News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Wakil Ketua DPRD DIY: Masalah Sampah Jangan Dibuat Rumit

Wakil Ketua DPRD DIY: Masalah Sampah Jangan Dibuat Rumit


WARTAJOGJA.ID: Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menyoroti overloadnya sampah TPST Piyungan yang kini area itu ditutup hingga awal September dan membuat sampah di tiga kabupaten/kota terancam menumpuk kembali tak terangkut.

"Penyelesaian masalah sampah sebenarnya sederhana sebaiknya jangan dibuat menjadi rumit," kata Huda Minggu 23 Juli 2023.

Kebijakan dan penanganan sampah di DIY saat ini menurutny mahal rumit dan beresiko tinggi. 

Mengumpulkan sampah satu tempat yang jauh jadi satu dan tidak dimusnahkan. Se - DIY tergantung sama satu tempat, masyarakat lokal menanggung resiko sampah se DIY. Akibatnya masyarakat lokal terganggu luar biasa, ketika overload lokasi tersebut masyarakat se DIY juga terganggu karena tidak bisa buang sampah seperti saat ini.

"Kuncinya menurut saya sampah dalam taraf tertentu harus dimusnahkan di lokasi yang tersebar, tidak di satu tempat. Saat ini banyak sekali teknologi pemusnah sampah yang terjangkau dan bisa memusnahkan sampah secara massal. Bisa diselenggarakan oleh pemda DIY atau kabupaten kota," kata Huda.

"Menurut saya kita ndak usah berwacana idealis sampah jadi energi listrik atau jadi komoditas mahal kemudian perlu investasi trilyun trilyun kemudian tidak dilaksanakan," kata dia.

Pemusnah sampah cari saja yang penting bersih, ramah lingkungan, memenuhi standar kesehatan dengan tujuan memusnahkan sampah, bukan membuat energi atau komoditas canggih.

Alat pemusnah tersebut banyak anak bangsa bisa membuat dengan harga terjangkau dan operasional terjangkau juga. Misal alat seharga 30 sd 50 milyar bisa memusnahkan sampah 300 meter kubik per hari dan semi portabel.

Angka itu bisa selesaikan masalah Kota Yogyakarta bertahun tahun. Lokasi di dekatkan karena semi portabel tidak usah makan tempat besar. Bisa juga memakai depo depo pengepul selama ini. Diselenggarakan di 5 stau 6 tempat se DIY akan menyelesaikan masalah secara permanen.

Biaya transportasi bisa diefisiensi digunakan sebagai biaya operasional alat. Masyarakat tetap harus dibebani tipping fee supaya sadar sampah itu butuh biaya dan agar meminimalisir sampah. Layanan sampah oleh penerintah pilih cara yang paling sederhana dan murah.

Dibandingkan saat ini, TPST piyungan tahun ini dibangun perluasan pake anggaran 30 milyar di luar tanah dan biaya operasional  serta hanya bisa menampung 7 sd 7 bulan kedepan karena ndak dimusnahkan. Setelah itu masalah lagi.

Atau rencana kebijakan kerjasama KPBU yang pihak ketiga investasi trilyun trilyun kemudian pemda mesti bayar ke pihak ketiga jangka panjang per tahun puluhan hingga ratusan milyar. Malah jadi komoditas bisnis pihak ketiga.

"Kuncinya menurut saya musnahkan dan dekatkan. Teknologi dipakai sesuai standar saja ndak usah muluk muluk mahal. Sampah jangan dianggap komoditas ekonomi bisnis mahal tapi sebagai resiko bersama yang butuh biaya pemusnahannya. Masyarakat harus faham sampah itu berbiaya sehingga harus diminimalkan," kata dia.

Pemerintah selenggarakan dengan cara seefisien mungkin, bisa kerjasama pihak ketiga atau bisa selenggarakan sendiri.

Jika paradigma kebijakan sedikit diubah dengan dekatkan dan musnahkan secara efisien saya yakin masalah sampah ini selesai  dalam waktu beberapa bulan saja. Tidak perlu bertahun tahun.

Masalah TPST piyungan yang sudah menumpuk puluhan tahun diselesaikan terpisah. Dilakukan reklamasi, dipersempit untuk lokasi pemusnahan atau malah ditutup lebih baik. Masyarakat sekitar dibangun sebagai balas budi karena selama ini terganggu. 

"Jangka pendek ini saya minta pelayanan persampahan harus tetap berjalan dengan koordinasi antar kabupaten kota dan pemda DIY, jangan berhenti karena bangun TPST Piyungan transisi," kata dia.

Setelah itu selesaikan permanen dengan mengubah paradigma menjadi dekatkan dan musnahkan secara efisien. Pemda musnahkan dengan teknologi memadai, sehat tapi murah. Bisa kerjasama pihak ketiga atau diselenggarakan sendiri.

 Jangan kita kumpulkan satu tempat tanpa pemusnahan dan ndak perlu pake tekonologi muluk muluk yang mahal, akhirnya jadi komoditas bisnis pihak ketiga.

Edukasi masyarakat tetap wajib dilakukan untuk meminimalkan sampah, TPS3R, bank sampah tetap digalakkan untuk meminimalisir sampah yang harus dimusnahkan. (Rls)


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment