Bima Yamgor, Terobosan Irwan Hidayat Perkuat Kuliner Ayam Goreng Nusantara
Pengusaha nasional yang juga Direktur Sido Muncul persiapkan bisnis kuliner Ayam Goreng bernama Bima Yamgor (ist) |
WARTAJOGJA.ID : Bisnis kuliner memang tak ada matinya.
Apalagi yang namanya kuliner ayam goreng, menjadi favorit hampir seluruh lapisan masyarakat dan terus diburu.
Nah, kali ini pengusaha nasional yang juga Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mewujudkan mimpi lamanya yang sempat tertunda selama 12 tahun dengan merintis bisnis kuliner restoran ayam goreng keluarga dengan nama "Bima Yamgor".
Nama "Bima" terinspirasi tokoh Bima dalam perwayangan Jawa, dan diharapkan dapat sukses seperti Kuku Bima, merk minuman energi keluaran Sido Muncul yang paling laris manis. Nama Bima dipilih Irwan karena tokoh pewayangan tersebut merupakan sosok inspirasinya. Dalam cerita epos, Bima dikenal dengan karakter gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
Untuk pengembangan bisnis tersebut, Irwan mencanangkan pembangunan restoran Bima Yamgor di Jalan Cipete Raya No. 76, Jakarta Selatan pada Kamis 16 Desember 2021 lalu.
Tanah seluas 2.000 meter tersebut, akan digunakan sebagai restoran dan pembangunan kantor Sido Muncul yang paling lambat selesai pada pertengahan tahun 2022.
"Kuliner ayam goreng merupakan makanan khas Indonesia. Ayam merupakan bahan pangan yang terjangkau, sumber protein, dan bisa divariasikan menjadi macam-macam bentuk. Masing-masing bisnis kuliner ayam punya ciri khas dan aneka menu berbeda," kata Irwan Hidayat Kamis 16 Desember 2021.
Irwan sendiri mencari resep untuk ayam gorengnya, yang dalam dua tahun ini terus ia kembangkan. Menurutnya, bisnis kuliner ayam goreng seharusnya bisa bersaing dengan franchise produk asing yang ada di Indonesia.
Berbekal semangat ini, Irwan berniat menjadikan outlet Bima Yamgor (ayam goreng) yang berlokasi di Cipete menjadi outlet pertama yang kedepannya dapat berekspansi ke daerah-dareah lainnya bahkan luar negeri.
"Negeri yang maju itu kan restorannya sampai ke indonesia (dan ekspansi ke negara lain). Kita bisa nggak? Harusnya bisa. Makanya saya lagi mempelopori," ungkap Irwan.
"Baru setelah 12 tahun dibangun sekarang. Saya ngumpulin resep, research and development, makanannya bagaimana. Udah jadi sekarang. Yang penting kan segala sesuatu harus ada standar. Kan yang sulit mempertahankan quality dan bagaimana bisa membuat produk yang dijual ke banyak orang," imbuhnya.
Tak tanggung-tanggung, Irwan menggelontorkan setidaknya Rp20 miliar untuk Bima Yamgor. Mulai dari interior, resep, sistem restoran, hingga lokasi melalui proses yang tidak sebentar. 12 tahun tertunda, namun selama itu pula proses trial error dan uji coba terus dilakukan demi hasil akhir yang sempurna.
Dalam uji coba resep pun, ia mengembangkan resep autentik Bima Yamgor bersama tim selama 2 tahun. Dalam tiap batch uji coba resep, 25 ekor ayam siap diolah dan dikembangkan.
"Saya kan cari resep, terus kita develop sendiri. Kita kembangin sendiri hampir 2 tahun. Tiap batch ada 25 ekor. Karena kalau cuma 5 diduplikasi nggak enak, rasanya beda. Sekarang udah stabil rasanya," tambahnya.
Mengedepankan kualitas terbaik, Irwan berharap Bima Yamgor bisa sukses seperti bisnis-bisnis sebelumnya. Restoran Bima Yamgor sendiri akan dibangun sebanyak 3 lantai, lengkap dengan kitchen center, dan area indoor serta outdoor yang memanjakan mata.
"Sembari makan, tempatnya enak, harganya reasonable," ucap Irwan.
Pengusaha yang sudah berkecimpung dalam dunia bisnis sejak tahun 1972 tersebut memiliki kiat tersendiri dalam setiap bisnis yang dirintisnya.
Menurutnya, pelaku usaha harus menetapkan prosedur standar bisnisnya sehingga dapat menjadi pedoman dari setiap aktivitas usaha. Prosedur standar meliputi patokan pengolahan, kerja sama, promosi, dan lain sebagainya.
"Segala sesuatu itu kan mesti standar. Terus sama kualitas. Di Indonesia ini, yang sulit itu mempertahankan kualitas," kata dia. (Cak/Rls)
Post a Comment