Seminar Series dan Launching Buku Biografi Kemanusiaan Mengantar Purna Tugas Prof. Siswanto Masruri
WARTAJOGJA.ID: Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M.A. memasuki purna tugas. Mengantar masa purna tugas Prof. Siswanto Masruri, UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan acara seminar series dan launcing Buku berjudul “Biografi Kemanusiaan Siswanto Masruri-Ilmu untuk Keluarga, Bangsa dan Peradaban,” menghadirkan Narasumber, Prof. Rohmad Wahab, Ustadz Drs. H. Wijayanto, M.A., dan Prof. M.Abdul Fatah Santosa (Guru Besar Sosiologi Agama, UMS), bertempat di Gedung Prof. R.H.A., Soenardjo, S.H., Senin, 21/8/2023. Hadir pada agenda akademik kali ini, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H. Al Makin dan jajaran pimpinan UIN Sunan Kalijaga, Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini, dan Mantan Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo sebagai alumni UIN Sunan Kalijaga, kolega dan keluarga Prof. Siswanto Masruri.
Mengawali prosesi acara, Erham Budi Wiranto sebagai salah satu penulis
dan editor buku yang dilaunching menyampaikan pengantarnya tentang
penulisan buku Biografi Prof. Siswanto Masruri. Disampaikan Irham bahwa Buku
Biografi ini menonjolkan Biografi
kemanusiaan. Karena Prof. Siswanto dikenal sebagai pribadi yang humanitarian. Buku menampilkan tulisan tulisan
dari berbagai kalangan yang menyampaikan kesaksiannya. Dari sisi kemanusiaan dalam kesehariannya
Prof. Siswanto memberikan ketauladanan bagaimana berinteraksi, bagaimana membangun jejaring,
mempengarui orang lain dengan sangat baik. Prof. Siswanto juga menunjukkan
sebagai pribadi yang pembelajar dan tidak gengsi belajar kepada yang lebih
muda. Melalui Buku ini kita dapat belajar sebanyak banyaknya dari Prof. Siswanto.
Tentang keimuan, akademik, tata kelola lembaga,
manajemen keluarga, manajemen kebangsan, peradaban dapat dikaji dari kehidupan
sehari hari Prof. Siswanto. Mewakili
penulis dan editor Erham berharap, buku ini menjadi inspirasi, belajar menjadi anak bangsa yang teliti, tawaduk,
disiplin, menghargai sesama dan seterusnya dapat diresapi dari buku ini. Buku
setebal 608 halaman ini berisi karya dari puluhan penulis, di antaranya Sri
Suwartini dan Erhan Budi Wiranto sendir, dan di sunting oleh Dr. Adib Sofia dan
Waryani Fajar Riyanto, kata Erham.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H.
Al Makin dalam sambutannya antara lain
menyampaikan Prof. Siswanto Masruri dikenalnya sebagai pribadi yang sabar,
tenang dan sangat menginspirasi. Meskipun saat ini sudah purna tugas di kampus
UIN Sunan Kalijaga, keilmuan dan kebijakan Prof. Siswanto masih bisa dieksplore
lagi untuk kemajuan kampus lain, sehingga langsung didaulat untuk mempimpin
Program S3 di kampus UAD. Semoga bisa menjadi contoh Dosen dan para Guru Besar di kampus ini.
Setelah purna masih dapat mengembangkan keilmuannya di tempat lain.
Menurut Dekan Fakultas
Ushuluddin dan pemikiran Islam, Prof. Inayah Rahmaniyah, Prof. Siswanto menjadi
trademark dan benchmark fakultas, terutama sebagai sosok yang
menunjukkan bentuk nyata intergrasi interkoneksi, terutama Dari Wacana Diskursif menuju
Kolaborasi Praxis.
Sebagai pakar Studi Islam, Prof.
Siswanto Masruri mengembangkan kolaborasi untuk kemanusiaan di level praxis.
Beliau adalah gambaran seorang akademisi yang tidak hanya berhenti di ranah
teoritis-diskursif tetapi hadir membawa solusi konkrit yang bersifat empiris.
Dalam pandangan beliau, agama harus dapat menemukan bahasa yang tepat, sehingga
agama bisa benar benar berperan sebagai motivatif, inovatif, sublimatif dan
integratif yang membimbing masyarakat Indonesia melalui jalan Sirotol Mustaqim,
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayah dari tiga putra ini meyakini bahwa
dengan komunikasi yang baik maka hal-hal yang rumit menjadi simpel dan terang
benderang. Dengan komunikasi maka agama akan berfungsi positif mendorong
masyarakat beragama untuk berkolaborasi demi kebaikan Bersama.
Pentingnya membangun komunikasi
demi harmoni ditunjukkan juga dalam praktek kehidupan keluarga. Dalam berbagai
kesempatan, beliau selalu menekankan dan memberikan tauladan konkrit pentingnya
keluarga dalam membangun masyarakat yang berkeadaban. Kata Prof. Siswanto
Masruri, ilmu pengetahuan, karir, jabatan, harus berdampak meningkatkan kerja
sama dan memperkuat harmoni, baik di keluarga maupun masyarakat.
Prof. Siswanto Masruri juga dikenal
sebagai sosok pengayom, penengah, dan negosiator handal baik dalam interaksi sosial
yang bersifat daily life maupun dalam kehidupan politik. Skill
atau keahlian Prof. Siswanto Masruri dalam membangun komunikasi dua arah,
kemampuan menjadi pendengar yang baik, dan menemukan titik temu diantara mereka
yang tidak sepaham, menjadikannya selalu hadir menjadi penengah dan penjaga
perdamaian diantara berbagai komunitas atau bahkan dindividu yang berbeda
Tokoh yang pernah menjabat sebagai
Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2003-2006),
dan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama masa kepemimpinan Prof.
Musa Asyari ini menunjukan pentingnya kolaborasi yang harmonis bukan hanya
antara ranah teoritis dan kolaboratif, namun juga antara pikiran dan hati.
Pikiran dapat berkelana membangun mimpi, harapan, maupun diskursus teoritis
seluas semesta dan sebebas burung yang beterbangan menembus angkasa. Namun,
hati menjadi kendali agar bisa tetap membumi, rendah hati, dan dapat melihat
sisi baik dari orang lain atau hikmah dibalik sebuah ujian. Dengan kata lain,
komunikasi, kolaborasi, dan sikap saling menghargai menjadi dasar etika dalam
berinteraksi dengan sesama, agar harmoni dalam kehidupan selalu terjaga.
Sang pendiri Lembaga Pengkajian
Kerukunan Umat Beragama (LPKUB) Yogyakarta (1993-1996) ini bahkan menjadi
rujukan dalam mengkolaborasikan dan mengharmonisasikan penampilan dalam
berbagai even dan kesempatan. Karena Penampilannya selalu “prima” dan memperhatikan dengan
seksama keserasian outfit.
Sementara itu, sebagai salah satu
Mahasiswanya yang kini menahkodai Kabupaten Sleman, Dra. Hj. Kustini menyampaikan kesannya, bahwa Prof.
Siswanto Masruri merupakan Guru spiritualnya.
Karena didikan Pak Siswantolah Kustini berani menjadi bupati. Wajangannya, kalau
menjadi masyarakat kita hanya bisa menyisihkan sedikit untuk berbagi pada sesama.
Tetapi jika jadi pejabat bisa membuat kebijakan-kebijakan yang mensejahterakan
masyarakat banyak. Dan sampai kinipun, Prof. Siswanto masih memantau agar
Sleman selalu dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berpijak pada masyarakat
banyak. Lebih luas lagi, Keilmuan yang didapatnya dari kampus UIN Sunan
Kalijaga sangat bermanfaat untuk memimpin Sleman yang berbeda - beda, majemuk, namun
bisa menyatukan menjadi masyarakat yang bersatu, saiyek seko proyo membangun
Sleman, aku Kustini. Kecontohan Prof. Siswanto dalam hal protokol keluarga
esensial, dan bagus jika dicontoh dan diterapkan untuk mengelola pendidikan,
bangsa dan negara. Dari keluarga, berbicara yang baik baik, bersikap baik dan
berdoa yang baik-baik, meluas lagi di terapkan dalam dunia pendidikan dan
mengelola bangsa dan negara, imbuh Kustini.
Sementara itu pada seminar series
yang menghadirkan narasumber ustadz Wijayanto, Prof. Rohmat Wahab dan Prof. M. Abdul
Fatah Santosa, dipandu moderator Dr. Adib Sofia, diawali dengan dilantunkannya
Kidung Wayahe Turu Kepati oleh narasumber. Kidung ini mengisahkan keutamaan
melaksanakan Shalat Subuh dan mengaji, disaat banyak orang masih terlelap
tidur. Kebahagiaan hidup dan kemuliaan
di akherat akan dapat dicapai, jika seseorang taat dalam beribadah dan giat
dalam bekerja mengeksprorasi dan melestarikan alam semesta, sinkron dengan
wejangan-wejangan Prof. Siswanto Masruri.
Dalam paparannya, Prof. Rohmat
Wahab menyampaikan, sebagai sosok yang selalu tersenyum, sikap dan tindakannya
yang inklusif, kepemimpinannya membangun
keluarga yang harmonis, disiplin,
kebiasaan yang diciptakan dalam keluarga hingga putra-putranya depat meraih
karir yang bagus, menjadi contoh para guru besar lain dalam memimpin institusinya membangun keilmuan
dan universitas yang maju.
Didikan pesantren 11 tahun di
Gontor, belajar tentang kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, kelembutan
hati mengkristal pada kehidupan sehari hari Prof. Siswanto hingga dapat
mendidik dengan hati, menjadi orang tua, sekaligus motivator dan inspirator,
dan rujukan untuk semua muridnya. Itu
semua juga yang dapat menjadikan Prof. Siswanto selalu sehat. Menyatu dengan para pimpinan di kampus
UIN Sunan Kalijaga menjadikan UIN Sunan
Kalijaga sebagai kampus yang moderat, menjadi kampus yang mencerahkan,
dinamikanya luar biasa, menjadi contoh kampus lain dalam penerapan keilmuan
yang interdisipliner, transdisipliner dan multidisipliner.
Prof. Rohmat Wahab sependapat
dengan Prof. Siswanto Masruri, bahwa Ilmuwan itu lahir dari keluarga, menularkan
pada anak anak, baru menularkan ke luar untuk bangsa dan peradaban. Kondisi
masyarakat yang tidak seimbang, melenceng, tidak menjaga moral dan etika, asosial
berawal dari ruh keluarga yang hilang,
ungkap Prof. Rohmat Wahab.
Terinspirasi dari keberhasilan
Prof. Siswanto dalam memimpin keluarga, dan mengemban tugas menjadi pemomong di
kampus UIN Sunan Kalijaga, serta pentingnya keluarga, Ustadz Wijayanto memaparkan tentang kondisi
kebanyakan keluarga di Indonesia (banyaknya perceraian, perselingkuhan,
Hubungan jarak jauh, nikah lagi, kawin siri dan seterusnya). Hal ini terungkap
dari data: banyaknya orang berkonsultasi di El Khalam (Lembaga Konsultasi dan
Kajian Islam) yang di asuh Ustadz Wijayanto. Maka pihaknya mengapresiasi
pemikiran Prof. Siswanto bahwa ilmu itu untuk keluarga, bangsa dan peradaban.
Dimulai dari keluarga, maka peradaban Indonesia akan menjadi baik. Seperti
lagunya God bless, ungkap Ustadz
Wijayanto.
Sementara itu, Prof. Abdul Fatah
menjadikan kajian seminar series kali ini sebagai Refleksi. Ada lima yang bisa dipetik dari
pribadi Prof. Siswanto Masruri. Sebagai Uswah
Hasanah, musawah, adalah, manfaah, barokah. Sebagai Uswah Hasanah dalam arti global adalah Nabi
dan Rasul. Dalam arti lokal bisa Prof. Siswanto Masruri. Pak Sis dapat berperan sebagai
orang tua yang mendampingi hingga mencapai umur 70 tahun, dan ke depan masih
diberi kesempatan mendapingi. Takdir, nggak ada gangguan 40 tahun lebih menjadi
orang tua. Menjadi contoh keluarga yang lengkap. Musawah- sama. Manusia sama di mata Pak Siswanto. Adalah- memperlakukan secara adil. Moderasi
yang berbagi untuk meraih keadilan. Pak Sis bermanfaat untuk bangsa dilihat
dari berbagai testimoni dari muridnya.
Pak Sis juga memberikan manfaat dengan membantu universitas lain
mendirikan S2 dan S3. Pak Sis juga memberikan barokah-berkah-seperti bendungan,
lebih memberi manfaat, dan kebajikan yang berlimpah. Pak Sis menambah Tri
Dharma Perguruan Tinggi menjadi Panca Dharma, pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada masyareakat, ditambah
perpustakaan-produsen ilmu, serta penyempurnaan akhlaq. (Rls)
Post a Comment