BP2MI Resmikan Fasilitas VVIP bagi Pekerja Migran Indonesia di Bandara YIA
WARTAJOGJA.ID: Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) meresmikan fasilitas VVIP bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Bandara YIA, Kamis (1/6/2023).
Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, mengatakan fasilitas VVIP di Bandara YIA itu menjadi yang ketujuh diluncurkan setelah Kualanamu, Sukarno Hatta, Ahmad Yani, Juanda, Ngurah Rai dan Lombok NTB.
"Pekerja migran Indonesia harus mendapat hak yang sama dengan pekerja lainnya dalam bentuk kehadiran pemerintah untuk melindungi dan melayani mulai keberangkatan sampai pulang kembali di Indonesia," kata Rinardi di sela peresmian.
Fasilitas VVIP yang ada antara lain lounge, help desk dan fast track untuk para pekerja migran Indonesia. Fast track ini biasanya digunakan untuk duta besar, tamu kenegaraan, diplomatik atau menteri. "Tapi sekarang bisa digunakan pekerja migran Indonesia," kata dia.
Pekerja Migran Indonesia sendiri menjadi penyumbang devisa negara hingga Rp 159,6 trilyun setiap tahun. Jumlah ini menjadi nomor dua setelah sektor migas Rp 170 trilyun.
"Pekerja Indonesia di Korea yang bekerja di pabrik dan perikanan mendapat penghasilan Rp 20-25 juta perbulan. Tukang las digaji Rp 25-30 juta. Jerman butuh banyak perawat dengan gaji Rp 35-42 juta," kata dia.
Adanya fasilitas ini karena dalam tiga tahun terakhir dari data BP2MI, terdapat 96 ribu pekerja migran Indonesia yang pulang ke tanah air dalam kondisi terkendala.
"1.926 pekerja migran hingga bulan Mei ini pulang dalam kondisi meninggal dunia. Ini adalah warisan dari pekerja migran yang berangkat 5-10 tahun lalu dengan situasi non prosedural. Mereka berangkat dari calo, mafia dan bandar. Mafia punya uang besar datang ke desa mengiming-imingi warga keluar negeri dengan gaji besar, syarat mudah tanpa prosedur dan dokumen. Akibatnya menjadi korban, diperdagangkan tanpa perlindungan. Pulang tanpa uang apapun bahkan sampai meninggal dunia," kata dia.
Situasi ini masih diperparah lagi dengan eksploitasi yang dilakukan oknum tak bertanggungjawab ketika para PMI pulang ke tanah air melalui bandara-bandara internasional. Alhasil, pekerja migran banyak yang mengalami kerugian dan bahkan habis uangnya akibat dimanfaatkan sesama warga Indonesia.
"Dulu pekerja migran pulang dieksploitasi oknum dengan menukar valuta asing dengan harga rendah. Lalu juga bisnis mobil, dengan ongkos selangit. Di tengah jalan kalau tak mau tambah ongkos diturunkan.
"Presiden tak lagi rela warga kita memperdaya sesama warga sendiri. Maka itu ada tiga layanan yakni lounge agar tidak kleleran dapat tempat nyaman sambil menunggu pesawat. Ada help desk dan fast track atau jalur cepat yang dulu bisa diakses tamu-tamu kenegaraan. Kita perlakukan pekerja migran sebagai very very important person," tegasnya.
Sementara, R Bambang Triyono, PGS General Manajer Angkasapura I Bandara YIA, menambahkan adanya jalur khusus keimigrasian dengan layanan VVIP ini menjadi semangat positif memberikan layanan terbaik bagi pahlawan devisa negara.
Pihaknya turut berkomitmen memberikan perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia terutama ketika berada di bandara.
"Layanan lounge dan jalur cepat keimigrasian ini bisa membantu pekerja mirgan kita untuk mendapatkan layanan terbaik.
Harapannya akan banyak pekerja migran yang memilih bandara YIA sebagai entry point. Bagaimanapun mereka adalah penyumbang devisa negara yanf harus mendapat perlindungan," tandasnya. (Cak/Rls)
Post a Comment