Serunya Pentas Ketoprak Literasi Digital Kemenkominfo Di Kulon Progo
WARTAJOGJA.ID : Gelaran acara Literasi Digital 2023 Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bertema "Menjadi Pejuang Anti Hoaks di Dunia Digital" yang diformat dalam bentuk seni pertunjukan sandiwara ketoprak tobong Suryo Bawono berjudul "Kabar Mawa Wisa" Sabtu malam (15/7) di lapangan Kepek Pengasih Kulon Progo berlangsung meriah. Ribuan masyarakat tumpah ruah menyaksikan penampilan deretan seniman kondang Marwoto Kawer, Abah Kirun, Yu Beruk, Dalijo Angkring, Rini Widyastuti, Novi Kalur, Yanti Lemoe, dan lainnya.
Lakon ketoprak "Kabar Mawa Wisa"
besutan sutradara Nano Asmorodono berkisah tentang perseteruan antara sesama warga desa Randu Blatung akibat terpengaruh informasi hoaks. Calon lurah bernama Mlidhing dikabarkan oleh rivalnya bernama Usreg menjadi penyebab terjadinya wabah penyakit menular karena telah menebang pohon keramat Randu Alas. Kabar itu cepat meluas dan mengakibatkan konflik yang mengoyak kedamaian dan kerukunan warga desa Randu Blatung.
Di tengah-tengah pementasan para pemain ketoprak yang tengah berseteru perihal kabar hoaks mengundang naik ke atas panggung sejumlah narasumber yakni GKR Hemas (Ketua Tim Penggerak PKK DIY), Aina Masrurin (Manajer Ceritasantri.id serta Koordinator Media dan IT PW Fatayat NU DIY), Octo Lampito
(praktisi media) dan Joko Mursito (Kadispar Kulon Progo).
Keempat narasumber lantas berinteraksi dengan para pemain dengan memberikan wawasan mengenai pentingnya setiap individu memiliki pemahaman untuk memilah dan memilih informasi di jagad digital yang dapat dipercaya dan terkonfirmasi kebenarannya.
GKR Hemas mengatakan banyaknya informasi mengenai berbagai hal di banyak platform sosial media maupun obrolan di masyarakat jangan langsung dipercaya terlebih sumber-sumber informasinya tidak jelas.
"Seperti cerita ketoprak malam ini, adanya perselisihan antar warga disebabkan munculnya wabah penyakit akibat
menebang pohon. Apa betul? Apakah iinformasi hoaks itu sengaja direkayasa? Ya ini kan sebuah ilustrasi bahwa kita harus selalu check and richeck dilandasi nalar kritis sehingga informasi yang diterima sudah disaring terlebih dahulu. Jangan sampai antar warga masyarakat diadu domba," harap GKR Hemas.
Hal terpenting, tambahnya, saya berpesan kepada Mas Marwoto, Mas Kirun, Yu Beruk dan semuanya saja masyarakat yang hadir disini bahwa kita harus
bijak dalam bersosial media dan selalu mengedepankan sikap persatuan dan perdamaian, menjunjung sikap toleransi antar warga masyarakat yang pluralustik apalagi kita semua tinggal dan hidup di Yogyakarta yang istimewa ini, imbuh GKR Hemas.
Sementara Octo Lampito menengarai pihaknya informasi hoaks seringkali terkait dengan soal-soal kesehatan. "Seperti pernah saya baca pete bisa mengobati sakit jantung. Juga daun ini, buah itu dan sebagainya. Nah hal seperti ini khan tidak dapat langsung dipercayai. Selain itu hoaks juga kerap lekat dengan isu-isu agama sehingga berpotensi membuah kegaduhan antar umat beragama.
"Untuk itu masyarakat harus peka dan dapat langsung mengkonfirmasi lewat otoritas berwenang atau secara pribadi dapat melakykan pengecekan fakta melalui sumber-sumber resmi pemerintah," papar Octo Lampito.
Sementara Aina Masrurin mengingstkan
masyarakat untuk tidak mengunggah informasi menyangkut data-data pribadi di sosial media seperti nomor induk kependudukan, tempat tanggal lahir dan nama ibu kandung agar tidak terjadi penyalahgunaan data.
Terkait informasi hoaks, ia mengatakan saat ini google dan juga Kominfo memiliki sejumlah layanan seperti cross check fakta, cek foto, cek URL situs, untuk mengkonfirmasi validitas suatu informasi serta aduankonten@mail.kominfo.go.id untuk melaporkan adanya konten hoaks. "Masyarakat harus cerdas dan kritis agar tidak terprovokasi informasi yang memyesatkan," ungkap Aina.
Sedangkan Joko Mursito mengajak masyarakat untuk memanfaatkan dunia digital untuk hal-hal positif dan produktif.
"Pengalaman saya penyebaran informasi pariwisata melalui media digital sangatlah membantu mengarahkan masyarakat datang. Melawan hoaks memang jadi tugas dan tantangan kita bersama, salah satunya dengan memperbesar porsi informasi yamg benar dan terpercaya," tegasnya.
Obrolan keempat narasumber berlangsung santai dan sesekali ditimpali aksi lucu Marwoto, Kirun dan para pemain. Berulangkali penonton dan bahkan GKR Hemas tertawa lebar.
Kegiatan pentas ketoprak tobong Suryo Bawono diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Dirjen Aptika Samuel Abrijani Pengarep mengatakan
Kemenkominfo RI telah meluncurkan
Program Nasional Literasi Digital yang digunakan sebagai acuan dalam merancang kurikulum Program Nasional Literasi Digital 2020-2024. Ada 4 (empat) pilar yang menjadi bagian dari kerangka kerja pengembangan kurikulum Literasi Digital.
Pilar pertama Digital Skill atau kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua Digital Culture atau budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
Ketiga Digital Ethics atau etika digital yaitu kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
Dan terakhir Digital Safety atau kemanan digital, yakni kemampuan pengguna dalam mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Ditambahkan Samuel kegiatan ketoprak tobong literasi digital ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
komunitas khususnya para generasi muda tentang pentingnya memiliki kecakapan digital demi menurunkan angka penyebaran berita hoaks di ruang digital, sehingga dapat menjaga keutuhan, kesatuan juga persatuan negara sesuai dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Acara pentas ketoprak tobong Suryo Bawono di Pengasih Kulon Progo diapresiasi Lurah Pengasih Suharyono, menurutnya masyarakat pedesaan sangat haus hiburan terutama seni pertunjukan tradisional. Apalagi kali ini dapat menyaksikan secara langsung penampilan bintang-bintang ketoprak seperti Marwoto, Kirun, Yu Beruk yang selama ini hanya sempat disimak lewat layar televisi.
"Anda bisa melihat sendiri ribuan warga
sangat antusias rela duduk di lapangan melihat ketoprak yang jarang dipentaskan di desa. Termasuk banyak UMKM warga yang mendapatkan kemanfaatan ekonomi dengan berjualan makanan minuman. Saya kira acara ini membuat banyak pihak merasa senang. Kami berterimakasih kepada Kemenkominfo RI telah memberikan tontonan yang punya muatan edukasi bagi masyarakat desa Pengasih. Semoga edukasi literasi digital ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat desa agar lebih kritis dan berhati-hati dalam mencerna berbagai informasi dan berita yang banyak tersebar di dunia digital," pungkasnya.
Post a Comment