Begini Cara Anggota DPR RI Indah Kurnia Beri Ruang Seniman Eksis Saat Pandemi
WARTAJOGJA.ID : Pandemi Covid-19 berdampak besar pada kehidupan manusia tak terkecuali para seniman dan musisi.
Salah satu dampak yang paling terasa adalah ketika ruang utama berkarya, berekspresi dan mengais rejeki hilang yakni panggung.
Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia pun punya cara sendiri dalam menggeliatkan seni musik yang kehilangan panggung saat pandemi Covid-19.
Indah yang juga Ketua Surabaya Entertainment Club (SEC) itu menggagas panggung jazz mobil caravan untuk membawa rombongan musisi jazz Surabaya keliling berbagai kota termasuk ramadhan ini.
"Pagelaran musik jazz di atas mobil caravan ini sebenarnya sudah digagas saat awal pandemi Covid-19 di Indonesia 2020 silam," kata Indah di sela menghadiri pertunjukkan Surabaya Pahlawan Jazz yang tampil di atas mobil caravan di depan Gedung BI Yogyakarta Senin (18/4).
Mobil jenis caravan tampak dipenuhi alat musik mulai gitar, bass, drum, saksofon, hingga trambon terparkir di jalur lambat depan Kantor Bank Indonesia, kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Sekitar satu jam sebelum buka puasa, orang-orang yang kebetulan berada di kawasan jantung wisata Yogya itu mulai berdatangan mendekat ke caravan itu.
Mereka terpancing alunan musik jazz yang dimainkan secara energik beberapa orang di mobil caravan itu.
Indah Kurnia mengatakan misinya menggagas jazz di atas caravan itu karena saat pandemi itu masyarakat khususnya para musisi benar-benar kehilangan panggung karena berbagai kebijakan pembatasan yang dilakukan pemerintah baik pusat ataupun daerah.
"Padahal musisi itu tak hanya butuh panggung sebagai tempat mengais rejeki, tapi juga ekspresi mereka, jadi sangat vital," kata Indah yang juga merupakan anggota Komisi XI DPR RI itu.
Indah mengatakan, ketika panggung dilarang digelar, di satu sisi para musisi juga tidak mendapat jaminan sosial karena mereka tidak masuk kategori berpenghasilan rendah.
"Lalu kami rancang dan buat panggung berjalan di atas van seperti ini, dengan sistem outdoor," kata dia.
"Jadi panggung berjalan ini tinggal diisi alat musik, soundsystem, lighting, lengkap, dan bisa dibawa kemana saja serta siap manggung kapan saja," ujarnya.
Awalnya, jazz di atas van ini berkeliling di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
"Lalu kami inisiatif mengenalkan juga ke berbagai kota sembari berkolaborasi dengan musisi lintas daerah khususnya jazz," kata dia.
pegiat dari Surabaya Pahlawan Jazz, FX Boy di sela pertunjukkan itu mengatakan, "Kedatangan kami di Yogya ini bagian kami mengenalkan musik jazz di Indonesia, salah satunya dengan cara bermain di atas mobil caravan ini," kata Boy.
Boy mengatakan bermain menggunakan panggung berjalan lewat mobil caravan sebagai terobosan agar musisi dan komunitas jaz terhindar dari kevakuman terlalu lama akibat pandemi Covid-19.
"Ratusan pegiat jazz di tanah air terdampak akibat pandemi, sehingga kami berinisitif menggelar safari ramadhan ke berbagai kota untuk mengajak kembali para musisi berkolaborasi," kata Boy.
Sebelum mampir untuk tampil di Yogya, sebelumnya rombongan yang terdiri dari 18 musisi itu lebih dulu tampil di Malang dan Kediri Jawa Timur.
"Besok (19/4) kami tampil di Semarang, di atas mobil caravan juga," kata Boy yang tergabung dalam Komunitas Jazz Indonesia itu.
Boy menuturkan pada 2022 ini sendiri, komunitas jazz di Surabaya siap menggelar dua even besar yakni Tanjung Perak Jazz dan Surabaya Jazz Festival.
Kepala Bank Indonesia (BI) DI Yogyakarta Budiharto Setyawan yang turut menyaksikan pertunjukkan jazz di atas caravan itu mengatakan, kawasan Titik Nol Kilometer selama ini masih menjadi ikon dan titik strategis Yogya.
Sebab lokasi itu jadi pusat berkumpulnya wisatawan khususnya yang menyambangi Malioboro.
"Pertunjukkan seperti ini sekaligus menjadi gambaran bagi wisatawan, bahwa Yogya sudah siap menerima kunjungan asalkan tetap patuh protokol kesehatan," kata Budiharto. (Cak/Rls)
Post a Comment