News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sarasehan SIBAKUL di Sosromenduran Yogyakarta, UMKM Diajak Baca Minat Pasar

Sarasehan SIBAKUL di Sosromenduran Yogyakarta, UMKM Diajak Baca Minat Pasar

WARTAJOGJA.ID: Sarasehan SIBAKUL kembali digelar Dinas Koperasi UKM DIY pada Minggu 28 Juli 2024 di
Balai RW Sosrodipuran Kota Yogyakarta. 

Hadir sebagai narasumber Muhammad Syafii S.Psi selaku anggota DPRD DIY, Drs. Trisaktiyana M.Si selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY,
Agus Mulyono, SIP, M.Si selaku Lurah Sosromenduran dan Siti Cholifah selaku Praktisi.

Drs. Trisaktiyana M.Si selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY menuturkan Sosromenduran merupakan tempat yang sangat strategis karena berada dekat Sumbu Filosofi Yogyakarta yakni kawasan Malioboro dan sekitarnya.

"Artinya Sosromenduran berada di Centre Of Gravity, yang tidak ada di kabupaten lain di DIY ini, posisi itu membuat Sosromenduran tak perlu repot mencari pasar karena berada di pusat ekonomi dan wisata, pasar yang datang setiap hari ke sini," kata Trisaktiyana.

Hanya saja yang perlu diingat, kata 
Trisaktiyana, pelaku UMKM di Sosromenduran musti bisa lebih jeli membaca minat pasar itu.

"Sebab kadang yang namanya pembeli wisatawan itu, mereka tidak hanya membeli barang, tapi lebih dari itu, ingin membeli pengalaman," kata Trisaktiyana.

Saat ini, ujar Tri, pengalaman bisa lebih berharga dibanding barang yang hendak dibeli. Misalnya kain shibori. 

"Mungkin kita berpikir akan menitipkan kain shibori ke hotel hotel agar dibeli wisatawan. Namun saya berpikir tidak demikian. Saya akan pesan kepada pemilik pemilik hotel, untuk mengajak belajar membuat shibori. Setelah tahu pemilik hotel bisa mengajak wisatawan yang menginap mendatangi tempat produksi shibori,"

"Tamu tamu ini akan diajak belajar bersama membuat shibori. Ketika mereka merasakan sulitnya membuat motif, kepanasan, kira-kira kalau sudah tahu caranya membuat sulitnya, apakah mereka akan menawar kain itu?"

"Berbeda ketika tiba tiba UMKM menawarkan kain itu seharga 
 Rp 300.000, wisatawan yang tidak tahu prosesnya mungkin akan menawar sangat rendah,"

"Tapi ketika wisatawan itu sudah merasakan dan mengalami membuat shibori. ya pasti punya apresiasi tersendiri terhadap shibori itu,"

"Jadi kita harus bisa membaca pasar, misalnya menjuak pengalaman itu, tidak melulu hanya fokus menjual barang, karena itu lebih berharga," kata dia.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment