Tirakatan Sebagai Rangkaian Langkah Sosialisasikan Aspek Sejarah Perjuangan Mempertahankan Negara
WARTAJOGJA.ID: Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting maknanya bagi eksistensi dan penegakan kedaulatan negara, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Para founding fathers di bawah kepemimpinan Sukarno, Mohammad Hatta, Panglima Besar Jenderal Soedirman, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Syafruddin Prawiranegara dan tokoh-tokoh penting lainnya, berhasil mengajak seluruh komponen bangsa, dari TNI, Kepolisian, laskar, ulama, santri hingga rakyat biasa telah bahu membahu merebut kembali Ibu kota negara yang telah dikuasai oleh penjajah.
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret memiliki makna penting bagi penegakan dan pengakuan kedaulatan negara, karena peristiwa ini membuka mata dunia internasional bahwa Indonesia masih ada dan mampu memberikan perlawanan kepada Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Keberhasilan ini telah meyakinkan dunia untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan.
Hal tersebutlah yang menjadikan Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai titik penting dalam perjalanan bangsa, yang kemudian kini telah resmi sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Berlatar belakang hal tersebut, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat mengadakan peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara 2023.
Adapun rangkaian kegiatan tersebut meliputi ; tirakatan, teatrikal, peluncuran buku dan talkshow. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi SS., MA. mengatakan bahwa.
"Dengan ditetapkannya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara, kita semua berkewajiban untuk terus mengkaji dan mengedukasi masyarakat akan peristiwa tersebut dan menyebarluaskan temuan terbaru yang terkait.
Melalui peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara di tahun ini, bersama-sama dengan Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia salah satu aspek sejarah perjuangan mempertahankan negara yang masih jarang dibahas, yakni sisi diplomasi.
“Tiga provinsi ini memiliki kesejarahan yang saling terkait satu sama lainnya, dalam hal penegakan kedaulatan negara” terang Dian.
Kegiatan peringatan hari penegakan kedaulatan negara ini akan diawali dengan kegiatan tirakatan yang akan diselenggarakan di Plaza Monumen SO 1 Maret, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada pukul 19.00 WIB yang rencananya akan dihadiri Bapak Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X serta di akhiri oleh Pagelaran Wayang Babad Wanamarta.
Sedangkan pada tanggal 1 Maret 2023 pukul 10.00 WIB akan dilaksanakan kolaborasi antara DIY, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Kegiatan dilaksanakan bersama-sama secara hybrid pada tanggal 1 Maret 2023 dalam bentuk talkshow, teatrikal dan peluncuran buku. Lebih khusus dalam teatrikal akan ditampilkan penggalan sejarah dari mulai agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948 dan penangkapan para pemimpin di Yogyakarta, masa selama pengasingan di Bangka Belitung, pembentukan Pemerintah Darurat RI dan perjuangannya di Sumatera Barat. Hal itu dilator belakangi bahwa hingga saat ini masih sedikit disampaikan bahwa ada pemerintahan darurat di Bukit Tinggi dan Bangka Belitung, terutama di Menumbing Muntok, dimana tempat tersebut merupakan tempat diasingkannya Bung Karno danBung Hatta.
Teatrikan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta hingga kembalinya para pemimpin bangsa di Yogyakakarta akan ditayangkan secara live dari masing-masing provinsi dan disiarkan melalui kanal youtube Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu tasteofjogja. (Cak/Rls)
Post a Comment