Mahasiswa Teknik Industri dan Farmasi FTI UII Jogja Temukan Inovasi Salep Luka Dari Ekstrak Herbal
Dari kiri ke kanan : Andi Muh Khaidir R. L, M. Arif Fadhillah, Sofa Tasya Kamila,.Khanza Adinda Salsabila, Mumtaz Fahd Rifmawan
WARTAJOGJA.ID : Luka lecet dan luka sayat adalah jenis cedera ringan yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data RISKESDAS 2018, proporsi jenis cedera menunjukkan bahwa luka lecet mencapai 60,1% dan luka sayat sebesar 20,1%. Data ini menunjukkan peluang besar dalam memasarkan produk kesehatan yang berfungsi untuk menyembuhkan luka.
Banyak masyarakat Indonesia masih mengandalkan pengobatan tradisional atau menggunakan tanaman herbal.
Menurut data dari laporan RISKESDAS 2018, 31,4% masyarakat Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional (YANKESTRAD) dan 12,9% melakukan pengobatan tradisional sendiri. Ini menunjukkan potensi pasar untuk produk kesehatan berbahan herbal.
Dari data tersebut, sebanyak 5 Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) dari Program Studi Teknik Industri dan Program Studi Farmasi Fakultas Teknologi Industri (FTI) melakukan penelitian.
Mereka adalah Mumtaz Fahd Rifmawan (Teknik Industri, 2022) selaku Ketua Tim, Andi Muh Khaidir Resqullah (Teknik Industri, 2022), Muhammad Arif Fadhillah (Teknik Industri, 2022), Sofa Tasya Kamila (Farmasi, 2022) dan Khanza Adinda Salsabila (Farmasi, 2022).
"Setelah berdiskusi bersama lalu muncul ide untuk membuat produk salep luka yang menggunakan bahan herbal," kata Ir. Muchamad Sugarindra, S.T., M.T.I., IPM, Dosen Jurusan Teknik Industri FTI UII yang membimbing para mahahasiswa itu Sabtu, 20 Juli 2024.
Sugarindra menuturkan tanaman herbal yang dipilih adalah jarak tintir (Jatropha multifida Linn) dan cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk) karena kandungan mereka yang bermanfaat dalam penyembuhan luka. Jarak tintir mengandung zat anti bakteri seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin (Saputra et al., 2021).
Daun cocor bebek mengandung senyawa flavonoid, steroid, saponin, dan tanin yang memiliki efek anti inflamasi (Meilia, Junaedi, dan Rezaldi, 2022).
Dengan menggunakan bahan alami dari tanaman herbal, salep luka ini memiliki keunggulan berupa risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan produk kimia. Selain itu, produk ini menggunakan minyak atsiri bunga melati untuk memberikan aroma bunga melati yang khas. Produk salep ini diberi nama “Salep Multipin.
Sementara Andi Muh Khaidir Resqullah, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Program Sarjana, Angkatan 2022 anggota tim itu mengatakan Multipin salep adalah sebuah produk salep luka yang berasal dari tanaman Kalanchoe Pinnata (cocor bebek) dan (Jatropha Multifida) jarak tintir yang sudah terbukti sebagai tanaman yang memiliki khasiat dalam penyembuhan luka.
Salep ini juga tidak mempunyai efek samping karena memakai bahan herbal dan juga memiliki kelebihan yaitu memiliki aroma bunga jasmine.
"Rencana kami kedepan adalah dengan membuat salep ini lebh sering digunakan dengan menjalin mitra-mitra terkait seperti toko obat, apotek dan lain sebagainya sesuai strategi marketing yang kami gunakan," ujar Andi.
Ia menjelaskan Metode Pelaksanaan itu meliputi (1) Tahapan pembuatan serbuk simplisia; (2) Tahapan Pembuatan Ekstrak dan (3) Tahapan Pembuatan Sediaan salep
"Tempat penelitian di Lab Terpadu UII," kata dia.
Pengemasan Produk mengacu pada pengemasan farmasi, dimana mulai proses, bahan, desain, dan sistem yang mengemas, memberi label, dan mendistribusikan obat di berbagai pasar layanan kesehatan
Multipin Salep dikemas dalam tube, agar selain praktis dibawa-bawa juga mudah digunakan karena mudah dioleskan dan mengurangi kontaminasi
Sedangkan dalam melakukan strategi pemasaran, produk multipin salep melakukan pemasaran dengan online dan offline.
Pada pemasaran online dilakukan melalui sosial media dan juga e-commerce, sedangkan untuk media offline melalui kerjasama mitra sesuai dengan strategi pemasaran yang digunakan tim yaitu strategi grassrootss campaign.
Post a Comment