Wujudkan Profil Lulusan Adaptif, FTI UII Terapkan Kurikulum OBE
WARTAJOGJA.ID : Menghadapi revolusi industri 5.0 yang ditandai dengan adanya persaingan ketat dan dan arus informasi yang semakin pesat. Indonesia dituntut untuk bersiap agar mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara lainnya.
Ketua Program Studi Teknik Industri Program Magister, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, mengemukakan saat ini FTI UII mengimplementasikan perkuliahan menggunakan kurikulum OBE alias
Outcome Base Education.
"Kurikulum ini didesain sesuai dengan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan," ujar Winda dalam diskusi media Sabtu, 30 September 2023 di Talun Eastery, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Kurikulum tersebut, kata Winda, dibangun melalui diskusi dengan stakeholder internal dan eksternal, di antaranya, industri, lulusan, dosen, dan alumni.
“Jadi masukan dari industri, alumni, dan eksternal kita rangkum menjadi profil lulusan dan selanjutnya dirangkum menjadi capaian pembelajaran lulusan. Capaian pembelajaran lulusan (CPL) ini kemudian kita desain yang merupakan janji kami kepada stakeholder,” terang Winda.
"Kami berusaha sebaik mungkin membangun link and match yang kami masukkan dalam proses pembelajaran kurikulum," kata Winda.
"Jadi kalau mahasiswa yang kuliah tempat kami, kami janjikan bahwa mereka akan punya kemampuan kalau kita punya delapan capaian pembelajaran lulusan ini," kata dia.
Jadi CPL selalu diukur, Capaian Pembelajaran mata kuliah diukur. Nah, dari situ kita akan tahu bagaimana bahwa kami berharap dengan proses ini, itu kami bisa memenuhi bagaimana harapan stakeholder.
Winda menyatakan bicara dari prespektif manajemen, review kurikulum harus dilakukan secara berkala, maksimum 4 tahun sekali. Untuk melihat perkembangannya.
"Nah, kalau capaian pembelajaran lulusan tadi, itu berganti berbarengan dengan kurikulum, tetapi capaian pembelajaran mata kuliahnya itu kita bisa rubah tiap semester. jadi kalau misal sekarang tidak relevan, semester depan kita ubah bisa," terang Winda.
"Jadi kita sekarang kalau kurikulum baru yang sebenarnya mau kita implementasikan September ini, itu sudah mengikuti proses itu, kurikulum kita saat ini lebih ke industri 5.0 termasuk melihat masa depan dengan data,"
Sebenarnya data itukan menunjukkan sesuatu, bagaimana kita melihat data kemudian memprediksikan masa depan.
"Tapi sayang dengan keluarnya Permen 53 2023 ini nampaknya harus kita tunda tapi insyaallah kita akan revisi melakukan adjusment seperlunya tahun depan kita akan launching kurikulum yang baru dengan skema tadi. kita usahakan awal tahun depan," kata Winda.
Winda menjelaskan di Program Magister Teknik Industri UII lebih menekankan agar mahasiswa bisa menjadi Data Storyteller. “Data Engeener jago mengumpulkan data, membuat data base. Data Scientist membuat grafiknya, dianalisis. Cuma ketika ditanya what next? Tidak tahu,” kata Winda.
Karena itu, pembelajaran di MTI UII ditekankan agar mahasiswa paham betul integralnya. Sebab kalau mahasiswa menguasai integral, maka mereka akan tahu data. Di antaranya, empat peserta double degree di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). Mereka adalah Zakka Ugih Rizqi, Anindya Agripina Hadyanawati, Muhammad Naufal Alfareza, dan Palmy Rawinda Meliala.
Masukan dari alumni, seperti diungkapkan Ir H Hurisal Jamhur MM, yang kini menjadi seorang pengusaha. Hurisal Jamhur mengatakan tahun 1990-an, lulusan Teknik Industri jago dalam improvement pekerjaan , improvement dunia usaha, improvement sistem.
“Tetapi saat ini terbalik. Orang Teknologi Industri adalah user dari improvement yang dikembangkan oleh orang IT (Information Technology). Mereka jago membuat sistem, membuat aplikasi (ini dulu jagonya orang Teknik Industri sekarang kemampuan itu tergantikan oleh orang IT,” kata Hurisal.
Hurisal menyarankan agar Magister Teknik Industri UII perlu membekali mahasiswanya dengan kemampuan mengolah big data hingga membuat sebuah keputusan. “Ini yang perlu ditekankan pada progam Magister. Sebab mereka kuliah yang lebih menekankan pada analisis,” kata Hurisal.
Diketahui ada sebanyak 11 orang lulus dari Program Studi Teknik Industri Program Magister, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) merupakan produk kuliah dalam jaringan (Daring).
Mereka juga mendapatkan pendidikan di MTI UII dengan kurikulum OBE yang unggul dan kompeten di bidang ilmu yang dimilikinya.
Salah satu lulusan, Indrawan Wicaksono mengisahkan saat masuk kuliah pertama tahun 2022 ada pandemi Covid-19. Ada pembatasan mobilitas orang sehingga kuliah dilaksanakan secara online dan berbagai kendala harus dihadapi.
Sebelas lulusan adalah Aniya Maulani, Harlinda Rasvi Nabela, Rian Fernandi, Indrawan Wicaksono, Muhammad Arul Zaini, Nur Rochman Wibisono, Muhamad Nugraha, Zatrian Perdana, Muhammad Daffa Ulil Abshar Chan, Dimas Rahutomo, dan Gisya Amanda Yudhistira. (Cak/Rls)
Post a Comment