Sido Muncul Gandeng FK UNS Dukung Pemanfaatan Obat Herbal Tradisional
WARTAJOGJA.ID - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar seminar nasional bertema 'Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Mendukung Gerakan Indonesia Sehat' di auditorium FK UNS.
Seminar tersebut dilaksanakan secara daring dan luring pada Rabu (18/9). Seminar nasional yang diadakan oleh Sido Muncul tersebut merupakan yang ke-51 kali sejak tahun 2007. Kegiatan tersebut diikuti oleh 250 peserta yang merupakan dokter, apoteker dan tenaga kesehatan.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat menerangkan kegiatan tersebut merupakan kerja sama dengan UNS. Dia berharap ilmu soal tanaman dan kegunaannya bisa dipelajari.
"Jadi kegiatan seminar ini, kerja sama dengan UNS. Kalau bidangnya kan bisa kedokteran, yang kedua pertanian, teknologi pangan, farmasi. Banyaklah bidang-bidang lain," kata Irwan.
"Kalau dunia kedokteran, ide saya dan nanti kerjasamanya supaya bisa diwujudkan, di FK ini diajarkan tentang tanaman-tanaman ini dan kegunaannya," lanjutnya.
Adapun tugasnya sebagai industri, Irwan mengatakan, membuat bahan baku yang sudah lolos standar. Tanaman tersebut bisa digunakan sebagai obat atau pelengkap obat.
"Tugas saya, nanti pabrik-pabrik Sido Muncul atau perusahaan lain, membuat bahan baku, misalnya jahe, temulawak, kunyit, atau apa yang terstandar. Diposisikan misalnya sebagai obat atau pelengkap," tuturnya.
Yang terpenting, Irwan mengungkapkan bagaimana mahasiswa kedokteran belajar kegunaaan obat herbal.
"Yang penting itu di UNS ini diajari mahasiswa kedokteran tentang khasiat-khasiat dan kegunaan obat herbal," ungkapnya.
Selain di bidang kedokteran, Irwan mengatakan, kerja sama bisa dilakukan dengan bidang pertanian. Dia berharap kerja sama bisa dilakukan di banyak bidang ilmu.
"Salah satu kalau di pertanian itu saya kerjasamanya bagaimana memuliakan tanaman rempah supaya nanti hasilnya zat aktifnya lebih tinggi, rendaman minyak atsirinya lebih tinggi," katanya.
"Kerja sama ini bisa di banyak bidang ilmu," lanjutnya.
Selain itu, Irwan berharap seminar nasional tersebut bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang jamu. Dengan demikian, obat herbal bisa mendapatkan tempat di negeri sendiri
"Melalui simposium nasional seperti ini, kami berharap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau herbal bisa terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat. Yaitu dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian, dan pelayanan kesehatan. Dengan begitu impian jamu obat herbal menjadi jamu tuan rumah di negeri sendiri akan terwujud," jelas Irwan.
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta turut melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Agenda penandatanganan tersebut dibarengi dengan seminar nasional bertema “Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Mendukung Gerakan Indonesia Sehat”
Dekan FK UNS, Prof. Dr. Revino, dr., Sp.P(K), menuturkan pihaknya mengajarkan soal obat-obatan herbal khususnya di bidang Farmakologi. Dengan adanya kerja sama dengan Sido Muncul tersebut bisa mendapatkan masukan dari industri langsung.
"Di Fakultas Kedokteran itu di Farmakologi memang mengajarkan obat-obatan kefarmasian termasuk di dalamnya memang obat herbal. Kami memang ada textbook yang disampaikan ke mahasiswa, tapi dengan membuat kerja sama dengan Sido Muncul ini akan memberi warna," kata Revino.
Pada kerja sama tersebut, Revino mengungkapkan, mahasiswa bisa mengetahui obat-obatan herbal khas Indonesia. Dia pun berharap bagaimana mahasiswanya paham cara pembuatan obat dan bisa magang di Sido Muncul.
"Kami sebenarnya mengharapkan bagaimana mahasiswa bisa tahu bagaimana cara pembuatan obat. Misalnya magang di Sido Muncul. Selama ini kami hanya tahu teori," terangnya.
"Jadi memang dibutuhkan matching dunia pendidikan dan dunia industri," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Rektor UNS Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Internasionalisasi, dan Informasi, Prof. Irwan Trinugroho S.E., M.SC,. PH.D., berterima kasih atas kerja sama yang dijalin dengan Sido Muncul.
"Terima kasih kami ucapkan kepada Sido Muncul yang sudah bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNS," kata Trinugroho.
Dia pun berharap agar kerja sama dengan Sido Muncul bisa terjalin dengan fakultas lainnya. Trinugroho pun berharap dengan adanya kerja sama tersebut bisa.
"Harapan dari universitas ini (kerja sama) tidak hanya di Fakultas Kedokteran, tapi nanti juga akan diperluas ke fakultas lain yang relevan juga jadi misalnya Program Studi Farmasi di Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian dan seterusnya," katanya.
"Harapan kami ini tidak hanya tanda tangan, tapi juga memang betul terimplementasikan dalam berbagai kegiatan bersama yang bermanfaat bagi kedua belah pihak baik itu di bidang pendidikan, penelitian dan seterusnya," ungkapnya..
Terpisah, salah satu peserta seminar, Dr. Ratih Puspita Febrinasari, dr., M.Sc, menuturkan herbal banyak digunakan sebagai terapi tambahan. Dengan banyaknya penelitian, Ratih berpendapat, turut mengembangkan herbal.
"Herbal sendiri di dalam dunia kedokteran itu banyak digunakan sebagai suplemen atau terapi tambahan. Tentu saja tidak menggantikan terapi yang utama, obat jadi. Dengan adanya perkembangan penelitian itu banyak bahan-bahan herbal yang sudah dilakukan uji praklinik hingga klinik dan itu akhirnya berkembang menjadi fitofarmaka," kata Ratih.
Ratih pun merasa senang dengan adanya seminar tersebut. Menurutnya, perlu adanya kolaborasi dari produsen herbal dan akademisi.
"Saya senang sekali ada seminar seperti ini karena di kampus. Perlu benget kolaborasi antara swasta dan akademisi, pak Irwan sebagai praktisi kemudian kami sebagai akademisi," kata Ratih.
Terlebih, adanya perjanjian kerja sama antara FK UNS dan Sido Muncul dinilai sangat penting. Sebab, menurut Ratih, kerja sama antara dua pihak tersebut diharapkan semakin meningkat.
"Tadi juga ada MoU antara FK UNS dan Sido Muncul itu sangat penting karena dengan adanya MoU tersebut kerja sama diharapkan semakin meningkat," ungkapnya.
"Karena seringnya akademisi penelitiannya ditumpuk atau dipublikasi tapi habis itu apa tindak lanjutnya. Kalau ada MoU diharapkan bisa kerja sama lebih lanjut terkait pengembangan produk," pungkasnya.
Post a Comment