2021, Sebanyak 1.015 Bencana Dilaporkan di Yogya
WARTAJOGJA.ID : Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana menuturkan selama tahun 2021 tercatat sebanyak 1.015 laporan kebencanaan yang dilaporkan terjadi di wilayahnya.
Laporan itu terbagi dengan kategori 824 kejadian, 69 bencana dan 122 kejadian lain-lain sehingga akumulasi kejadian dan kebencanaan sebanyak 893.
“Pengkategorian tersebut telah dilakukan verifikasi hingga 21 Desember 2021 dengan penggabungan kejadian lintas wilayah,” kata Biwara.
Biwara mengatakan kejadian kebencanaan di wilayah DIY didominasi oleh kejadian tanah longsor sebanyak 338 titik, gempa bumi sebanyak 217 kali (203 tidak terasa dan 14 terasa), angin kencang 148 kali, 155 kebakaran permukiman dan bangunan, 18 kali kebakaran lahan.
Selain itu ada juga 11 kali banjir, 3 kali banjir lahar hujan, 2 kali letusan gunung api dan 1 kejadian pandemi yang telah berlangsung sejak 2020.
“Dari seluruh kejadian kebencanaan tersebut, sebanyak 69 dikategorikan sebagai bencana meliputi 18 kali angin kencang, 2 kali letusan gunung api, 2 kali kebakaran, 46 titik tanah longsor, dan 1 kali pandemi,” kata dia.
Sebaran kejadian kebencanaan berdasarkan wilayah kejadian atau wilayah terdampak adalah Kabupaten Kulon Progo sebanyak 452 kali kejadian atau sebesar 25 persen. “Sehingga Kabupaten Kulon Progo menjadi wilayah paling terdampak selama 2021,” kata dia.
Selanjutnya Kabupaten Bantul sebanyak 438 kali kejadian atau 24 persen dari seluruh wilayah terdampak kejadian di DIY. Kabupaten Gunungkidul sebanyak 325 kejadian atau 18 persen. Kabupaten Sleman sebanyak 299 kali kejadian atau 17 persen dan wilayah Kota Yogyakarta terdampak 283 kali kejadian atau 16 persen.
Jika dilihat data perwilayah, angka menjadi lebih tinggi dikarenakan banyaknya kejadian lintas wilayah seperti gempa bumi, angin kencang dan banjir.
Dari seluruh kejadian kebencanaan yang terjadi kecuali pandemi Covid-19 di DIY sedikitnya ada 1.950 jiwa terdampak serta korban jiwa. Lalu jumlah meninggal dunia sebanyak 9 jiwa, 33 jiwa luka dan 118 harus mengungsi.
“Yang terdampak untuk pandemi belum dapat simpulkan mengingat hampir seluruh jiwa di DIY terdampak serta kondisi masih berlangsung hingga saat ini,” kata dia.
Sedangkan untuk kondisi fisik sedikitnya 688 rumah rusak, 187 bangunan tergenang, 995 pohon tumbang, 113 tempat usaha rusak, 22 fasilitas pendidikan rusak, 16 rumah ibadah rusak, 111 titik talud rusak, 52 kendaraan rusak, 6 hektare lahan tergenang dan 8 hektare lahan rusak terbakar.
Berdasar catatan laporan, dampak kerusakan mencapai Rp. 17.855.240.000. “Perhitungan ini didasarkan pada hasil asesmen TRC dan BPBD kabupaten/kota dan nominal tersebut bukan merupakan nominal kerugian,” kata dia. (Dho/Ian)
Post a Comment