Simak Filosofi Gending Khusus Sultan HB X Untuk Kado HUT TNI AU ke-76
WARTAJOGJA.ID : Gubernur DI Yogyakarta yang juga Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiahkan sebuah gending atau karya instrumentalia khusus ciptaannya bertepatan dengan hari ulang tahun TNI Angkatan Udara (AU) ke-76 yang jatuh pada 9 April 2022 lalu.
Musik instrumentalia bernama Gending Gati Dirgantara ini menjadi hadiah Keraton Yogya setelah pada 2020 silam Keraton juga memberikan karya repertoar instrumentalia Gending Gati Marinir untuk Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL).
"Bedanya, Gending Gati Marinir untuk Korps Marinir itu yasan (ciptaan) Sultan Hamengku Buwono VII di masanya, sedangkan Gending Gati Dirgantara untuk TNI AU ini ciptaan Sultan HB X alias baru diciptakan awal tahun ini," kata Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo Keraton Yogyakarta Kanjeng Pangeran Hario (KPH) Notonegoro Kamis 14 April 2022.
KHP Kridhomardowo sendiri merupakan divisi kesenian dan pertunjukan dari Keraton Yogyakarta.
Notonegoro mengatakan terciptanya karya instrumentalia untuk TNI AU yang berjudul lengkap Gending Gati Dirgantara Laras Pelog Pathet Barang sendiri memang berawal dari dhawuh dalem (instruksi raja) Sultan HB X melalui penghageng KHP Kridhamardawa Keraton Yogyakarta pada bulan Januari 2022 silam.
"Ngarsa Dalem (Sultan HB X) berkenan untuk menciptakan sebuah Gending Gati yang akan diberikan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia," kata dia.
Kata Dirgantara dalam judul gending itu berarti awang-awang, langit, angkasa, atau ruang udara di atas bumi.
Gending Gati Dirgantara ini berkarakter gagah, penuh semangat, dan sangat identik dengan dunia kemiliteran.
Berbeda dengan gending Gati lain yang pernah ada di Keraton Yogyakarta. Gending Gati Dirgantara memiliki beberapa keunikan.
Pertama, terdapat jenis tabuhan kendangan khusus yang merupakan ciri khas dari gending ini. Keunikan kedua terletak pada permainan instrumen tambur dan Piatti yang berbeda dengan teknik yang biasa digunakan pada gending Gati lainnya.
Selain itu, pada bagian akhir, permainan balungan dibuat ngracik (cepat) dan nada instrumen tiup berakhir pada nada tinggi.
"Jalinan nada yang tersusun dalam Gending Gati Dirgantara ini, terinspirasi dari gerak pesawat tempur yang terbang gagah di angkasa dengan gerak meliuk-liuk, naik-turun dan bermanuver, " kata Notonegoro.
Dengan terciptanya Gending Gati Dirgantara tersebut, Keraton Yogyakarta berharap agar Angkatan Udara Indonesia semakin profesional, modern, tetap teguh pada visi dan misi, serta terus memberikan yang terbaik dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Semoga Gending Gati Dirgantara ini bisa menjadi kenang-kenangan yang menambah semangat teman-teman TNI AU dalam menjaga kedaulatan NKRI," kata Notonegoro. (Dio/Wan)
Post a Comment