Sarasehan SIBAKUL di Tamanan Bantul, Bahas Pentingnya Mutu dan Konsistensi UMKM
WARTAJOGJA.ID : Sarasehan SIBAKUL kembali digelar Dinas Koperasi UKM DIY pada Rabu 31 Juli 2024 bertempat di Pendopo Kalurahan Tamanan, Bantul Yogyakarta.
Hadir sebagai narasumber
DRS H.SUWARDI (DPRD DIY),
Drs. Trisaktiyana, M.Si (Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY), Dwi Erni Ani (Kamituo Kalurahan Tamanan) dan Hj. Fathul Jannah (praktisi)
Praktisi UMKM Tamanan Bantul
Fathul Jannah mengungkapkan sebagai pelaku usaha yang intens mendapat pembinaan dari Dinas Koperasi UKM DIY sejak tahun 1999, penting bagi tiap pelaku UMKM agar tidak mudah menyerah sampai mendapatkan pasar atas produk produknya.
"Saya selalu ikut pameran dulu, kalau ada waktu apa saja saya ikuti, sampai suatu saat sebagai seorang pelaku usaha kita akan berpikir, bahwa dalam tiap usaha yang kita jalani kita harus punya gol, itu yang saya tanamkan," kata Fathul.
Untuk memulai sebuah usaha, kita harus punya goal dan harus konsisten dengan apa yang kita lakukan.
"Saya sempat mengalami 4 kali krisis, saya mengalami jatuh bangun, sampai akhirnya punya pasar,"
"Kalau usaha kita sudah punya pasar, modal dari bank itu akan mendatangi kita sendiri tanpa perlu susah kita cari, saya sampai bingung memilih," kata Fathul.
"Saya ingin teman-teman UMKM ini konsisten dengan apa yang dilakukan dan saya melihat teman-teman yang di Tamanan Bantul ini sudag sangat luar biasa," kata dia.
Fathul menambahkan apa yang ada di Tamanan, apa yang mau dicari semuanya ada.
Sebagai seorang pendamping UMKM ia ingin mengangkat Tamanan ini menjadi ikon kulit di Yogyakarta. Karena di Tamanan ini ada beberapa pelaku usaha yang bergerak di bidang kulit dan produknya sudah bagus, promosinya juga sudah bagus, sudah menjadi anggota SiBakul juga.
"Dari Tamanan ini kami ingin sekali bisa menghasilkan cinderamata khas, manakala ada kegiatan-kegiatan dinas atau swasta, itu menjadi cinderamatanya,"
"Kalau misalnya produk kulit ini menjadi unggulan, kita bisa mendapat keuntungan besar berupa branding, hal yang dilakukan tentu pertama memenuhi standarisasi mutunya alias minim cacat di setiap produksinya," kata dia.
Post a Comment