Upaya Bentuk Karakter Siswa, SMK-SMTI Yogyakarta Aktif Berkolaborasi dengan Orang Tua
WARTAJOGJA.ID : SMK- SMTI Yogyakarta telah melaksanakan Sosialisasi Program Sekolah kepada Orang Tua Kelas X pada Sabtu, 10 Agustus 2024 yang dipusatkan di Aula SMK-SMTI Yogyakarta.
Dalam sosialisasi itu, SMK- SMTI Yogyakarta mengundang 342 orang tua atau wali murid siswa Kelas X, guna mendapatkan penjelasan tentang berbagai program pendidikan yang akan dijalani para siswa selama masa tiga tahun untuk konsentrasi keahlian Teknik Kimia Industri dan Teknologi Industri Baja, empat tahun untuk konsentrasi keahlian Kimia Analisis dan Teknik Mekatronika pembelajaran mereka di sekolah.
Hadir sebagai pemateri program sosialisasi itu Kepala SMK SMTI Yogyakarta, Waka Bidang Kurikulum, Waka Bidang Kesiswaan, Waka Bidang Humas dan Industri, dan Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SMTI Yogyakarta.
"Setiap tahun pelajaran baru SMTI Yogyakarta senantiasa mengundang orang tua dan wali siswa kelas X untuk mensosialisasikan program-program yang akan dijalani para siswa selama proses belajar di sini," kata Kepala SMK SMTI Yogyakarta Rr Ening Kaekasiwi Selasa, 13 Agustus 2024.
Sosialisasi itu, lanjut Ening, selain memberikan gambaran secara umum sejumlah materi dan program yang akan dijalani siswa. Namun juga menjelaskan kepada para orang tua tentang gambaran tata tertib selama proses belajar siswa, tantangan dalam pembelajaran, pihak yang mendampingi siswa, praktik kerja lapangan hingga soal penyaluran para siswa pasca lulus sesuai kompetensi keahlian yang dimiliki.
"Hal-hal itu perlu kami informasikan dan sosialisasikan kepada orang tua, agar orang tua paham dan mengerti hingga akhirnya nanti mendukung proses pembelajaran siswa hingga tuntas," imbuh Ening.
"Jika putra-putrinya ini dibiarkan saja berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari orangtua itu akan berat. Sebab pendidikan itu akan berhasil jika ada dukungan dari sekolah, orang tua dan masyarakat, kalau tiga pihak ini bisa saling men-support maka akan lancar," kata Ening.
Ening mencontohkan, saat sosialisasi tentang kurikulum, orang tua perlu tahu sistemnya sudah berbeda ketika para siswa masih duduk di jenjang pendidikan SMP. Di SMTI Yogyakarta, para siswa akan menjalani pendidikan dual system atau sistem pendidikan ganda. Di mana proses pembelajarannya menggunakan sistem blok.
"Jadi misalnya, dalam satu minggu siswa mendapatkan materi praktik di laboratorium A, maka dalam satu minggu itu siswa akan terus berada di laboratorium tersebut untuk praktik materi yang dipelajari, baru pekan berikutnya siswa pindah ke laboratorium B," ujar Ening.
Tak jarang, saat praktik itu, siswa harus banyak dalam posisi berdiri mengerjakan tugasnya dari pagi hingga sore. Ini juga sebagai pelatihan siswa saat kelak bekerja di dunia industri.
Orangtua, kata Ening, juga wajib mengetahui bahwa putra putrinya kelak akan menjalani program uji kompetensi sesuai jurusan siswa itu setiap selesai merampungkan materi yang diberikan. Uji kompetensi ini untuk siswa kelak mendapatkan Sertifikasi Kompetensi yang menjadi modal penting siswa saat memasuki dunia industri.
"Yang mengeluarkan sertifikasi kompetensi bukan dari sekolah melainkan pemerintah melalui BNSP atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi, ini sebagai modal kerja," ujar Ening.
Selama proses belajar, siswa di SMTI Yogyakarta juga akan diajak mengikuti ekstra kurikuler sesuai minat bakatnya. Orang tua perlu mengetahui pentingnya program ekstra kurikuler ini untuk mendidik kebiasaan siswa seperti kerjasama dan lainnya.
Selain itu, di SMTI Yogyakarta, para siswa yang sudah merampungkan materinya juga akan menjalani program praktik kerja lapangan atau industri.
Berbeda dengan SMK lain, praktik kerja lapangan atau industri di SMTI Yogyakarta durasi pelaksanaanya bisa berlangsung minimal dua semester atau satu tahun. Biasanya lokasi praktik kerja lapangan ini di luar Yogyakarta, karena lokasi lokasi industri itu banyak tersebar di daerah daerah seperti Jabodetabek juga Banten.
"Karena praktik kerja lapangan atau industri ini jangka waktunya lama, tentu para siswa itu juga memerlukan biaya hidup selama program itu dilakukan, hal seperti ini juga perlu dipersiapkan para orang tua," kata Ening.
Namun Ening mengungkapkan hal utama yang dibutuhkan dari orang tua bagi para siswa itu adalah dukungan moril, sehingga siswa benar-benar bisa menuntaskan masa pembelajarannya dengan baik.
"Dukungan semangat, dukungan moril dari orang tua itu yang terpenting kami harapkan dari sosialisasi itu, karena beban siswa dalam proses pembelajarannya di sekolah sudah berat," kata dia.
Orang tua diharapkan lebih banyak membangun komunikasi dengan putra putrinya, untuk menemukan solusi bersama jika ada kendala kendala yang dihadapi.
Meski diharapkan tidak membebani siswa, Ening juga mengingatkan agar para orang tua tidak memanjakannya. Karena hal ini bisa berpengaruh saat siswa menjalani praktik kerja lapangan yang menuntut kemandirian siswa dalam berproses.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan jumlah lulusan dari unit pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perindustrian juga dipastikan dapat langsung diterima bekerja di sektor industri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, secara keseluruhan atau 100 persen lulusan dari unit pendidikan vokasi di bawah Kemenperin langsung diterima kerja di sektor industri.
Post a Comment