Gelar Workshop Transformasi Pengembangan Media Informasi, Kadin DIY Dorong Digitalisasi
WARTAJOGJA.ID : Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, menggelar workshop Transformasi Pengembangan Media Informasi dan Sosialisasi Tata Kelola Kadin, di Kantor Pusat BPD DIY, Sabtu (9/4).
Hadir sejumlah pembicara seperti Direktur Organisasi dan Keuangan Kadin Indonesia, Tata Wahyudin, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan Kadin DIY, Robby Kusumaharta, dan Wakil Ketua Umum Bidang Humas dan Informasi Kadin DIY, Jacky Latupeirissa.
Kegiatan ini sebagai upaya memperkuat digitalisasi dan keanggotan Kadin DIY.
Penasehat Kadin DIY, Syahbenol Hasibuan mengatakan digitalisasi menjadi sesuatu hal yang penting, membuat efektif dan efisien. Penerapan digitalisasi dinilainya perlu terus didorong.
“Usia bukan menjadi sebuah kendala untuk masuk di dunia digital,” ujarnya.
Sementara itu terkait tata kelola Kadin, menurutnya hal tersebut juga sangat penting dan perlu disosialisasikan.
“Agar hubungan nyaman dan terjalin komunikasi yang baik. Bersama-sama dapat mewujudkan Kadin yang tabah, jujur dan setia,” ucapnya.
Direktur Utama (Dirut) BPD DIY, Santoso Rohmad mengatakan mendukung dan siap selalu bersinergi dengan Kadin DIY.
Selama ini dikatakannya BPD DIY juga terus bersinergi dengan berbagai pihak, untuk mendukung perekonomian.
“Kami membawa misi sebagai bank pembangunan daerah. Garda terdepan untuk keuangan masuk, atau kewajiban masyarakat, pembayaran pajak dan lain sebagainya. Saat ini juga telah dilakukan secara digital,” ucap Santoso.
Sejalan dengan workshop yang diangkat Kadin DIY terkait transformasi pengembangan media informasi, BPD DIY selama ini juga mendukung digitalisasi, salah satunya yaitu dengan QRIS.
Akselerasi capaian dan penggunaan QRIS pun terus didorong.
“Tidak hanya QRIS, kami juga ada Cash Management System, SMS notifikasi, dan layanan digital lainnya,” ujar Santoso.
Salah satu pembicara dalam workshop tersebut, Direktur Program dan Digitalisasi Kadin Indonesia, Kiki Rizky Paruntu mengatakan di era saat ini terlebih adanya pandemi Covid-19, semakin mengakselerasi ke digital.
“Dulu sebelum pandemi banyak yang menggunakan tunai. Saat ini QRIS sudah banyak dipakai, seperti di warung Mie Godog saja sudah pakai QRIS,” ucap Kiki.
Kiki mengatakan dulu orang berpikir menjual produk hanya dengan offline sudah cukup, namun saat ini tidak bisa hanya mengandalkan penjualan secara offline. Pelaku usaha perlu juga merambah di pasar online.
“UMKM harus kreatif. Pandemi orang tidak boleh keluar rumah, harus ditaruh ecommerce. Akhirnya UMKM harus berpikir menggunakan media apa yang tepat. Saat ini banyak yang mencari referensi tempat makan, wisata dari Instagram. Tiktok awalnya hanya orang joget-joget, tapi bisa juga digunakan untuk media. Jadi bisa dipilih media mana yang paling tepat,” pungkasnya. (Cak/Rls)
Post a Comment