Plesiran di Yogya, Awas Tersesat di Titik Rawan Klitih Kala Malam
WARTAJOGJA.ID : Menyisir jalanan memakai kendaraan bermotor saat sore atau malam hari, masih menjadi satu cara favorit wisatawan menikmati plesirannya di Yogyakarta.
Terlebih saat ini, ada puluhan bahkan ratusan usaha persewaan kendaraan bermotor dengan harga miring di dekat titik-titik destinasi. Misalnya di seputaran ruas ruas jalan Malioboro hingga ruas Jalan Yogyakarta-Parangtritis.
Namun dengan rentetan kejahatan jalanan atau klitih yang belakangan muncul lagi di Yogya, wisatawan perlu lebih waspada. Terutama saat berkendara jelang tengah malam atau dini hari.
"Sebisa mungkin hindari jalan yang penerangannya masih minim, sepi atau jauh dari aktivitas keramaian saat tengah malam atau dini hari karena rawan," kata aktivis Jogja Police Watch (JPW) Baharudin Kamba Sabtu 9 April 2022.
Kasus terbaru klitih yang terjadi di Yogya dan menewaskan seorang pelajar SMA pada Senin dinihari (4/4) terjadi di kawasan Jalan Gedongkuning, atau sekitaran Yogya timur yang tak begitu jauh dari destinasi Kebun Binatang Gembira Loka dan kawasan wisata Kota Gede.
Namun Kamba mengatakan, dalam amatannya, masih ada sejumlah titik rawan klitih lain yang patut diwaspadai tak jauh di lokasi Yogya bagian timur itu.
"Dekat Jalan Gedongkuning itu ada juga Jalan Veteran dan Gambiran yang sempat kejadian, mungkin karena rute jalannya panjang, banyak gang untuk melarikan diri, sepi, jauh dari kantor polisi juga," kata Kamba.
Begeser sedikit ke tengah Kota Yogyakarta, Kamba mengungkap pertengahan 2021 lalu seorang pemuda harus diopname di rumah sakit setelah terkena sabetan celurit sekelompok pemotor di Jalan Cendana, kawasan Semaki, dekat Stadion Mandala Krida.
"Blok area Jalan Kusumanegara-Jalan Kapas-Jalan Cendana, kawasan Jalan Gayam hingga Timoho ini juga rawan klitih karena banyak ruas jalannya meski penerangannya memadai," kata Kamba.
Beranjak lebih ke barat Yogya, seputaran Jalan Parangtritis- Jalan MT Haryono di kawasan Mantrijeron serta sekitaran Jalan Kapten Piere Tendean-Pakuncen-RE Martadinata Wirobrajan pernah kejadian serupa.
"Sedangkan di kawasan Kabupaten Sleman kejadian klitih ini sempat terjadi seperti di kawasan ring-road utara, Jalan Adisutjipto (Jalan Solo-Yogya), Jalan Kaliurang, juga jalur Tempel-Sayegan," kata Kamba.
Sedangkan di Kabupaten Bantul Kamba mencatat titik rawan klitih seperti Jalan Imogiri- Panggang.
Aksi kejahatan klitih yang biasanya dilakukan sekelompok pemotor berusia remaja dengan senjata tajam ini tak jarang menyasar korban acak.
"Kelompok klitih itu pun juga acapkali sengaja mencari atau memancing keributan sebagai alasan penyerangan," kata dia.
Misalnya berkendara ugal-ugalan di jalanan atau memaki dan saling tatap dengan pengendara lain. Bahkan aksi klitih ini kadang juga dilancarkan tanpa alasan jelas. (Yas/Red)
Post a Comment