Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari, Kemendikbudristek Gelar Festival Nusantara
WARTAJOGJA.ID: Selain terkenal dengan panorama yang memukau dan alam yang masih lestari, Pulau Sumba yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata memiliki warisan leluhur yang patut kita jaga, salah satunya kain tenun ikat Sumba.
Kain tenun ikat Sumba adalah salah satu bentuk dari kekayaan budaya yang dimiliki oleh Provinsi NTT. Tenun ikat ini merupakan kain nusantara nan eksotis yang diciptakan oleh para seniman tenun (artisan) dari Sumba Timur. Kain tenun ikat Sumba bukanlah kain yang bisa dikerjakan secara sembarangan, yang mengerjakannya pun bukanlah sembarang orang.
Hal itu pula, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi terus mengembangkan dan melestarikan maha karya kerajinan Nusantara, salah satunya dengan kegiatan Festival Tenun Nusantara.
Kegiatan yang berlangsung pada 30 November hingga 1 Desember di Kawasan Candi Borobudur itu digelar beberapa kegiatan, diantaranya fashion show dari hasil karya perancang terkenal Edward Hutabara, diskusi, serta menghadirkan secara langsung mastro atau perajin dari Sumba.
Adapun tema yang diangkat, yaitu "Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari”, bertujuan untuk mengkampanyekan hasil kaya tanah tenun nusantara. Seperti dijelaskan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid diselenggarakan di taman kompleks Candi Borobudur ikut mengangkat destinasi pariwisata super prioritas ini.
"Ini kegiatan mengangkat kembali tradisi wastra Nusantara khususnya tenun Sumba dan itu adalah karya yang luar biasa, di sini hadir para maestro datang jauh dari Sumba," jelasnya.
Lanjut Hilmar, bahwa kegiatan tersebut salah satu wujud konkretnya membawa tenun Sumba yang sudah melanglang buana ke seluruh dunia. Terlebih diselenggarakan kegiaran fashion show dari perancang terkenal Edward Hutabarat. " Kegiatan fashion show adalah kegiatan yang penting dan baik untuk mengangkat dan mengkampanyekan hasil Nusantara," katanya.
Bagi Hilmar sangat penting hasil karya Edwar di tampilkan, terlebih hasil karyanya mengangkat budaya dan hasil karya Nusantara. " Yang beda dari fashion show yaitu mengangkat hasil karya kerajinan Nusanatara. Kegiatan ini mengankat kembali wastar Nusantara Karya yang luar biasa," tegas Hilmar.
Harapannya, bahwa kedepan terus memunculkan dan mengkampanyekan hasil karya nusantara. " Pastinya sangat penting mengangkat yang berkualiatas. Kedepan kita selalu terbuka, utamanya yang penting harus jelas dulu kelestarian apa yang akan dimunculkan dan juga harus kuat," katanya. (Cak/Rls)
Post a Comment