PKBI DIY Gelar Festival Film Pendek Community Mov(I)ement
WARTAJOGJA.ID: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY) menganggap bahwa kelindan antara seni dan aktivisme sosial merupakan salah satu hal yang mampu mengakselerasi terjadinya perubahan sosial ke arah yang diharapkan.
Lembaga yang berorientasi pada pemenuhan kesehatan seksual dan reproduksi ini juga memiliki visi mewujudkan keluarga dan masyarakat yang bertanggung jawab dan inklusif.
Maka dari itu, dalam menjalankan aktivitasnya perlu berbagai pendekatan seperti memanfaatkan media seni untuk membawa perubahan nilai-nilai sosial. Salah satu strategi yang dilakukan oleh PKBI DIY adalah dengan menghadirkan festival film dengan nuansa yang berbeda, bukan hanya sebagai perayaan dalam menyambut ulang tahun yang jatuh pada tanggal 23 Desember, tetapi juga menjadi sebuah wadah untuk memberikan stimulan dan dukungan kultural bagi pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi di masyarakat secara bertanggungjawab dan inklusif.
Community mov(i)ement adalah ruang yang menawarkan nilai-nilai atau perilaku baru yang ada di masyarakat dan diabadikan dalam sebuah medium visual bergerak seperti video maupun film.
Inisiatif ini juga berangkat dari adanya perkembangan teknologi digital dan penggunaan media sosial oleh siapapun yang memiliki konteks sosial cukup luas.
Adanya fenomena tersebut juga telah menjadikan film bergeser menjadi inklusif, baik secara substantif maupun teknis. Semua orang yang saat ini rata-rata memiliki handphone berkamera sudah dapat memproduksi film dengan narasi apapun, tanpa tersandera oleh kepentingan-kepentingan pasar yang mungkin selama ini sering hinggap dalam proses produksi film.
Oleh karena itu, dengan mengingat kekuatan dari sebuah film, maka inklusivitas dalam film sebagai budaya baru di masyarakat ini penting untuk dirayakan dan dimanfaatkan dalam rangka mendorong terwujudnya kondisi masyarakat yang lebih baik. Untuk itu, gagasan yang muncul melalui film tak lagi diposisikan sebagai sebuah keluaran yang eksklusif dari ranah industri perfilman, melainkan telah menjadi sebuah produk budaya yang dihasilkan oleh masyarakat luas secara inklusif.
Perkembangan inklusivitas di ranah pembuatan film ini oleh PKBI DIY dimaknai sebagai sesuatu yang penting untuk menunjang aktivisme dalam pemenuhan hak seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi masyarakat, sehingga perlu untuk dirayakan sekaligus sebagai upaya pengarsipan produk pengetahuan yang beredar di masyarakat.
Tema festival film yang pertama ini adalah Perempuan, yang dilatar belakangi persoalan sosial yang mengemuka akhir-akhir ini cukup banyak berkaitan dengan perempuan.
Diangkatnya tema ini selain diharapkan dapat menunjang aktivisme PKBI DIY, juga berangkat dari bagaimana PKBI DIY memandang subyek perempuan sebagai subyek yang penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik, namun selama ini masih didominasi oleh budaya patriarki dan maskulin.
Sementara itu, tema-tema penting lainnya akan dihadirkan dalam festival ini yang direncanakan akan digelar setiap tahun.
Kegiatan festival ini dimulai dari open call, kurasi film, aktivasi film, apresiasi film, screening dan diskusi, hingga workshop kreatif.
Pada tanggal 18 Desember 2022, diadakan screening dan diskusi dengan judul Screening Sinambi Ngangkring, mengusung konsep diskusi santai dengan nuansa angkringan agar suasana pertukaran pengetahuan terjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Acara dilaksanakan di PKBI DIY dengan 2 sesi yaitu pre-event pada pukul 15.00-18.00 WIB dan main event pada pukul 18.00-21.00 WIB. Saat acara pre-event, peserta yang hadir dipersilakan untuk melakukan scan barcode pada menu screening yang telah diberikan agar dapat menonton 3 film yang telah dipilih oleh kurator secara independen berjudul “Sua Tanpa Suara”, “Jaman Edan” dan “Sepanjang Masa”, dan 1 film commission work berjudul “Ketika Nala Melepas Kopernya”. Para pengunjung dapat mengobrolkan film-film tersebut bersama keluarga/teman/kerabat/dan lainnya sembari menikmati hidangan angkringan yang telah tersedia. Panitia juga menyediakan doorprize untuk memeriahkan suasana.
Pada sesi main event diputarkan 3 film terpilih dan 1 film commission work untuk ditonton dilanjutkan dengan diskusi. Sesi ini diahkiri dengan pemberian penghargaan kepada 3 film terpilih sebagai film inspiratif. Rangkaian kegiatan festival film ini masih berlanjut dengan adanya Workshop Kreatif “Female Gaze VS Male Gaze” yang akan dilaksanakan Selasa, 20 Desember 2022 secara gratis pula di PKBI DIY. (Cak/Rls)
Post a Comment