Probable Omicron Yogya 58 Kasus, Selter Siaga dan PTM 50 Persen
WARTAJOGJA.ID : Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan total kasus dicurigai atau probable Omicron di wilayah itu per awal Februari ini sebanyak 58 kasus.
Hasil tersebut diketahui dari tes PCR SGTF yang dilakukan sejumlah laboratorium.
"Secara kumulatif, hasil tes SGTF yang probable dan ditindaklanjuti dengan tes WGS (Whole Genome Sequencing) total ada 58 kasus per 1 Februari 2022," kata Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Protokoler Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji Rabu 2 Februari 2022.
Dari tes WGS yang sudah dilakukan dan sudah keluar hasilnya, ada 1 kasus sampel yang positif Omicron.
"Saat ini pasien kasus positif Omicron itu sudah sembuh serta kembali ke asalnya di DKI Jakarta," kata Ditya.
Ditya mengatakan 58 kasus probable Omicron itu ditemukan dari total pemeriksaan 72 sampel. Sebanyak 14 kasus yang diperiksa non probable ada 14 sampel dan dinyatakab sembuh 11 sampel.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji menuturkan dengan mulai adanya kenaikan kasus saat ini, sebagian besar masyarakat yang terpapar cenderung memilih menjalani isolasi mandiri.
Sebab dari empat selter isolasi dengan kapasitas total 389 tempat tidur yang disiapkan pemerintah, tingkat keterisiannya masih berkisar 3,86 persen dengan 15 orang yang menjalani karantina.
"Kami minta kabupaten/kota menginventarisasi dan mensiagakan selter isolasi di wilayah, karena pasien yang tertular varian Omicron cenderung memilliki gejala ringan atau tanpa gejala tapi harus isolasi agar penularannya tak meluas," kata dia.
Penambahan kasus terkonfirmasi di DIY mengalami lonjakan kembali Rabu (2/2/2022) di mana penambahan sebanyak 142 kasus baru dalam sehari dan membuat kasus aktif melejit menjadi 622 kasus.
Menyikapi lonjakan kasus ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Didik Wardaya menyatakan evaluasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen telah dilakukan terutama jenjang SMA/SMK dan SLB.
"PTM 100 persen hanya bisa dilakukan bagi sekolah dengan jumlah siswa di bawah 200 siswa dengan protokol kesehatan ketat," kata dia.
Adapun sekolah dengan siswa di atas 200 siswa mau tak mau harus menerapkan PTM 50 persen.
"Pembatasan PTM 50 persen ini diikuti dengan sistem shift dengan menguramgi jam pelajaran dari awalnya 40 menit menjadi 25 menit, jadi semua siswa tetap bisa PTM," kata dia. (Dho/Yan)
Post a Comment