Lebaran, MUI Yogya Imbau Masyarakat Jauhi Tren Flexing
WARTAJOGJA.ID : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau masyarakat tetap bersikap sederhana meski perayaan Idul Fitri tahun ini sudah bisa digelar lebih leluasa tanpa larangan interaksi dan mobilitas.
"Kami harap siapapun baik pejabat juga masyarakat, bijaksana dalam merayakan hari raya, jauhi tindakan flexing atau pamer harta baik melalui media sosial maupun kehidupan nyata," kata Ketua Umum MUI DIY Machasin Senin 17 April 2023.
Gaya hidup pamer harta belakangan terus jadi sorotan. Terutama pasca mencuatnya kasus penganiayaan anak mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy.
MUI DIY mengingatkan, momen lebaran adalah momen mempererat silaturahmi. Bukan pamer harta kekayaan yang justru memicu kecemburuan sosial.
"Bukan saat hari raya saja, tindakan flexing itu juga sebenarnya tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari- hari," kata Machasin.
"Sebab pamer harta itu juga termasuk akhlak tercela," imbuh Machasin.
Ia menuturkan, Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk berbagi berita dengan orang lain tentang anugerah yang telah diberikan kepadanya. Sehingga orang yang mendengar berita itu bisa termotivasi untuk turut berbuat kebajikan.
"Lalu nabi pun juga memberikan sebagian dari harta bendanya kepada orang lain," kata dian
Berbeda dengan flexing. Yang bertujuan hanya agar kekayaan seseorang diketahui orang lain saja. Sehingga berpotensi memicu kecemburuan, iri hati, juga pertanyaan pertanyaan tentang asal muasal harta itu.
MUI DIY pun menyarankan masyarakat termasuk para pejabat belajar dari kasus kasus pamer harta yang kemudian jadi sorotan dan berakhir pada pemecatan dari jabatan hingga penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Rayakan Idul Fitri dengan kegiatan yang terukur, memupuk tali silaturahim, saling bermaafan dan menghindari kegiatan yang mubazir," kata dia. (Cak/Rls)
Post a Comment