News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pemberdayaan Pembelajaran Global: Program International Student Mobility Wujud Komitmen FBE UII Mondial

Pemberdayaan Pembelajaran Global: Program International Student Mobility Wujud Komitmen FBE UII Mondial



WARTAJOGJA.ID: Dalam rangka mendorong pertukaran lintas budaya dan memperkaya pengalaman pendidikan baik akademik maupun non-akademik, Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII memiliki rencana strategi yaitu melalui International Student Mobility (ISM).  

 

FBE UII saat ini sedang berupaya mengembangkan program internasionalisasi seluas-luasnya untuk dosen, tenaga kependidikan (tendik), dan mahasiswa. Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D, Dekan FBE UII menyampaikan bahawa, “Mahasiswa yang akan berangkat untuk melakukan program ISM akan membawa misi UII khususnya Fakultas Bisnis dan Ekonomika untuk melakukan globalisasi.”

Hal tersebut direalisasikan pada tahun ini yaitu salah satunya melalui keberangkatan 15 mahasiswa melakukan program ISM yang terbagi menjadi 6 mahasiswa Double Degree, 6 awardees IISMA (Indonesia International Student Mobility Award), 1 awardee International Credit Transfer (ICT), dan 2 mahasiswa Students Exchange.  

Universitas tujuan untuk mahasiswa double degree yaitu Saxion University, Belanda dengan masa studi 1 tahun atau 2 semester, dan Nanjing Xiaozhuang University, China dengan masa studi 2 tahun atau 4 semester. 

Untuk Program IISMA mahasiswa akan belajar satu semester di universitas tujuan. 6 awardees

IISMA FBE UII tahun ini berhasil diterima di University of Pennysylvania, Vytautas Magnus

University, Michigan State University, University of California Davis dan Universitas

Kebangsaan Malaysia. IISMA sendiri merupakan skema beasiswa Pemerintah Indonesia melalui

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) yang termasuk dalam program Kampus Merdeka atau MBKM. Tujuan dari IISMA sendiri adalah untuk mendanai program mobilitas belajar mahasiswa Indonesia ke universitas di luar negeri.

Selain itu, satu mahasiswa yang lolos menjadi awardee ICT akan berangkat ke De La Salle University, Filipina. ICT juga merupakan salah satu merupakan program dari Kampus Merdeka, Kemendikbud Ristek RI yang diperuntukkan untuk mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia. 

Terakhir untuk  2 mahasiswa yang mengikuti program exchange akan berangkat ke Universitas

Kebangsaan Malaysia (UKM) dengan lama studi 1 semester. UKM sendiri telah bermitra dengan UII sejak tahun 2001, sehingga ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan peluang kolaborasi dalam memfasilitasi mahasiswa untuk internasionalisasi.

Mengirimkan mahasiswa untuk belajar di universitas luas negeri tentunya akan dihadapkan dengan beberapa tantangan seperti kurikulum dan lini masa pembelajaran yang berbeda. Namun, FBE UII sangat terbuka dengan berbagai program-program dari internal ataupun eksternal seperti pemerintah yang memiliki tujuan pengembangan diri mahasiswa melakukan

Internasionalisasi, “FBE UII selalu berupaya untuk memfasilitasi dan mendampingi mahasiswa dalam proses internasionalisasi, hal ini sangat dibutuhkan untuk nantinya mempertahankan ranking universitas baik secara nasional dan internasional. Selain itu, harapannya melalui program ISM ini mahasiswa bisa mengenalkan UII dan memiliki pengalaman Mondial,” tutur Johan.

FBE UII telah banyak menjalin kemitraan dengan universitas-universitas di luar negeri seperti dengan SolBridge University. Hal ini untuk memudahkan mahasiswa baik program regular dan International Undergraduate Program (IUP) FBE UII dalam internasionalisasi. Selain itu, untuk melancarkan upaya internasionalisasi IUP FBE UII juga telah merancang anggaran khusus yang diperuntukkan melancarkan kegiatan-kegiatan  tersebut.

Drs. Achmad Tohirin, M.Si., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni menambahkan bahwa FBE UII sangat bangga kepada 15 mahasiswa terpilih dan diterima di program-program ISM di universitas-universitas tujuan. “Prinsipnya melalui program ini menjadi langkah untuk mengekspos mahasiswa FBE UII di dunia global dan belajar menjadi masyarakat global agar tidak seperti katak dalam tempurung. Untuk itu, program seperti ISM ini memang di desain untuk mewujudkan hal tersebut yaitu mengenalkan pada dunia global,” pungkas Achmad.

Achmad berpesan pada mahasiswa-mahasiswa yang akan berangkat nanti bahwa agar dapat menjaga diri dan segera menyesuaikan diri, “Mahasiswa nantinya pasti akan dihadapkan oleh berbagai perbedaan di lingkungan baru yang mungkin dirasa kurang nyaman atau hal ini biasa disebut culture shock. Namun, hal tersebut jangan dijadikan alasan untuk memanjakan diri  sehingga menghambat berbagai program dan proses studi disana. Segera lakukan penyesuaian diri, persiapkan mental dan tanggap menyikapi perbedaan seperti pemikiran dan keyakinan.” 

“Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkarya di dunia global menjadi arif dan bijaksana,” tambah Achmad. (Yan)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment