Ketua BPIP, Prof Yudian Wahyudi Kunjungi UGM Sosialisasikan Pancasila Melalui Wicara dan Amal Pancasila
WARTAJOGJA.ID: Ketua BPIP, Kepala BPIP,
Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D berkunjung ke kampus Universitas Gajah Mada (UGM),
28/7/2023. Kunjungan Prof. Yudian Wahyudi didampingi Ketua Yayasan Dakwah (Ghifari), Toto
Suparwoto, S.Pd., disambut hangat oleh
Dekan Fisipol UGM, Dr. Wawan Mas’udi dan segenap Mahasiswa UGM bertempat di
Auditorium Fisipol UGM. Kunjungan kerja
Ketua BPIP kali ini dilakukan dalam rangka mensosialisasikan Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa Indonesia melalui Wicara Pancasila dan pengamalan nilai- nilai
sila-sila Pancasila dalam praktek hidup
sehari hari. Sementara Wicara Pancasila kali ini mengangkat tema “Gotong Royong
Membangun Masyarakat Berkeadilan, dengan Keynote Speech Prof. Yudian Wahyudi. Prof. Yudian
Wahyudi juga yang membuka acara kali ini dengan memainkan alat musik angklung. Sementara
para pembicara yang di hadirkan pada forum kali ini antara lain; Prof.
Dr. Suratman, M.Sc. (Guru Besar Fakultas Geografi UGM) yang
menyampaikan paparnnya terkait upaya menciptakan keadilan bagi kelompok rentan masyarakat miskin kota. Kalis
Mardiasih (Penulis Buku dan Influencer) menyampaikan topik kesetaraan
gender. Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A. (Fasilitator Nasional
Moderasi Beragama) menyampaikan topik moderasi beragama.
Mengawali
acara kali ini, Dekan Fisipol UGM (Dr.
Wawan Mas’udi) menyampaikan sambutannya.
Yang antara lain menyampaikan bahwa Sosialisasi Pancasila sudah menjadi agenda
nasional. UGM memiliki tanggungjawab kebangsaan untuk turut serta melakukan
agenda agenda sosialisasi Pancasila secara berkesinambungan. Di kampus UGM, sosialisasi
nilai-nilai Pancasila menurutnya memiliki tantangan tersendiri, yang dari waktu
ke waktu terus berbeda. Untuk saat ini ada
ada 3 disrupsi besar yang menjadi tantangan itu. Yakni; Perubahan Iklim,
yang menuntut pemikiran ekstra agar transisi energi akibat perubahan iklim
tidak menjadikan kesenjangan sosial yang semakin lebar. Dituntut kehati-hatian
bagaimana transisi energi dapat membawa kondisi yang berkeadilan untuk seluruh
masyarakat Indonesia. Transformasi Digital, juga menuntut kehati-hatian, karena
ketidakmerataan akses teknologi digital bisa mengakibatkan lost generation.
Inklusi Sosial, yang menjadi esensi dari Pancasila.
Deputi
Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso,
M.M., juga memberikan sambutannya. Menurutnya idealnya nilai-nilai Pancasila
dapat menjadi pegangan hidup seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karenanya BPIP
terus melakukan Sosialisasi pengamalan nilai-nilai Pancasila. Keberhasilan sosialisasi nilai-nilai Pancasila
yang terlihat dari kekuatan seluruh masyarakat Indonesia dalam menerapkan
nilai-nilai Pancasila akan berimbas pada SDM Indonesia yang semakin kompetitif.
Daya saing di tingkat global juga terus naik. Saat ini daya saing Indonesia sudah meningkat 10
digit. Indonesia menjadi salah satu dari 20 negara kekuatan ekonomi dunia.
Dengan kesadaran nasional untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari hari akan bertimbas pada pencapaian visi Indonesia emas
menjadi 5 negara kekuatan dunia, kata Prakoso.
Sementara itu, Prof. KH. Yudian Wahyudi, dalam
paparannya antara lain mengajak seluruh peserta untuk bersyukur dan bangga
menjadi bagian dari Bangsa Indonesia. Bangga
karena Indonesia dapat merdeka hanya dalam waktu singkat, atau kurang dari 1
menit saja, tanpa teknologi militer, dan tanpa adanya pertumlahan darah. Proklamasi
berhasil membebaskan dan mempersatukan kembali rakyat Indonesia di mana waktu
itu setidaknya ada 57 negara (Keraton di Yogayakarta ada 2, Keratorn di Solo
ada 2, dan seluruh kerajaan di nusantara). Karena secara faktual, banyak
negara-negara di dunia dalam proses meraih kemerdekan hanya melawan rajanya
sendiri dan bahkan hanya pemberian oleh penjajahnya.
Salah satu bukti konkret kekuatan Indonesia tanpa
teknologi militer adalah retorika Bung
Karno. Pada tanggal 30 september 1990, Bung Karno berhasil pidato di forum
internasional PPB. Pada waktu itu Bung Karno menyampaikan kekuatan Pancasila yang
dapat menjadi solusi untuk perdamaian dan persatuan di muka bumi. Belum lama
ini Indonesia juga dapat menunjukkan kehebatan Pancasila di mata dunia. Karena dengan gotong royong
sebagai salah satu pengamalan nilai – nilai Pancasila, Indonesia berhasil
melawan perang dunia ketiga, yaitu covid 19. Ini juga bukti bahwa Indonesia
adalah negara yang suskes mengendalikan virus yang sangat berbahaya ini. Kehebatan
Negara Indonesia adalah Negara Nasional yang Demokratis, yang merupakan Nikmat dari Tuhan, dan sekaligus yang menjadi kekuatan terbesar Bangsa Indonesia.
Disampaikan Prof. Yudian Wahyudi, Indonesia menjadi
negara Islam sudah sejak Abad ke 8. NKRI dengan falsafah Pancasila merupakan
negara yang paling diberikan banyak nikmat oleh Tuhan yang Maha Esa. Tempat
terkabulnya doa dan perjuangan para Nabi sebelumnya. Contoh nabi Nuh yang
berjuang menghadapi gelombang samudera. Pewaris terbesar samudera adalah
Indonesia dengan deklarasi djuanda. Nabi Ibrahim meminta negara yang aman, yang
tercermin di Indonesia sebagai negara yang aman.
Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila ini
merupakan salah satu cara untuk bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala
rahmat yang telah diberikan kepada kita semua. Maka dari itu, ada 2 kunci utama
yang harus kita miliki untuk menjadi negara yang besar, pertama beriman dan
yang kedua adalah Bersatu. “Jadi beriman terlebih dahulu kemudian bersatu.,”
demikian ungkap Prof. Yudian Wahyudi menutup presentasinya.
Aksi Nyata Amal
Pancasila
Usai kunjungannya ke UGM Kepala BPIP mengunjungi
masyarakat di Bantaran Kali Code. Didampingi
dari Yayasan Ghifari, H. Sigit Sugiyanto, SmHK, Prof. Yudian Wahyudi
memberikan santunan kepada anak anak dan
meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di Bantaran Kali Code. Melalui
kedekatannya dengan anak anak di Bantaran Kali Code inilah BPIP dan Yayasan
Ghifari ingin melakukan aksi nyata membangun
keadilan bagi anak – anak.
Dalam sambutannya mengawali acara H. Sigit Sugiyanto,
SmHK menyampaikan, ada 2 amanah dari Pemerintah yang diemban dari
kegiatan ini. Yakni; mencerdaskan anak bangsa dan kehidupan bangsa dengan
peresmian taman baca. Selanjutnya mensejahteraan masyarakat yaitu menurunkan
stunting, Yayasan ghifari akan berusaha maksimal untuk melaksanakan kedua
amanah tersebut.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Pemerintah Kota Yogyakarta, Drs.
Yunianto Dwisutono yang hadir pada acara kali ini berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada
masyarakat khususnya bagi warga di Bantara Kali Code dalam meningkatkan minat
baca anak-anak dan pencegahan stunting.
Sementara itu dalam sambutan usai Peresmian Pojok Taman Baca Pancasila, Prof. Yudian
Wahyudi menyampaikan, salah satu tugas
BPIP adalah menurunkan angka stunting
dan mencegah stunting. Ini merupakan
agenda yang ditugaskan oleh Ibu Megawati untuk menyelamatkan generasi, sebagai
persiapan Indonesia emas. Pihanya berharap, pada saatnya nanti anak-anak di
Banyaran Kali Code dapat menjadi bagian
dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dalam memperingati Hari Ulang Tahun Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sumber bacaan,
gizi yang cukup dan dan peduli terhadap mesehatan
adalah beberapa upaya menurunkan angka stunting dan terlebih lagi mencegah
terjadinya stunting. Tugas utama generasi sekarang adalah bersyukur dengan cara
belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki salah satunya melalui sarana
yaitu Pojok Taman atau Rumah Baca Pancasila, tegas Prof Yudian Wahyudi.
Post a Comment