Wawali Yogya : Pusat Oleh-Oleh Jangan Terima Bus Yang Tak Transit Giwangan
WARTAJOGJA.ID : Wakil Walikota yang juga Ketua Satuan Tugas Gugus Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan pihaknya akan mengantisipasi gelombang datangnya bus-bus pariwisata jelang libur akhir tahun yang mencoba menyelinap menghindari pemeriksaaan one gate system.
“Kami minta semua toko oleh-oleh agar tidak menerima bus-bus wisata yang belum masuk ke Terminal Giwangan atau melalui one gate system,” kata Heroe Poerwadi ditemui usai Rapat Paripurna di DPRD Kota Yogya Selasa 30 November 2021.
Pemeriksaan one gate system diterapkan pemerintah Kota Yogyakarta sejak Oktober lalu. Dalam kewajiban itu bus pariwisata diwajibkan transit dulu ke Terminal Induk Giwangan untuk diperiksa dokumen kesehatan penumpangnya sebelum masuk Kota Yogya. Pemeriksaan berfokus apakah para penumpang bus itu sudah mengantungi kartu vaksinasi Covid-19 atau belum.
Jika lolos pemeriksaan itu, bus wisata itu akan mendapatkan tanda untuk memilih salah satu lokasi parkir bus yang ada di dalam perkotaan.
Pengawasan pusat oleh-oleh dilakukan karena sempat ada kejadian bus-bus wisata menyelinap di pusat oleh-oleh khususnya dekat kawasan Malioboro untuk menurunkan penumpang di masa Yogya masih berstatus PPKM Level 3 lalu. Bus-bus itu masuk ke pusat oleh-oleh disinyalir karena Pemkot Yogya saat itu masih menutup seluruh kantung parkir dalam kota.
“Kami minta kecamatan-kecamatan yang ada pusat oleh-olehnya ikut mengawasi, “ kata Heroe.
Pusat oleh-oleh di Kota Yogyakarta yang rawan disalahgunakan bus wisatawan untuk menyelinap ada di bagian tengah atau yang dekat di kawasan Malioboro, seperti Kampung Patuk atau pusat bakpia yang ada di sisi barat Malioboro.
“Kalau pusat oleh-oleh yang di bagian timur atau barat tidak rawan, karena terlalu jauh dari Malioboro,” kata dia.
Heroe mengatakan, menyambut libur akhir tahun ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan kalangan perhotelan untuk bisa menyediakan lokasi karantina di kamar yang mereka kelola. Khusunya jika ada pekerja migran atau wisatawan manca yang masuk Yogya. Misalnya pekerja migran atau wisatawan manca yang masuk dari Jakarta atau Semarang yang kemudian berlibur ke Yogya.
“Ada dua hotel yang sudah menyediakan kamar untuk karantina warga asing itu, yang dikhususnya bagi pekerja migran dan wisatawan manca,” kata Heroe. (Dho/Ian)
Post a Comment