Luar Biasa! KB Gantari PRYAKKUM Ciptakan Ruang Kondusif Melalui Pendidikan Sekolah Inklusif
Suasana Kelompok Bermain (KB) Inklusif Gantari yang asyik bagi anak-anak penyandang difabel maupun non difabel. (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
WARTAJOGJA.ID - Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRYAKKUM) dengan dukungan SeeYou Fondation Netherland menyelenggarakan Ngabuburit bareng GANTARI. Acara ini dilaksanakan di Pusat Rehabilitasi YAKKUM pada Rabu (27/3/2024). Acara ngabuburit ini juga sekaligus menjadi ceremony peresmian Kelompok Bermain (KB) Inklusif Gantari yang dilakukan oleh Insan Yudanarto ST M Pd selaku Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan serta Isti Lanjari sebagai Kepala HRD Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
Acara ini dihadiri oleh Pemerintah Kalurahan setempat dan kurang lebih 80 orang tua anak usia 2 hingga 5 tahun serta masyarakat umum.
Sejak tahun 2021, Pusat Rehabilitasi YAKKUM melalui unit Pendidikan mulai menggagas terbentuknya Kelompok Bermain (KB) Inklusif Gantari yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini berkebutuhan khusus dan non berkebutuhan khusus tanpa membedakan latar belakang agama, sosial, budaya, ekonomi dan kondisi anak.
Kepala HRD PRYAKKUM, Isti Lanjari menyatakan bahwa sekolah inklusif ini memiliki moto Inklusif, Menyinari dan Menginspirasi. Kurikulum yang digunakan mengacu pada kurikulum merdeka dengan tetap menyesuaikan kemampuan masing-masing individu pada anak. Terdapat kelas inklusi, kelas bermain outdoor dan indoor, serta kelas individual bagi anak berkebutuhan khusus yang bertujuan untuk memberikan stimulasi lebih pada motorik dan sensoriknya.
"Saat ini, KB Inklusif Gantari memiliki siswa siswi kurang lebih berjumlah 20 anak (14 anak non berkebutuhan khusus dan 6 anak berkebutuhan khusus)," ujar Isti.
Melalui acara Ngabuburit bareng Gantari ini, Isti menganggap jika Pusat Rehabilitasi YAKKUM berupaya memberikan edukasi masyarakat pendidikan inklusi, tahap perkembangan anak, stimulasi dan pengasuhan anak usia dini melalui penyelenggaraan Talkshow berjudul “Inklusif, Menyinari, Menginspirasi”.
Dalam Talkshow tersebut, menghadirkan Dokter Spesialis Anak, Psikolog Anak, Akademisi Sekolah Inklusif dan beberapa testimoni dari Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus. Pihaknya menggarisbawahi bahwa sejak tahun 2021, PRYAKKUM mulai membuka KB Inklusif Gantari dengan dukungan SeeYou Foundation. Sekolah ini didirikan bertujuan untuk bisa mendidik anak-anak agar dapat mengenal inklusivitas sejak dini.
"Tujuan utamanya adalah mengenalkan anak sejak dini terkait pendidikan inklusi, bagaimana cara berbagi, menolong dan melihat perbedaan sejak dini. Pesan saya terhadap pada orang tua, jangan takut untuk menyekolahkan anaknya di sekolah inklusif karena disabilitas tidak menular," tegasnya.
Berbicara soal pendidikan inklusivitas, Ketua Departemen PLB UNY, dr Sukinah M Pd menilai bahwa filosofi dari seluruh lembaga, sekolah maupun komunitas adalah menerima tanpa adanya diskriminasi. Ketika menyinggung soal inklusif adalah di mana pendidikan yang menerima kesempatan untuk berinteraksi, bersosialisasi dan juga saling belajar satu sama lainnya.
"Jadi salah satu yang paling penting dari pendidikan inklusif adalah menerima keberagaman dan perbedaan, juga memberikan kesempatan berbahagia bersama yang sama dengan teman sebayanya. Nah, salah satunya yang ada di kota Yogyakarta adalah KB Gantari ini," jelas Sukinah.
Sekolah Inklusi ini, Sakinah mengungkap, cukup jelas bisa saling melengkapi bahwa semua anak punya kekhasan yang berbeda. Keuntungannya dari sisi orang tua misalnya, harus selalu bersyukur karena setiap anak punya keunikan. Dengan bersama-sama mengamanahkan anak-anak belajar lebih dini tentang keberagaman, anak-anak tidak selalu menghadapi sesuatu yang seragam dan mereka akan banyak belajar tentang value dan karakter dari anak tersebut.
"Anak kita akan jadi role model untuk anak yang lain ketika anak kita tidak ada masalah. Jadi tidak perlu takut untuk menyekolahkan anak di sekolah inklusi," tuturnya.
Salah satu orang tua wali murid yang juga sekaligus penyandang difabel tuna daksa, Trimah berkeinginan menyekolahkan anaknya di KB Gantari ini lantaran bisa memberikan kesempatan baik kepada anaknya dalam hal bersosialisasi dengan anak-anak difabel dan non difabel. Tentunya pihaknya yang juga menyandang sebagai difabel, ingin buah hatinya merasakan kebersamaan dengan anak-anak dari berbagai latar belakang.
Orang Tua atau wali murid sekaligus penyandang difabel tuna daksa, Trimah. (Foto: Hendro SB/Warta Jogja)
"Motivasi utama saya adalah bisa menyekolahkan anak saya di KB Gantari ini agar bisa bergaul dengan anak-anak lainnya yang non difabel atau yang utama adalah difabel. Kita kan dilahirkan semua sama hanya bentuknya yang berbeda-beda, maka sebenarnya perbedaan itu indah kan, ya itulah inklusivitas di lingkup pendidikan," pesan Trimah menutup pembicaraan. (*)
Post a Comment