JIFFINA 2023 Digelar 11-14 Maret 2023 di JEC Bantul Jogja
WARTAJOGJA.ID - Ajang Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023 digelar 11-14 Maret di JEC Bantul Yogyakarta.
Ketua Panitia Jiffina 2023 Agus Imron menyatakan pameran JIFFINA yang digelar sejak 11 hingga 14 Maret 2023 ini berhasil menghadirkan setidaknya 2.000 buyers dan 3.000 visitor serta diikuti setidaknya hampir 200 perusahaan (seller) Jawa-Bali. JIFFINA 2023 ini dipersiapkan tidak hanya memperluas pasar ekspor tetapi juga mengembangkan pasar lokal.
" JIFFINA 2023 memang ingin mengedepankan produk-produk furnitur dan kerajinan yang ramah lingkungan. Tidak hanya menguatkan pasar domestik, JIFFINA 2023 tetap menghadirkan program factory visit dan tour buyer bagi para buyers. Kami berharap dengan adanya pameran kali ini akan terjadi transaksi cukup besar dengan buyer asing maupun domestik," tandas Direktur PT JIFFINA International Perkasa Yuli Sugianto.
Hadir dalam pembukaan tersebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana, Ketua Dekranasda DIY GKR Hemas, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budiharto Setyawan, perwakilan Kementerian Perdagangan, perwakilan DPP Asmindo dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY dan sebagainya.
Gelaran pameran internasional furnitur dan kerajinan yang ketujuh ini sekaligus meneguhkan Yogyakarta sebagai kota ekspo komoditas ekonomi kreatif (ekraf)
Hal tersebut disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka JIFFINA 2023 di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (11/3).
" JIFFINA 2023 menjadi salah satu pameran yang banyak diikuti serta diminati buyer dari dalam dan luar negeri karena dikenal sebagai salah satu pameran yang menghadirkan banyak desain baru. Hal tersebut menjadi bukti bahwa selama pandemi Covid-19 kreativitas pengusaha furnitur dan kerajinan tidak berhenti," ujarnya.
Menurut Sultan HB X, JIFFINA 2023 menjadi kesempatan bagi para pengrajin, desainer dan produsen furnitur untuk memamerkan karya terbaik mereka kepada publik dan untuk saling bertukar pengalaman dan ide. Selain itu, pameran ini menjadi sarana mempromosikan produk-produk Indonesia di pasar global.
Sesuai dengan tema yang diusung dalam pameran kali ini, "The Power of Eco Lifestyle for Global Market", diharapkan para pelaku industri furnitur dan kerajinan memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan yang menjadi isu penting dalam dunia industri saat ini. "Dengan mengusung tema ini, Saya berharap pameran ini dapat menjadi sarana memperkenalkan produk-produk ramah lingkungan kepada pasar global. Semoga pameran ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pelaku industri produk furnitur dan kerajinan, baik memperluas jaringan bisnis, meningkatkan kualitas produk hingga meningkatkan daya saing di pasar global," tutur Raja Kraton Yogyakarta ini.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan kesempatan industri furnitur dan kerajinan berkembang masih sangat luas. Kontribusi industri furnitur sendiri mencapai 1,30 persen terhadap sektor non migas. Ekspor furnitur memberikan share sekitar USD 2,5 miliar dan kerajinan sekitar USD 1 miliar, total keduanya memberikan share USD 3,5 miliar. (Cak/Rls)
Post a Comment