Mahasiswi Baru Tewas Terjatuh Dari Lantai 4, Dugaan Bunuh Diri Menguat
WARTAJOGJA.ID: Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial SM, 18 tahun, meninggal dunia setelah jatuh dari lantai empat university residence (Unires) putri UMY, Pedukuhan Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul Senin 2 Oktober pukul 06.15 WIB.
Mahasiswi yang berasal dari Desa Jagabaya II, Kecamatan Way Halim, Kabupaten Bandar Lampung itu tercatat masih duduk di semester satu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol).
Kepala Urusan Hubungan Masyarakat UMY Hijriyah Oktaviani menyatakan masih mengumpulkan data-data terkait kejadian itu.
"Saat ini kami masih mengumpulkan informasi terkait kejadian tersebut, akan kami sampaikan setelah informasinya valid dari beberapa pihak," kata Ria, sapaan Hijriyah Oktaviani kepada wartawan Senin.
Adapun Kepala Seksi Humas Polres Bantul Inspektur Satu I Nengah Jeffry menyatakan pihaknya telah menerima laporan kejadian mahasiswi UMY yang jatuh dari asrama tersebut.
Dari olah kejadian perkara dan keterangan sejumlah saksi yang dihimpun di lokasi, menguat dugaan mahasiswi tersebut melakukan aksi bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 asrama putri tersebut. Tubuh korban sempat membentur genting dan lantai konblok.
"Kejadian berawal ketika salah satu saksi bernama Ustad Talkis Nurdiyanto yang mengerjakan tugas di ruangan Kantor Gedung Y lantai dasar asrama itu mendengar sesuatu terjatuh di luar," kata Jeffry.
Saksi saat itu langsung keluar mengecek dan mendapati korban dalam posisi tertelungkup. Kemudian saksi mencoba melihat kondisi korban namun tidak ada respon. Setelah itu saksi meminta bantuan petugas kebersihan asrama bernama Sugeng memindahkan korban di atas di meja ruang belajar bersama lantai dasar asrama itu.
Karena korban tak kunjung merespon, penjaga keamanan asrama itu, Irwan menelpon ambulance. Namun karena ambulance tidak kunjung datang, maka korban segera dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman menggunakan mobil pribadi milik saksi.
Sesampai di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, hasil pemeriksaaan denyut nadi korban saat itu masih ada. Namun selang 10 menit kemudian, saksi mendapat kabar jika korban sudah meninggal dunia.
"Korban meninggal dengan kondisi luka luka di kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan," kata Jeffry.
Dari hasil pemeriksaan polisi kepada para saksi termasuk teman sekamar korban, dugaan bunuh diri dari kejadian itu menguat.
"Dugaan sementara korban mengalami depresi," kata Jeffry.
Sebelum kejadian itu, malam harinya saksi sempat meminum obat sakit kepala merek Bodrex sebanyak 20 biji sekaligus. Hal ini diperkuat dengan temuan bekas bungkus obat sakit kepala itu di kamar korban.
Dari keterangan teman korban, sebelum kejadian itu korban juga sempat berteriak teriak sendiri di kamar dan menangis histeris. Saat itu para rekannya membawan korban ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis. Hasilnya puluhan obat sakit kepala yang diminum korban sekaligus berhasil dimuntahkan.
"Sebelum kejadian korban sempat mengirim voice note (aplikasi perekam suara di aplikasi WhatsApp) kepada rekannya, di situ korban menyatakan keinginannya mengakhiri hidup," kata dia.
Dan setelah kembali ke asrama pagi harinya, korban yang tidur di salah satu kamar di lantai 4 diketahui sudah jatuh ke lantai dasar.
Jefrry pun menambahkan, dari pemeriksaan rekannya di asrama, korban sempat bertanya tentang peluang hidup jika jatuh dari lantai 4.
"Korban pernah bertanya kepada temannya, 'Kalau lompat dari lantai 4 itu kira kira mati atau tidak?'" ujar Jeffry menirukan. (Cak/Rls)
Post a Comment