SMK-SMTI Yogyakarta Gelar MGBK, Dorong Guru BK Miliki Database Siswa Yang Siap Masuk Dunia Kerja
WARTAJOGJA.ID : Sekolah Menengah Kejuruan- Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK-SMTI) Yogyakarta menggelar kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dalam menyambut Tahun Ajaran 2024/2025.
Kegiatan yang dipusatkan di Aula SMK-SMTI pada Selasa 27 Februari 2024 itu diikuti sekitar 57 guru Bimbingan Konseling dari sekolah SMP di wilayah Kota Yogyakarta.
Sarman selaku Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK-SMTI Yogyakarta menjelaskan MGBK ini sebagai upaya sekolah memberikan fasilitas kegiatan dalam bentuk pengabdian masyarakat SMK-SMTI Yogyakarta dalam bidang pendidikan.
"MGBK ini untuk meningkatkan brand awareness ke sekolah-sekolah yang ada di Yogya, yang mungkin masih belum tersosialisasi tentang SMK-SMTI Yogyakarta sebagai satu satunya sekolah kejuruan di area Jawa -Bali yang dibawahi langsung Kementrian Perindustrian dan memiliki jejaring luas dengan dunia industri untuk serapan tenaga kerja," kata Sarman.
Sarman menuturkan, memberikan fasilitas kegiatan MGBK sedianya telah dimulai pada 2023 silam namun sasarannya baru di wilayah Kota Yogyakarta. Pada tahun 2024 ini, memfasilitasi kegiatan MGBK diperluas untuk menyasar Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Dalam kegiatan ini melibatkan peserta utama Guru BK karena yang lebih kerap berhubungan secara non akademik dengan para siswa di sekolahnya.
"Harapannya masing masing Guru BK dari kegiatan ini bisa segera memiliki database tentang para siswanya, terutama yang berasal dari keluarga tak mampu dan mengalami keterbatasan finansial untuk melanjutkan kuliah, agar bisa masuk ke sekolah ini dan terserap bekerja di dunia industri," kata Sarman.
Sarman menuturkan, SMK-SMTI yang sudah ada sejak tahun 1946 dulunya merupakan sekolah kedinasan yang kemudian dibawahi langsung Kementerian Perindustrian.
Sekolah ini memiliki tiga konsentrasi keahlian yaitu Teknik Kimia Industri, Kimia Analisis dan Teknik Mekatronika. Tahun ini rencananya menambah konsentrasi keahlian baru yaitu Industri Baja.
"Dengan ketugasan di bawah Kementerian Perindustrian, setiap tahun SMK-SMTI Yogyakarta diwajibkan pemerintah dapat menyalurkan minimal 80 persen anak didiknya ke dunia industri maksimal 6 bulan setelah lulus," kata dia.
Pada tahun 2023 lalu, target serapan tenaga kerja sekolah itu mencapai 92 persen dari 272 siswa yang diluluskan diterima bekerja di kawasan industri tanah air seperti Cikarang, Karawang, Bekasi, Tangerang dan Cilegon.
Sarman mengungkapkan, sejumlah mitra perusahaan langganan yang merekrut lulusan SMK-SMTI Yogyakarta tiap tahunnnya antara lain Arnotts, Forisa, Daihatsu, Toyota, Denso, Aica, Timur Raya, Propan, Inti Ganda, Alkindo, dan masih banyak lagi.
Bahkan, mulai tahun ini, kata Sarman, perusahaan Krakatau Posco (grup Krakatau Steel) telah memesan satu kelas khusus berisi 36 siswa agar diberi pendidikan oleh SMK-SMTI Yogyakarta sesuai kurikulum yang link and match dengan industri yaitu kelas Industri Baja.
"Lulusan kelas khusus pesanan Krakatau Posco ini nanti akan diseleksi final pihak Krakatau Posco, kami hanya mempersiapkan siswa menguasai materi sesuai kebutuhan industri di sana," ujar Sarman.
Sarman menuturkan, dengan jejaring luas dunia industri inilah, kegiatan MGBK di SMK-SMTI Yogyakarta diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Yogyakarta. Agar anak didiknya dapat dipersiapkan sedini mungkin menghadapi dunia kerja ketika mengalami keterbatasan dalam mengakses jenjang SMA dan perguruan tinggi.
Pendaftaran masuk sekolah ini untuk tahun ajaran 2024/2025 sendiri telah dibuka yakni jalur vokasi industri atau jarvis yang dimulai pada 1 Februari hingga Mei 2024 nanti.
"Setiap tahun kami hanya menerima kuota 288 siswa yang dibagi dalam tiga konsentrasi keahlian, di mana setiap konsentrasi keahlian ada tiga kelas. Namun sesuai permintaan Menteri Perindustrian, kuota tahun ini bisa ditambah sehingga ada kelas khusus berisi 36 siswa, sehingga total siswa yang diterima tahun ajaran ini menjadi 360 siswa," kata Sarman.
Sarman mengatakan, karena SMK-SMTI Yogyakarta di bawah naungan Kementerian Perindustrian, biaya pendidikannya pun terbilang sangat terjangkau. Sehingga dapat diakses berbagai kalangan terutama keluarga tak mampu.
"Dalam satu semester iuran sekolah siswa hanya Rp. 600.000, namun mereka sudah mendapatkan berbagai fasilitas dan jaminan jejaring industri yang luas," kata dia.
Adapun berkaca dari pengalaman sebelumnya, rata rata siswa yang bersekolah di SMK SMTI Yogyakarta sebanyak 90 persen dari dalam DIY dan 10 persen dari luar DIY.
Info lebih lanjut dapat dicek di laman resmi SMK SMTI Yogyakarta.
(***)
#SMK SMTI
Post a Comment