Coffee Morning Lecture FTSP UII Yogyakarta Soroti Management Megaproyek di Indonesia
WARTAJOGJA.ID: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menyelenggarakan Coffee Morning Lecture dengan tema “Tantangan Facility Management untuk Megaproyek di Indonesia pada Senin, 7 Agustus 2023 di Ruang IRC Lantai 1 Sayap Utara FTSP UII Yogyakarta.
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr Ilya Fadjar Maharika dalam acara itu menyoroti
penerapan manajemen megaproyek di Indonesia yang cenderung masih lemah jika dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Australia.
Salah satu contohnya dalam hal perawatan bangunan dan fasilitas.
Ada beberapa penyebab diantaranya keterbatasan SDM. Oleh karena itu, mahasiswa perlu disiapkan sejak dini mulai dari proses perencanaan hingga pemeliharaan bangunan. Hal tersebut merupakan poin penting dalam manajemen konstruksi.
“Salah satu kelemahan dalam manajemen konstruksi di Indonesia adalah minimnya perhatian pada aspek pemeliharaan bangunan. Karena itu seiring adanya proyek-proyek yang semakin komplek dibutuhkan pendekatan terintegrasi dan solusi efisien,” kata Ilya.
Sementara itu, pembicara utama, Melky Aliandri selaku Direktur PT Bakrie Swasakti Utama mengungkapkan, tantangan utama manajemen fasilitas dalam megaproyek adalah keterbatasan SDM yang terdidik yang menguasai teknologi smart building, green building, dan equipment gedung terbaru.
Tantangan lainnya berkaitan dengan besaran nilai investasi peralatan, perlengkapan, dan chemical untuk perawatan bangunan, serta desain gedung yang belum memperhatikan kaidah perawatan.
“Kondisi alam, air, dan cuaca yang kurang baik untuk material gedung juga menjadi tantangan tersendiri. Contohnya air yang kurang baik dan bau maka tidak bisa digunakan untuk pembersihan lantai dari bahan tertentu,” jelas Melky yang merupakan alumni FTSP UII.
Salah satu panelis, Prof Sarwidi dari Pusat Studi DIREC Teknik Sipil FTSP UII memaparkan 8 prinsip pembangunan ibukota baru meliputi keselarasan dengan alam, bhinneka tunggal ika, terhubung aktif dan dapat diakses, emisi karbon rendah, melingkarvdan elastis, aman dan terjangkau, layak huni dan efisien, serta peluang ekonomi yang kuat. (Cak/Rls)
Post a Comment