Probable Omicron Naik, DI Yogyakarta Stop PTM 100 Persen Pasca Penularan Masif
WARTAJOGJA.ID : Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memutuskan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pasca penularan masif Covid-19 yang terjadi sepanjang akhir Januari ini.
Mulai Rabu 2 Februari ini, Pemerintah DIY melalui Dinas Pendidikan mengirimkan surat edaran ke seluruh kepala SMA, SMK dan SLB untuk mengevaluasi agar PTM 100 persen itu dipangkas kuotanya.
"Evaluasi PTM ini terkait meningkatnya kasus Covid-19 pada peserta didik, jadi kemungkinan pemberlakuannya 50 persen dari kapasitas ruang kelas dan opsinya diatur secara shift serta pengurangan jam pelajaran," kata Kepala Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Sekretariat DIY Ditya Nanaryo Aji.
Salah satu yang jadi sorotan Gugus Tugas Covid-19 DIY saat ini tak lain klaster PTM di salah satu sekolah di Sleman belakangan ini. Dari data terbaru, kasus yang berasal dari sekolah Al-Azhar Sleman itu terus bertambah berdasarkan hasil tracing dari semula 43 orang menjadi 60 orang.
Tak hanya itu, Aji membeberkan, hasil test PCR SGTF DIY per tanggal 1 Februari 2022 terdapat tambahab probable Omicron.
Dari 72 jumlah sampel kasus yang diperiksa, total probable sebanyak 58
kasus dan non probable 14 kasus sedangkan jumlah sembuh 11 kasus.
Aji mengatakan, PTM 100 persen masih bisa diberlakukan dengan catatan khusus.
"PTM 100 persen itu hanya diperbolehkan untuk satuan pendidikan dengan jumlah siswa yang tidak banyak dan mampu mengoptimalkan jarak antar siswa di dalam kelas sesuai protokol kesehatan," kata dia.
Hasil evaluasi PTM yang sudah dilakukan sejauh ini menyasar titik rawan penyebaran Covid-19. Meliputi ruangan kelas yang kesulitan untuk menerapkan jarak aman, penerapan disiplin memakai masker dan timbulnya kerumunan di area parkir pada jam kedatangan dan kepulangan siswa.
"Sedangkan ketentuan lain terkait PTM tetap berpedoman pada SKB 4 Menteri," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengatakan melihat situasi dan kondisi penularan Covid-19 yang semakin tinggi di wilayah itu, menginstruksikan jajarannya segera menyelesaikan strategi pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 50 persen.
"Mulai Rabu 2 Februari 2022, pembelajaran tatap muka dilakukan dengan kapasitas 50 persen dengan maksimal sehari 6 jam," kata Ery. (Cak/Rls)
Post a Comment