Tips Guru dan Siswa di Era Digital: Kritis dan Kreatif, Selalu Upgrade Kompetensi
Purworejo: Show must go on. Hampir dua tahun dijalani, migrasi sistem belajar online yang mengubah kelas tatap muka konvensional menjadi kelas digital dalam genggaman tangan, diakui membuat siswa dan guru, juga orangtua, jungkir balik mengatur ulang beragam aktivitas kehidupan hariannya. Padahal, meski diakui masih banyak yang kurang maksimal dalam prosesnya, pembelajaran ini justru akan jalan terus dengan pengembangan dan terus disempurnakan di banyak aspek.
Mengutip Desyanti Suka Asih, dosen UHN I Bagus Sugriwa Denpasar, ke depan, suka atau tidak, siap atau belum, online learning justru akan menjadi pola mainstream dalam proses pembelajaran. Karena hampir dua tahun kita telah dipaksa beradaptasi, masuk dalam era digital yang berbasis big data, di mana semua aktivitas kehidupan akan selalu terhubung dengan internet, termasuk pendidikan di sekolah.
Karena itu, lanjut Desyanti, para guru dan siswa mestinya meningkatkan keterampilan untuk menguasai dan mengelola akses internet. ”Tujuannya agar bisa menjalankan pembelajaran berbasis data dan informasi dengan sarana internet lebih baik dan efisien dalam kelas digital lewat sarana online yang hampir dua tahun diadaptasi siswa lewat jemari dan genggaman tangannya. Ini keharusan zaman yang tak bisa dielak lagi,” urai Desyanti saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Purworejo, Jateng, 4 November 2021.
Mengupas tema ”Keterampilan Digital yang Wajib Dikuasai oleh Guru dan Siswa di Era Digital”, webinar dibuka dengan keynote speech dari Presiden Joko Widodo, dilanjut pesan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dipandu moderator Mafin Rizqi, ditemani Presenter TV Bella Ashari sebagai key opinion leader, webinar yang diikuti 350-an peserta itu juga menghadirkan tiga pembicara lain. Yakni, Darma Tyas Utomo, advokad dan mediator hukum; Indah Wenerda, dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta; dan Setya Mulyaningsih, Kepala SMAN 10 Purworejo.
Sesuai tema diskusi, Indah Wenerda mengatakan, tantangan ke depan pembelajaran online makin beragam. Bukan semata guru dan siswa makin melek dan kreatif dalam mengelola perangkat digital secara cerdas dan bijak. Mereka juga tidak boleh sembrono mengakses link abal-abal dari sumber yang tidak akurat.
”Yang tak kalah penting, guru harus kreatif menjadikan pembelajaran makin menarik dan merangsang inspirasi siswa untuk belajar makin fokus dan kreatif. Guru juga mesti jago melontar ide pembelajaran di kelas online. Bisa menjadi kreator konten atau Youtuber, di samping andal membuat beragam konten menarik, dalam kelas belajar maupun di luar ruang kelas. Ini penting agar anak tidak jenuh. Variasikan dengan kelas ruang bebas, juga berkolaborasi dengan banyak pihak yang menantang siswa semakin inovatif dalam belajar,” saran Indah.
Pembicara lain, Setya Mulyaningsih, ikut menimpali. Jangan lupa, kata dia, karena ruang digital memberi akses tanpa batas, guru dan siswa tetap harus menjaga sikap kritisnya terhadap semua informasi yang berlimpah di ruang digital. ”Jangan klik sembarang link. Biasakan diskusi dengan guru saat mengakses materi yang hendak jadi tambahan bahan belajar. Guru dan siswa mesti sering berkolaborasi membuat dan membahas materi pelajaran untuk mencari pemecahan masalah bersama,” ujarnya.
Berikutnya, sambung Setya, jadikan topik pelajaran menyenangkan dengan konten video dan foto yang digarap bersama dan diakses dari sumber yang kredibel. Menurut Setya, guru mesti jadi penulis skenario dan sutradara yang bijak mengarahkan aktivitas belajar yang mengasyikan dan tak membosankan. Film ibarat konten pembelajaran yang digarap bersama untuk belajar lebih kompleks tentang suatu tema yang fresh dengan memaksimalkan sarana digital yang makin canggih dan tanpa batas.
”Kalau dikolaborasi maksimal, maka prestasi belajar dengan kreativitas yang digarap bersama bakal lebih memuaskan dan membanggakan. Bukan cuma buat guru, tapi siswa, orangtua, dan nama baik sekolah pun akan semakin tercitra bagus dan positif,” pungkas Setya Mulyaningsih. (*)
Post a Comment