Bawaslu DIY Ajak Mahasiswa UNU Menyukseskan Pemilu 2024 Melalui Pengawasan Partisipatif
WARTAJOGJA.ID -- Dalam rangka persiapan pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024, Bawaslu RI menyelenggarakan kegiatan “Bawaslu Ngampus: Peran Mahasiswa dalam Pengawasan Partisipatif Menuju Sukses Pemilihan Umum Tahun 2024” di Universitas Nahdhatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat, Dowangan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta (15/11/2023). Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 500 orang mahasiswa angkatan 2023 yang secara antusias memadati aula lantai 5 UNU Yogyakarta. Anggota Bawaslu D.I. Yogyakarta Umi Illiyina hadir sebagai salah satu narasumber pada kegiatan tersebut dan menyampaikan materi terkait Peran Mahasiswa dalam Pengawasan Partisipatif pada Pemilu 2024.
“UNU menjadi lokasi pertama dari rangkaian kegiatan Bawaslu Ngampus di DIY, teman-teman patut berbangga,” ungkap Umi dalam sambutannya. Kehadiran mahasiswa angkatan 2023 yang merupakan kalangan pemilih pemula di Pemilu 2024 mendatang dirasa tepat agar mereka dapat memahami makna, tujuan, dan mekanisme pelaksanaan pemilu di Indonesia. “Jumlah pemilih generasi Z seusia teman-teman mahasiswa adalah 432.568 orang atau sekitar 15 persen dari 2,8 juta Daftar Pemilih Tetap DIY. Artinya, teman-teman memegang peran yang penting dalam Pemilu 2024 mendatang,” tegas Umi. Sesuai dengan amanat Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pengawasan Partisipatif, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam pengawasan partisipatif dengan menyalurkan hak pilihnya, melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih terutama melalui pemanfaatan teknologi digital, serta turut andil melakukan pengawasan pada setiap tahapan pemilu dan melaporkan kepada pengawas pemilu jika menemukan dugaan pelanggaran yang berpotensi mencederai integritas proses dan hasil pemilu.
Kegiatan ini turut menghadirkan Sekretaris Eksekutif UNU Yogyakarta Suharti dan Moch. Edward Trias Pahlevi dari Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) sebagai narasumber. Suharti meminta mahasiswa untuk menggunakan media sosial secara bijak dengan meminimalisir konten negatif dan membantu mengawasi kecurangan pemilu. Senada dengan Suharti, Edward mengajak mahasiswa untuk jeli melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi yang berkaitan dengan pemilu karena sangat rawan akan hoaks.
Post a Comment