Bersama Tingkatkan Kesehatan Yang Prima, BPJS Kesehatan Sleman Gandeng Badan Usaha
WARTAJOGJA.ID– Sebagai
salah satu upaya dalam memperkuat hubungan kemitraan, komunikasi yang baik
serta meningkatkan pemahaman terkait Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
BPJS Kesehatan Cabang Sleman menggelar kegiatan bersama badan usaha dengan tema
Bersama Jaminan Kesehatan Nasional Mewujudkan Kinerja Berkualitas Melalui
Kesehatan Fisik dan Mental Yang Prima, Rabu (8/5). Kegiatan ini merupakan wujud
nyata dari komitmen BPJS Kesehatan untuk senantiasa membangun silaturahmi
dengan 135 badan usaha wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo.
Dalam pembukaannya, Kepala BPJS Kesehatan
Cabang Sleman, Irfan Qadarusman mengapresiasi kepada seluruh Person In Charge (PIC) badan usaha yang telah
hadir mewakili badan usahanya. Kegiatan ini merupakan sarana untuk meningkatkan
pemahaman
PIC yang merupakan
perpanjangan tangan BPJS Kesehatan di Badan Usaha tentang Program JKN
“Kami ucapkan
terima kasih dan apresiasi kepada seluruh badan usaha yang sudah memberikan
kontribusi terhadap kepatuhan dalam Program JKN seperti patuh dalam
mendaftarkan perusahaan, karyawan, anggota keluarga karyawan menjadi peserta
JKN serta patuh dalam membayar iuran.” ujar Irfan.
Jumlah Peserta BPJS
Kesehatan yang mengidap penyakit kronis semakin meningkat , untuk itu BPJS
Kesehatan mempunyai program promotif preventif. Promotif preventif menjadi
fokus utama pemerintah dalam transformasi sistem kesehatan layanan primer.
Untuk wilayah kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo penyakit tertinggi
adalah hipertensi dan diabetes mellitus. Dua penyakit itu ternyata menyebabkan
penyakit jantung, bahkan sampai gagal ginjal.
“Hingga saat ini
ada 3.000 peserta JKN yang dikelola di 25 rumah sakit pemberi pelayanan
hemodialisa dan jadwal sudah penuh. Dari 25 rumah sakit itu ada 600 alat
hemodialisa digunakan seluruhnya untuk peserta hemodialisa. Sehingga salah satu
yang dilakukan BPJS Kesehatan adalah mencegah terjadinya penyakit tersebut
dengan mengadakan skrining baik itu skrining riwayat kesehatan maupun skrining
lanjutan. Pemeriksaan cek laboratorium gula darah yang dilakukan hari ini
merupakan skrining untuk penyakit diabetes mellitus. Jika hasilnya ada yang
tinggi, maka disarankan untuk konsultasi ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) untuk dilakukan tindakan selanjutnya. Dan satu lagi buat ibu-ibu ada
pemeriksaan IVA dan papsmear,” tambah Irfan.
Skrining kesehatan
ini merupakan salah satu program promotif preventif. Skrining Riwayat Kesehatan
dapat dilakukan di Aplikasi Mobile JKN, nanti setelah mengisi semua pertanyaan
akan terlihat hasilnya apakah sehat, berisiko rendah, berisiko sedang atau pun
tinggi. Jika berisko maka dapat bergabung dengan PROLANIS (Program Pengelolaan
Penyakit Kronis).
“Jumlah peserta
yang telah mengisi Skrining Riwayat Kesehatan di Kabupaten Sleman dan Kulon
Progo sampai dengan 03 Mei 2024 sebanyak 172.490 peserta JKN dan hasilnya
paling banyak risiko hipertensi,” kata Irfan.
Tidak hanya fitur Skirining Riwayat Kesehatan
saja yang ada pada Aplikasi Mobile JKN, beberapa fitur yaitu perubahan data
seperti ganti alamat, pindah faskes atau mendaftarkan peserta bahkan dapat
mengambil nomor antrean fasilitas kesehatan (Faskes) dari rumah.
Seluruh faskes yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, telah menerapkan digitalisasi. Jadi sekarang
layanan JKN yang diberikan kepada peserta lebih mudah, cepat dan setara.
Irfan menambahkan,
selain kegiatan edukasi tentang Program JKN dan pemeriksaan laboratorium, ada
beberapa rangkaian kegiatan seperti pemberian awarding kepada sembilan badan usaha terbaik dan penyampaian materi kesehatan
mental oleh dokter spesialis kedokteran jiwa atau dapat disebut juga
psikiater.
Pada kesempatan
yang sama, psikiater di RSA UGM, Shinta Retno Kusumawati, menyampaikan sekarang
ini kesehatan mental merupakan sesuatu yang hits sekali. Keadaan sehat baik
secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
“Sehat fisik tanpa
mental itu tidak cukup, sehat mental saja tanpa fisik juga tidak cukup. Jadi
yang namanya dibilang sehat itu harus menyeluruh yaitu secara mental dan fisik.
Di Indonesia sendiri data untuk depresi di Yogyakarta ini ternyata lebih tinggi
dibandingkan secara nasional. Dan yang menarik kelompok usia dari 14-24 tahun
paling tinggi yaitu sebanyak dua persen,” kata Shinta.
Shinta
menyampaikan, salah satu cara untuk melihat sehat jiwa dapat dilakukan dengan
skrining. Sinergi dengan BPJS Kesehatan yang juga melakukan skrining. Tetapi
perlu diketahui ini hanya skrining bukan diagnosa.
Ada beberapa tanda sehat jiwa yaitu adanya
keluhan fisik seperti maag, pusing, pegal, lalu adanya perubahan nafsu makan,
gangguan tidur, cemas bahkan sedih terus menerus, perasaan tidak berharga,
mudah lelah, kehilangan minat, sulit mengambil keputusan, sulit konsentrasi dan
mudah marah Itu merupakan salah satu gejala depresi.
“Kita harus
memeriksakan diri jika fungsi kehidupan sehari-hari terganggu, ada ide bunuh
diri, keinginan melukai diri sendiri atau orang lain. Yang paling penting saya
tekankan adalah hindari Self Diagnosis, menyimpulkan sendiri,” tegas Shinta.
Ia mengatakan, jika
itu semua ditemukan, harus dilakukan menjaga kesehatan mental yang prima
seperti menceritakan permasalahan yang dirasakan, tidur malam yang cukup,
makanan yang sehat, tetap aktif, tetap berhubungan baik dan peduli terhadap
orang lain.
Irfan berharap
kegiatan ini bisa meningkatkan kualitas kesehatan baik fisik dan mental. Jika
mentalnya sudah sehat, maka fisik akan otomatis menjadi sehat. Tetapi
sebaliknya jika mentalnya sudah down, maka
fisik sesehat apapun, sebugar apapun, akan terbawa tidak sehat. Jadi fisik dan
mental adalah satu kesatuan.
“Kami berharap, dengan adanya penyampaian
materi ini maka dapat meningkatkan kinerja PIC badan usaha untuk terus bekerja
dengan fisik dan mental yang sehat. Dengan begitu, kinerja perusahaan menjadi meningkat, dampaknya
taraf kualitas hidup naik, kesehatan meningkat, produktifitas naik, tentunya income perusahaan juga akan meningkat sehingga
mewujudkan kinerja berkualitas melalui kesehatan fisik dan mental yang prima,”
tutup Irfan.**
Post a Comment