Mahasiswa ISI Yogyakarta Hasilkan Karya Sana Sini Seni Art Exhibition, Ini Buktinya!
Pengunjung sedang melihat pameran Sana Sini Seni Art Exhibition hasil dari karya mahasiswa ISI Yogyakarta. (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
WARTAJOGJA.ID - Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta memamerkan karya-karya seni lukisan menarik yang terpajang di ADA SaRang Gallery Yogyakarta. Pameran karya tersebut bertujuan untuk memperlihatkan kemampuan para mahasiswa dalam melaksanakan tugas kuliah yang terkait dengan manajemen pameran. Selain itu juga, bahwa sebuah pameran bukan hanya untuk anak seni saja melainkan seluruh bidang ilmu membutuhkan pameran.
Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Jurusan Tata Kelola Seni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, Dr Mike Susanto MA. Pada kesempatan pembukaan pameran ini, Rabu (1/5/2024), Mieke menilai bahwa ajang pameran bukanlah hanya untuk kalangan seni saja tetapi semua jurusan entah itu dari industri apapun, bidang matematika atau jurusan IPA.
"Mahasiswa-mahasiswa ini ternyata bisa melaksanakan pekerjaan pameran dengan melakukan strategi-strategi yang cocok agar mereka juga bisa menyalurkan kajian bidang ilmu mereka itu sendiri," ujar Mike.
"Dalam hal ini ilmu yang diterapkan adalah tentang kesenian, bisa dikolaborasikan antara seni rupa dan seni pertunjukan yang bisa menjadi daya tarik untuk masyarakat," Mike menambahkan.
Melihat dari karya-karya yang dipamerkan tersebut, sambung Mike, kebanyakan dari karya ini dibuat oleh para seniman muda yang mana terkait dengan hal-hal kontekstual hari ini termasuk juga konsep dari pameran ini terkait dengan upaya untuk menyatakan bahwa seni itu sendiri ada di mana-mana.
Pengunjung sedang melihat pameran Sana Sini Seni Art Exhibition hasil dari karya mahasiswa ISI Yogyakarta. (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
"Artinya di mana-mana itu ada yang fisik maupun virtual dan semuanya ada di pameran ini," katanya.
Dr Mike juga mengomentari soal pengertian dari tata kelola seni itu sendiri, baginya bahwa tata kelola seni adalah upaya mengelola berbagai macam hal yang terkait dengan bidang-bidang kebudayaan, sehingga bukan belajar khusus mengenai teknik-teknik penyelenggaraan event.
Maka dalam hal ini bisa sama-sama melihat bahwa para mahasiswa tersebut mengkolaborasikan antara permasalahan di lingkungan masyarakat dan juga mengetahui solusi cara membuat agar event yang digelar ini menjadi lebih baik. Lalu selanjutnya adalah yang dipelajari dalam program studi Tata Kelola Seni ini sifatnya lebih cair dan tidak hanya pada persoalan event organizer saja.
"Misalnya museum, pariwisata, kemudian kearsipan sampai bagaimana mengelola seniman itu sendiri," terangnya. (*)
Post a Comment