Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya
WARTAJOGJA.ID : Penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) tahun 2024 ini mengalami perubahan.
Tidak hanya pada waktu dan tempat pelaksanaannya yang berubah, tapi konsep penyelenggaraannya pun tidak seperti biasanya.
Koordinator Bidang Acara PBTY 2024, Subekti mengungkapkan, perubahan pada waktu dan tempat pelaksanaan PBTY ke-19 kali ini dikarenakan bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu.
“PBTY tahun ini berbeda dari yang sebelumnya," kata Subekti usai bertemu Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta Kamis 15 Februari 2024.
Subekti mengungkan jika biasanya PBTY dilaksanakan antara perayaan Imlek hingga puncaknya di perayaan Cap Go Meh, tahun ini baru akan dilaksanakan tanggal 4-10 Maret 2024.
Lokasinya pun bukan di Ketandan tapi dipindah ke bangunan Perkumpulan Budi Abadi di Bintaran Wetan.
Mengenai tema PBTY 2024 ini, Subekti mengatakan, panitia mengangkat tema ‘Lestari Budaya bagi Negeri’.
Meski secara keseluruhan penyelenggaraan PBTY 2024 masih ada kesamaan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun terdapat juga perbedaan yang sangat menonjol.
Jika penyelenggaraan PBTY sebelumnya dulu banyak kesenian yang ditampilkan, tahun ini sisi edukasi lebih ditonjolkan.
“Tahun ini kami perbanyak edukasinya, ada enam space seperti museum dan ruang pameran, jadi nanti banyak hal-hal terkait kebudayaan Tionghoa yang kami suguhkan melalui acara ini kepada masyarakat," kata dia.
Contoh bentuk edukasinya, akan ada sarasehan, yang salah satu temanya membahas batik Peranakan.
Subekti menambahkan, pada ruang-ruang pamer juga akan menampilkan budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat.
Seperti kesenian Barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, dan masih banyak budaya lainnya. Selain menampilkan melalui PBTY 2024, edukasi budaya Tionghoa ini juga akan disebarluaskan melalui media sosial.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, PBTY merupakan agenda tahunan di DIY yang levelnya sudah nasional, bahkan internasional.
PBTY juga menjadi salah satu event yang unggul dan prioritas di DIY.
“Melalui upaya edukasi yang akan dilakukan ini, menjadi bagian dari momen penting semakin menguatkan identitas budaya Yogyakarta,"
"Mungkin selama ini masyarakat mengenal PBPT hanya pasar malamnya saja, sehingga melalui PBTY tahun ini kita bisa eksplor lebih jauh lagi bagaimana budaya peranakan Tionghoa Mataram," imbuh dia.
Post a Comment