemajuan teknologi."Perkembangan tersebut telah mengubah cara belajar, berinteraksi dan bekerja," ujar mantan Dekan FKIP -UAD. Teknologi tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman belajar, keterampilan digital, membantu peserta didik menjadi warga digital yang bertanggungjawab.
Dalam menghadapi tantangan pendidikan di abad ke-21 mewujudkan Indonesia Emas 2045 perlu menyiapkan generasi masa depan yang tangguh, inovatif dab mampu menghahadapi perubahan dengan percaya diri.
"Pendidikan yang berkualitas akan menjadi landasan yang kuat untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik lagi bagi bangsa Indonesia," ujarnya.
Sedangkan Prof Solikhah mengamati, meningkatnya beban kanker di dunia masih menjadi tantangan dan implekasinya masih membutuhkan peran serta seluruh praktisi kesehatan termasuk para ahli kesehatan masyarakat. "Kanker menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia," tuturnya.
Solikhah berpandangan, seiring dengan perkembangan teknologi membutuhkan komitmen kuat membuat terobosan terbarukan dalam upaya preventif dan promotif untuk eradikasi dan eliminasi penyakit. Salah satunya untuk mensukseskan membangun kemitraan global. "Kita tentunya membutuhkan kemitraan, patnership yang baik dengan berbagai sektor mencapai tujuan sehat untuk semua." tandasnya.
Sementara Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UAD, Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd. menegaskan bahwa kehadiran seorang guru besar di lingkungan akademik merupakan hal yang penting bagi perguruan tinggi dan memberikan kontribusi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Adapun Sekretaris Majelis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Ahmad Muttaqin, M.A. Ph.D menyampaikan apresiasi atas bertambahnya guru besar di lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).
“Terdapat 20.000 lebih dosen di Indonesia, dan PTMA menyumbang 4,5% guru besar dari total seluruh profesor di Indonesia,” ucap Prof. Ahmad Muttaqin, M.A. Ph.D.
Post a Comment