Pendampingan Kampanye Sadar Wisata 5.0 Hasilkan Kerja Sama Nyata Pengembangan Desa/Kampung Wisata di Kawasan Borobudur Yogyakarta Prambanan
WARTAJOGJA.ID – Sebanyak 9 Desa/Kampung
Wisata di kawasan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Borobudur Yogyakarta
Prambanan (B-Y-P) menghasilkan langkah kolaborasi nyata dalam pengembangan desa/kampung
wisata. Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding-MoU) antara
desa wisata dengan kalangan akademisi dan industri perhotelan dilakukan secara
serentak di Yogyakarta, Jumat (14/7) lalu dan disaksikan langsung perwakilan
Kemenparekraf/Baparekraf.
9
desa/kampung wisata di kawasan B-Y-P yang sukses mewujudkan kolaborasi dengan
industri perhotelan ini, yaitu:
1.
Kampung
Wisata Patehan, Yogyakarta dengan Emersia Malioboro, Yogyakarta
2.
Kampung
Wisata Warungboto dengan De Laxton Hotel, Yogyakarta
3.
Kampung
Wisata Cokrodiningratan, Yogyakarta dengan Griya Sentana Hotel, Yogyakarta
4.
Kampung
Wisata Kadipaten, Yogyakarta dengan Grand Zuri Malioboro, Yogyakarta
5.
Kampung
Wisata Rejowinangun, Yogyakarta dengan Whyndam Garden, Yogyakarta
6.
Kampung
Wisata Pakualaman, Yogyakarta dengan Cangkringan Villa, Yogyakarta
7.
Kampung
Wisata Sosromenduran dengan Cavinton Hotel, Yogyakarta
8.
Desa
Wisata TanjungSari, Magelang dengan Mendut Taman Sari Resort & Restaurant,
Magelang
9.
Desa
Wisata Bugisan, Klaten dengan Ramada by Wyndham Yogyakarta
Penandatanganan
MoU ini terlaksana pada kegiatan pendampingan yang menjadi fase lanjutan dari
kegiatan sosialisasi, dan pelatihan dalam rangkaian program Kampanye Sadar
WIsata 5.0 (KSW). Program KSW ini sejak tahun 2022 telah gencar dilaksanakan Kemenparekraf/Baparekraf
di 65 Desa Wisata pada 6 Destinasi Pariwisata Prioritas dengan dukungan penuh
Bank Dunia.
Pada
fase pendampingan, desa/kampung wisata berkesempatan untuk merealisasikan
proyek pengembangan desa wisata yang telah dibuat sebelumnya dengan bantuan
para praktisi dan akademisi berpengalaman yang sesuai dengan potensi wisata
masing-masing.
Local
Champion Kampung Wisata Patehan, Yogyakarta, Antonius Sasongko mengapresiasi
program pendampingan KSW yang telah menjembatani kolaborasi desa/kampung wisata
dengan pihak-pihak lain dalam pengembangan kampung wisata terutama dalam peningkatan
kapasitas SDM dan pengembangan paket wisata.
“Misalnya
terkait hospitality, pengembangan homestay kami kolaborasi dengan
industri perhotelan. Sedangkan untuk engembangan website, IT (teknologi
informasi), penyusunan story telling kami akan melibatkan akademisi,”
lanjutnya merinci langkah kolaborasi yang dilakukan oleh Kampung Wisata yang
berada dalam wilayah Keraton Yogyakarta ini.
Dedi
Hamudi, Local Champion Desa Wisata Tanjungsari, Magelang, menjelaskan bagaimana
kesepakatan ini dapat mendukung promosi paket wisata desanya, “Dengan adanya kesepakatan
kerja sama sebagai hasil pendampingan program KSW ini, benar-benar memberikan
kemudahan dan peluang besar untuk promosi dan berjalannya paket wisata kami,”
ujarnya.
Dedi
mengatakan, melalui kolaborasi tersebut, pihaknya dapat memberikan penawaran
produk kuliner dan paket wisata kepada hotel dan restoran. Sedangkan dari pihak
hotel dapat mempromosikan keunikan dan kuliner khas desa wisata kepada para
tamu yang menginap.
Local
Champion Desa Wisata Bugisan, Klaten, Rudi Riono mengatakan bahwa kerja sama
dengan hotel mendukung penjualan paket wisata dan produk kreatif yang selama
ini telah dimiliki Desa Wisata Bugisan, namun masih membutuhkan sentuhan strategi
promosi yang lebih gencar, “Kamu juga berharap dapat meningkatkan bagaimana
pelaku pariwisata di desa kami agar lebih prima dalam melayani wisawatan,” harap
Rudi.
Sebagai
informasi, Local Champion adalah kordinator dari para pelaku pariwisata
yang telah mendapatkan pelatihan langsung dari Program KSW. Saat ini terdapat
sebanyak 65 Local Champion yang mewakili 65 Desa Wisata yang telah tersentuh
program ini di tahun 2022.
Salah
satu narasumber Program KSW yang berasal dari kalangan Industri dan Asosiasi, I Ketut Suabawa, yang turut berperan mendorong
inisiasi kolaborasi desa wisata dengan industri perhotelan menjelaskan bahwa keberlanjutan
menjadi tujuan berbagai aksi kolaborasi yang dilakukan selama program berjalan.
“Setelah
didampingi, desa/kampung wsiata dapat melanjutkan koordinasi intensif dengan
pihak industri, sebagai contoh, Kamwis Patehan di mana saya menjadi
pendampingnya akan melakukan pertemuan dengan Emersia Malioboro Hotel, dengan
pengajuan kegiatan pelatihan homestay dan promosi UMKM berupa Brownies
Batik yang unik khas Patehan di lobi hotel untuk oleh-oleh tamu yang menginap,”
paparnya.
Ia
berharap kolaborasi seperti ini dapat mendorong keterlibatan lebih jauh dari
para praktisi dan industri lokal untuk memastikan dampak positif program KSW.
“Kampung
wisata sebagai Community, industri sebagai Business, kampus sebagai
Academic di mana tiga elemen pentahelix ini harus solid, setelah
adanya kebijakan pemerintah (Government) dan proses pemasaran/publikasi
(Media). Kelima elemen pentahelix harus berkolaborasi sebagai konsep
pengembangan destinasi di Indonesia,” tandas I Ketut Suabawa.
Sebelumnya
kerja sama serupa juga telah telah terlaksana antara kampung wisata di area
Borobudur Yogyakarta Prambanan lainnya dengan akademi dan industri yakni Kamwis
Purbayan dengan Akademi Pariwisata Yogyakarta dan Hotel Tara Yogyakarta.
Pada
kesempatan sebelumnya, Deputi Budang Sumber Daya dan Kelembagaan
Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M. Paham
telah menegaskan pentingnya komitmen dan sinergitas unsur pentahelix dalam
pembangunan sektor pariwisata, termasuk di desa-desa wisata.
“Untuk
memastikan bahwa pariwisata mampu secara berkelanjutan memberi manfaat jangka
panjang bagi masyarakat; komitmen, dukungan, dan kolaborasi seluruh
komponen pentahelix adalah kunci sukses untuk mencapai tujuan tersebut.
Terutama sinergitas antara pemerintah daerah, dinas pariwisata, asosiasi
industri, dan badan usaha yang memegang peranan penting mewujudkannya,” paparnya.
Kolaborasi merupakan
salah satu pesan kunci yang selalu ditekankan Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga
Salahuddin Uno pada berbagai kesempatan. Dalam hal ini, desa wisata,
dikatakannya, memiliki andil penting dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
"Desa wisata telah menjadi
pemenang di masa pandemi yang dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan
kerja guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan target tahun 2024
sebanyak 4,4 juta lapangan pekerjaan,” ujarnya. Untuk itu, Sandiaga mengundang
peran aktif semua pihak yang berkentingan untuk turut mendukung pengembangan
desa wisata secara berkelanjutan.
Post a Comment