News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anggota MPR RI Cholid Mahmud Ajak Sematkan Nilai Pancasila Jalani Hidup Berdemokrasi

Anggota MPR RI Cholid Mahmud Ajak Sematkan Nilai Pancasila Jalani Hidup Berdemokrasi


Anggota MPR RI asal Yogyakarta Cholid Mahmud saat kegiatan serap aspirasi yang digelar di Aula Balai Kalurahan Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta, Selasa (17/10/2023). ist

WARTAJOGJA.ID : Anggota MPR asal Yogyakarta Cholid Mahmud menyambangi masyarakat dalam kegiatan serap aspirasi yang digelar di Aula Balai Kalurahan Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta, Selasa, 17 Oktober 2023 malam.

Cholid dalam kesempatan itu mengajak masyarakat tetap menghayati dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam menjalani hidup berdemokrasi di Indonesia.

Hal ini lantaran Indonesia merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi. Artinya pemerintahan berasal dari rakyat, oleh  rakyat dan untuk rakyat. Rakyat berdaulat atas negara.

"Sehingga dalam menjalankan demokrasi Indoensia tidak semata mengacu pada logika demokrasi tetapi melandaskan proses berdemokrasi tersebut pada sebuah nilai, yaitu Pancasila," kata Cholid yang juga anggota Komite III DPD RI dari Dapil DIY itu.

Demokrasi Pancasila yang dimaksud, lanjut Cholid, adalah demokrasi yang dilaksanakan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Pada praktek sistem demokrasi Pancasila seringkali menemui persoalan. Dampaknya mengganggu tata kelola pemerintahan negara yang potensial mengganggu demokrasi Pancasila.

Setidaknya ada empat hal yang menganggu yakni, pertama soal korupsi. Saat ini korupsi meraja lela saat ini. Kejadiannya tidak di tempat tertentu saja, tetapi di hampir setiapl level pemerintahan, secara vertikal sejak dari pemerintahan pusat sampai ke daerah. 

Korupsi juga terjadi melanda hampir semua unit kerja. "Kondisi yang korupif ini berdampak macam-maca; merusak lembaga-lembaga demokratis, mengurangi kepercayaan publik, dan merusak distribusi sumber daya yang adil," jelasnya.

Kedua, polarisasi politik. Keterbelahan politik terjadi di tengah masyarakat karena pilihan politik. Hal ini mengakibatkan munculnya ketegangan sehingga dapat menghambat kemampuan untuk mencapai kesepakatan dan kerjasama yang diperlukan.

Ketiga, ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Kondisi ini memicu ketegangan sosial dalam masyarakat karena dimungkinkan adanya faktor iri kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yajg terlihat lebih sejahtera secara mencolok mata. "Ini dapat mengganggu representasi politik yang seimbang dan menyebabkan kepentingan kelompok tertentu mendominasi," katanya.

Keempat, keterbatasan kebebasan berbicara. Fakta beberapa orang yang kritis ditekan agar tidak leluasa menyampaikan pendapat. "Mereka, para tokoh agama atau figur yang krtis, kerap mendapat semacam persekusi dan kriminalisasi.  "Pembatasan terhadap kebebasan berbicara seperti ini, baik oleh pemerintah atau kelompok ekstrem, dapat merusak demokrasi," jelasnya.

Dalam diskusi bertema Sistem Demokrasi Pancasila ini dihadiri 160 orang. Peserta dari kalangan aktivis muda dan tokoh masyarakat. Hadir pula Boedi Dewantoro, seorang aktivis sebagai pembicara dalam acara ini. (Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment