Hadiri Fisipol Leadership Forum Road to 2024 di UGM, Ridwan Kamil Beberkan Ini
WARTAJOGJA.ID : Fisipol Leadership Forum Road to 2024 seri 1, Kamis (2/12/2021) menghadirkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sebagai pembicara.
Dalam forum yang diikuti puluhan mahasiswa itu, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil membeberkan bahwa tahun 2022 ia akan berlabuh ke partai politik meski belum bersedia menyebut ke mana arahnya.
"Saya tentu akan memilih partai yang menurut merangkul dan jelas final dengan Pancasila," kata Emil.
Emil mengaku sudah berkeliling ke berbagai partai dan berdiskusi dengan ketua-ketua partai. “Saya tunjukkan gesture bahwa ingin berteman dengan baik dengan siapa saja,” sambung Emil.
Emil juga menceritakan bagaimana ia tidak keluar modal apapun saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat. Ia mengakui mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang disebutkannya tak mengharapkan imbalan.
“Ini true story, tapi saya dibantu banyak orang. Saya tanya yang membantu saya, dia bilang hanya senang dengan Pak Ridwan. Sampai hari ini tak pernah ketemu minta proyek. Artinya dia mengamati kinerja sejak saya walikota Bandung. Dia memilih pengambil keputusan yang rasional sesuai ekspektasi. Bantuan tidak selalu identik dengan pamrih. 90 persen yang membantu saya pengusaha nasional di Jakarta. Sampai hari ini tidak minta macam-macam. Kita kerja benar saja, pasti ada hasilnya,” lanjutnya lagi.
Emil menceritakan pengalaman yang dilalui saat memimpin Bandung dan kini di Jawa Barat.
Kang Emil menceritakan bagaimana ia sengaja membuka akses alun-alun di Bandung sebagai ruang publik untuk masyarakat.
Ia menyadari bahwa masyarakat membutuhkan ruang untuk berinteraksi dan menyalurkan pendapat dan alun-alun akhirnya disadari sebagai ruang untuk mengakomodasi hal tersebut.
“Saya sempat didatangi warga saya, bilang terimakasih karena sudah membuka alun-alun yang dulunya dipagari. Ini penting karena tempat itu sebagai ruang untuk publik berinteraksi, bergaul, menyampaikan aspirasi atau apapun,” ungkap dia.
Emil juga mengungkap bagaimana ia dengan serius mengelola sosial media untuk menunjukkan sisi lain dalam kehidupannya sebagai manusia biasa. Hal tersebut perlu menurut Emil karena masyarakat harus mengetahui sisi menyeluruh dari pemimpinnya.
“Tapi tetap hati-hati juga agar tidak menghilangkan esensi kerja. Saya juga gabungkan kerja populis dengan teknokratis. Ini cara kami memimpin Jabar hari ini. Populis saja disukai tapi indeks tidak berubah, jadi harus seimbang juga. Politik tengah, semua diseimbangkan. Beberapa tahun lalu saat saya di Swedia, saya diperkenalkan sebagai gubernur Jawa Barat Indonesia yang followers instagramnya lebih besar dari jumlah warga negara Swedia. Ini lucu-lucuan saja,” ungkapnya. (Cak/Rls)
Post a Comment