Asyik, Mei 2024 Ini Taman Budaya Yogyakarta Mulai Gelar Lagi Pentas Rebon, Cek Jadwalnya
WARTAJOGJA.ID : Pentas Rebon adalah kegaiatan pertunjukan dengan menampilkan seni Kethoprak, Teater, dan Dagelan Mataram yang diadakan oleh Taman Budaya Yogyakarta.
"Pentas Rebon Tahun 2024 merupakan event ke empat. Tahun pertama diselenggarakan pada tahun 2021 dengan sistem daring. Karena masih dalam suasana Covid-19," kata
Kepala TBY Purwiyati Senin 20 Mei 2024.
Purwiyati mengatakan Pentas Rebon
dilaksanakan secara daring dan non penonton selama 2 tahun (tahun 2021 – 2022). Mulai Tahun 2023 Pentas Rebon sudah terbuka untuk penonton umum.
Tahun 2024 ini Pentas Rebon Kembali digelar. Tiap Rabu Wage, selama setahun digelar sebanyak 5 kali. Pada tanggal 22 Mei 2024, 26 Juni 2024, 4 September 2024, 9 Oktober 2024, 13 November 2024 . Berbasis Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan harapan dapat menggali potensi dan meregenerasi seniman-seniman dari Kabupaten/Kota.
"Group ataupun seniman yang terlibat adalah rekomendasi tim Penyusun Materi dari masing-masing seni," kata
Purwiyati.
Pemilihan tema mengacu pada Hari Besar Nasional atau pun isu social yang sedang banyak diperbincangkan oleh masyarakat.
Bulan ini Pentas Rebon digelar pada tanggal 22 Mei 2024 pukul 19.00 Wib di Gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, terbuka untuk umum dan gratis. Pertunjukan ini juga dapat disaksikan melalui channel Youtube Taman Budaya Yogyakarta.
Koordinator Dagelan Mataraman, Edo Nurcahyo menambahkan kemasan penampilan nantinya akan dibuat menarik agar masyarakat suka. Kolaborasi seniman senior dan junior juga dilakukan agar regenerasi Dagelan Mataraman di Jogja bisa berjalan dengan baik.
"Teman-teman tampil 40 menit dan akan membawakan hal menarik. Kami sertakan seniman senior untuk mengatrol anak-anak muda yang ada di Baskom. Harapan kami pertunjukkan nanti menjadi menarik untuk dinikmati," lanjutnya.
Hal senada disampaikan Koordinator Kethoprak, Sugiman, yang melihat bagaimana kesenian harus tetap bergerak mengikuti jaman agar tidak punah. Tapi tetap menurut dia, ada rasa yang harus dipertahankan dan tak boleh hilang.
"Ini yang kami tetap pastikan ada di seni Kethoprak. Pada 2000-an awal dulu regenerasi sempat terhenti, karena para senior dahulu sakleg dengan seni Kethoprak. Kemudian munculnya kethoprak muda, justru melahirkan genre baru. Kemudian ada tim pengembangan kethoprak yang nyambung dengan senior. Di Rebon ini, kami mencoba menyambungkan terus kethoprak agar tidak punah, menyatukan senior dan anak muda," tandas dia
Post a Comment