News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Soroti Isu Pangan dan Perdamaian, Hari Pangan Sedunia dan Festival Kebangsaan Digelar Kevikepan Yogyakarta Barat Di Ganjuran

Soroti Isu Pangan dan Perdamaian, Hari Pangan Sedunia dan Festival Kebangsaan Digelar Kevikepan Yogyakarta Barat Di Ganjuran



WARTAJOGJA.ID : Kevikepan Yogyakarta Barat sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang, menyikapi Tahun Politik 2024 dengan menghidupi semangat gerak Gereja bersama masyarakat “Bersatu dan Bersinergi demi Indonesia Damai”. 

Hal ini ditempatkan dalam alur perwujudan Arah Dasar VIII KAS “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah”. Upaya mewujudkan Indonesia damai, diwujudkan dalam aneka kegiatan agar masyarakat tidak dipolarisasi atau dipecahbelah oleh kepentingan politik sesaat karena Pemilu. 

Dengan semboyan “100% Katolik, 100% Indonesia”, Festival Kebangsaan Kevikepan Yogyakarta Barat yang terlaksana 28-29 Oktober 2023 di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran menjadi salah satu upaya untuk menghidupkan terus semangat cinta tanah air dan kepedulian bagi bangsa.  


Vikep Yogyakarta Barat Romo AR. Yudono Suwondo, Pr 

Vikep Yogyakarta Barat Romo AR. Yudono Suwondo, Pr dalam kesempatan itu mengatakan ada dua hal krusial yang diangkat dalam perhelatan itu.

"Dalam semangat kebangsaan salah satu yang paling besar yang punya pengaruh adalah soal pangan, maka sebagai Putra Bangsa kita selain harus berpikir tentang kebangsaan, kesatuan, dan kebhinekaan kita juga harus berpikir tentang pangan," kata Romo Yudono Minggu 29 Oktober 2023.

Ia mengatakan karena kesejahteraan itu sangat penting sebagai bagian kemanusiaan. Tanpa kesejahteraan kita akan menjadi bangsa yang sangat-sangat bengis.

"Kesejahteraan sangat penting maka kaitan antara pangan dan kedamaian itu sungguh sangat diutamakan di sini, dan Paus sendiri telah mengingatkan, apa dengan situasi krisis dunia ini dengan mengajak semua orang Gereja Katolik untuk terus-menerus berpikir tentang orang-orang yang menjadi korban dalam perang," kata Romo Yudono.

"Paus menangis dan juga berusaha keras dengan aneka macam cara dan dia berpikir orang-orang yang terkena imbas dari perang itu mereka kelaparan, mereka tidak bisa makan, siapapun mereka,  Paus meminta kita semua membantu mereka semua yang lapar, anak-anak yang tidak punya, yang kehilangan segalanya akibat krisis," kata Romo Yudono.

Panitia Pelaksana HPS & Festival Kebangsaan Kevikepan Yogyakarta Barat dalam siaran persnya menyatakan bersama dengan Komisi Liturgi, Komisi Komsos, Komisi PK3, Komisi Pendidikan, Komisi Kepemudaan, dan Komisi PSE, kita diajak untuk menjadi warga Gereja Katolik sekaligus warga negara yang menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]. 

Sebagai umat katolik, kita tidak terpisah dengan suka duka NKRI. Hal ini secara pro aktif diperjuangkan dengan mewujudkan kasih politik yang didasarkan pada empat konsensus berbangsa, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan pengikat kesatuan bangsa. 
Festival ini merupakan perayaan umat Katolik untuk menyemarakkan dan menyambut pesta demokrasi yang sedang dipersiapkan. 

Oleh karena itu, festival yang digagas lebih mengarah kepada unsur gerejawi dan kebangsaan. 

Beberapa kegiatan pembekalan bidang liturgi yang telah dilakukan sebelumnya ditindaklanjuti untuk memeriahkan perayaan ini. Karena itu, kegiatan festival diisi beberapa kegiatan seperti festival paduan suara, mazmur, film pendek, tata hias altar, seminar HPS, seminar kebangsaan, dan menjadi ruang menampilkan UMKM dari Kevikepan Yogyakarta Barat. 

Penampilan UMKM ini didukung oleh stand umum dan stand produk unggulan Paroki, dengan peserta lebih dari 100 UMKM, menjadi kesempatan memeriahkan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).  

Dengan mengusung semangat kearifan lokal yang menitikberatkan pada ketahanan pangan lokal, Festival Kebangsaaan dan Peringatan HPS Kevikepan Yogyakarta Barat mengambil tema Si Vis Pacem Para Panen.

 Artinya, jika engkau menginginkan kedamaian, sediakanlah roti. Tema ini erat kaitannya dengan persoalan ketersediaan pangan yang disebabkan oleh beberapa aspek, termasuk iklim, yang dapat memicu persoalan. 

Kita didorong untuk sadar dampak perubahan iklim dan berbenah dengan mencari dan menghidupi semangat alternatif, artinya mencari sumber pangan dari bahan lain. Adanya gelaran UMKM dari Kevikepan Yogyakarta Barat, selebrasi, dan edukasi pangan diharapkan membuat masyarakat bergerak menuju kebaruan pangan.  
Perpaduan dua kepentingan ini terwujud sinergis sebagai kegiatan berkesinambungan antara kesejahteraan dan kedamaian. 

Jika dalam masyarakat mengalami sejahtera dan tercukupi dalam hal pangan, niscaya tercipta kedamaian. Dengan kata lain, “Kesejahteraan menjadi syarat untuk merasakan kedamaian, baik damai dalam diri, dengan sesama, ataupun secara kolektif. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment