Korban Selamat Bus Maut Bantul : Semua Histeris, Lalu... Brak !
WARTAJOGJA.ID : Cerita pilu sekaligus mengerikan diungkap korban selamat dari tragedi kecelakaan maut Bus pariwisata yang mengangkut rombongan family gathering dan karyawan konveksi dari Sukoharjo, Jawa Tengah menabrak tebing di kawasan Bukit Bego, Jalan Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul pada Minggu (6/2).
13 orang tewas dalam kecelakaan tersebut, termasuk sang sopir .
Salah satu korban selamat, Danarto (38) yang mengalami luka kepala dan kaki, kini dirawat di PKU Muhammadiyah Bantul
menceritakan saat di jalan menanjak di Tebing Breksi, Sleman bus sudah tampak loyo. Namun saat itu perjalanan lancar hingga ke hutan pinus Becici, Dlingo, Kabupaten Bantul.
"Kaget. Dari kejadian keluar Becici itu masuk tengah alas itu kan ada tanjakan tinggi itu bus itu sudah tidak kuat," kata Danarto ditemui di PKU Muhammadiyah Bantul, Senin (7/2).
Lantaran tidak kuat nanjak, bus kemudian mati. Para penumpang pun histeris. Danarto saat itu berusaha untuk menenangkan para penumpang. Namun bus tak kunjung hidup.
"Akhirnya kernet cari balok. Pintu dibuka penumpang saya suruh turun. Alhamdulillah penumpang turun bus bisa nyala sampai tinggi di atas. Bus mulai berjalan terus (penumpang) dimasukin lagi," ujarnya.
Ketika mulai kembali berjalan, Danarto memperkirakan saat itu bus melaju di persneling 3. Saat itu, sopir sempat mengeluhkan ke kerner bahwa filter bus bermasalah.
"Kernet bilang baru satu minggu kita dari sini nggak apa-apa. Tapi supir dan kernet bilang gitu saya merasa tidak enak tapi saya diam aja takut keluarga saya histeris semua," kata Danarto yang saat itu keluarga turut ikut yaitu 2 anak, istri, dan mertua.
Usai melaju, jalan berkelok mulai dilalui. Tikungan pertama dan kedua berjalan lancar. Tapi ketika tikungan ketiga, dia sudah merasa ada yang tidak beres.
"Yang (tikungan) ketiga sudah agak gimana. Sopir mau ganti persneling kayaknya sudah nggak masuk," katanya.
"Di tikungan keempat persneling udah nggak bisa, padahal udah menurun. Terus dia mau ambil rem tetapi sudah nggak bisa main lagi," ujarnya.
Danarto sempat bertanya kepada sopir bagaimana bus saat ini. Sopir hanya diam saja. Saat itu, Danarto mulai sadar bahwa bus ini blong.
"Ya cuma saya bilang pir ini bisa nggak. Sopir nggak bicara diam semua kayaknya panik. Mungkin ini blong," katanya.
Bus yang dalam kecepatan tinggi dalam kebingungan. Danarto menyebut ada 3 opsi saat itu. Pertama menabrakkan bus ke truk pasir dengan konsekuensi semua habis. Kedua membanting stir ke kiri dengan konsekuensi masuk jurang. Opsi terakhir adalah menabrakkan bus ke tebing.
"Bus itu dalam kecepatan tinggi. Bolak balik mau dihantamkan ke mana nggak tahu. Akhirnya di tikungan terakhir ada elf bawa pasir. Mau dihantamin ke situ takut semua habis. Kalau ke kiri jurang. Pikirnya ambil ke kanan tebing ini," katanya.
Mengetahui bus blong, para penumpang pun histeris. Ada yang berteriak, ada yang salawat, ada yang mengucapkan kalimat takbir.
"Waktu blong penumpang pada histeris ada yang salawat. Ada yang takbir. Tapi posisi saya waktu di situ pegang kursi itu lho terus begitu ada suara breg (tabrakan) saya terlempar keluar," katanya.
Danarto terlempar dari dalam bus. Dia kemudian masuk ke dalam selokan. Dia terlempar melalui kaca bus yang pecah.
Danarto bersama keluarganya yaitu mertua, istri, dan 2 anaknya kini dirawat di rumah sakt. Dia mengatakan bahwa acara kali ini adalah piknik karyawan konveksi dan trah keluarga.
Pemilik konveksi adalah adik dari ibu mertua Danarto. Pemilik konveksi ini memang tidak hanya mengajak karyawan untuk piknik tetapi juga keluarganya.
"(Karyawan) konveksi sama trah keluarga bareng. Ada yang bawa keluarga juga. Iya kan bus-nya, dua yang bus pertama selamat khusus karyawan. Yang kedua trah keluarga yang konveksi," katanya.
Danarto yang duduk di samping sopir ini mengaku masih merasakan sakit di bagian dada. Kemungkinan dadanya terbentur saat kecelakaan.
Sri Rahayu (35) istri Danarto mengatakan hal yang sama. Bahwa saat itu bus sudah terasa tidak nyaman
"Pas nanjak, dari awal itu busnya nggak enak gitu dari awal," kata Sri.
Dia juga terpental keluar saat kaca pecah. Dia saat itu duduk di di belakang sopir.
"Saya sadar tapi paha saya digerakkan nggak bisa dan ditolong suami saya Pak Danarto cari anak saya ibu saya," katanya
Dia bersyukur anak, suami, dan mertua selamat. Tapi dia mengaku belum mengetahui kondisi keluarga yang lainnya. (***)
Post a Comment