Jogja Fashion Week 2022 Libatkan 100 UKM Fashion Dan 79 Desainer Yogya
WARTAJOGJA.ID : Perhelatan Jogja Fashion Week atau JFW 2022 kembali digelar selama lima hari berturut 26-30 Agustus 2022 yang dipusatkan di Jogja Expo Center (JEC) Bantul Yogyakarta.
Pagelaran fesyen tahunan terbesar di Yogyakarta yang telah dirintis medio 2006 silam itu kali ini melibatkan 100 usaha kecil menengah (UKM) fashion serta parade karya 79 desainer asal Yogyakarta.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka perhelatan yang sudah memasuki tahun ke 17 itu mengungkapkan, tahun 2024 industri fashion asal Yogyakarta ditarget sudah tampil dan menembus pasar internasional.
"Fashion yang dimaksud bukan hanya batik saja, namun juga non batik, aksesoris, sepatu, tas, perhiasan dan lainnya agar membuka potensi pertumbuhan perekonomian yang lebih besar," kata Sultan.
Sultan menuturkan, bagi Yogya, industri fashion turut menjadi penyangga kekuatan pertumbuhan ekonomi daerah karena membuka banyak lapangan kerja baru dan hidupnya perajin kecil.
Sehingga ruang untuk menampilkan karya dan kreasi fashion itu digencarkan. Salah satunya pelaku UMKM bidang fashion yang kini banyak ditarik untuk mengisi booth di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Sultan menambahkan, terpupuknya potensi dan jejaring industri fashion di Yogya saat ini telah dirangkum secara digital melalui aplikasi SiBakul Jogja. Dalam platform digital itu ada 228.000 lebih UMKM aktif termasuk fashion dan sudah berhasil menyumbang sebanyak 30,1 persen pertumbuhan ekonomi daerah.
Menghidupkan industri fashion di Yogya tak melulu melalui memperbanyak event. Namun juga mendekatkan produk jadi langsung ke masyarakat.
Sultan menuturkan pemerintah DIY saat ini telah membeli eks Hotel Mutiara yang ada di Jalan Malioboro yang dipersiapkan untuk pendukung etalase UMKM termasuk bidang fashion.
"Kami akan mengisi bekas Hotel Mutiara dengan aneka produk UMKM itu termasuk fashion yang murni diproduksi Yogyakarta, bukan dari luar," ujar Sultan.
"Yogyakarta ini tidak memerlukan industri besar, melainkan industri kecil tapi yang jumlahnya banyak agar masyarakat bisa bekerja untuk dirinya sendiri," kata Sultan.
Sebab, kata Sultan, jika fashion ini sentuhannya untuk industri besar yang padat modal pihaknya khawatir masyarakat hanya jadi penonton. Terlebiu ketika tidak bisa terserap menjadi tenaga kerja industri besar itu.
"Jadi untuk fashion seperti ini lebih baik industri sedang saja tapi banyak," kata Sultan.
Adapun Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Syam Arjayanti mengatakan, event Jogja Fashion Week ditujukan untuk mendorong berkembangnya sektor industri kreatif dan produk kreatif khususnya produk fashion.
"Dari event ini kami ingin menggali ekspektasi pelaku usaha baik industri barang dan jasa bidang fashion serta perdagangan untuk pengembangan dan implementasi fashion DIY," kata Syam. (Han)
Post a Comment