Tingkatkan Kapasitas Guru dan Siswa dengan Literasi Digital
Kudus - Literasi digital merupakan sebuah konsep dan praktik yang bukan sekedar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. litrerasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif.
Hal tersebut dikatakan oleh Guru PAI di TKIT 1 Arafah Boyolali, Seno dalam webinar literasi digital dengan tema “Pentingnya Literasi Digital Dalam Peningkatan Kapasitas Guru dan Siswa di Era Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Rabu (03/11/2021).
“Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab,” kata dia.
Seno mengungkapkan literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan.
Kemudian juga membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal.
Literasi digital ini sangat penting terutama bagi guru. Menurutnya, guru harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan pembelajaran daring saat ini.
“Maka kreatifitas sangat diperlukan agar tercipta adanya iklim pembelajaran yang menyenangkan, serta meningkatkan pengalaman belajar baik pada pendidik maupun peserta didik,” tuturnya.
Menurutnya, dengan adanya kemampuan literasi digital ini maka akan tercipta pembelajaran yang aman dan nyaman.
Selain itu, juga dibutuhkan digital ethics, yakni kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehiduapn sehari-hari. “Digital ethics ini penting dalam peningkatan guru dan siswa di era pandemi,” katanya.
Sekalipun di dunia digital, kata Seno, semua merupakan manusia sehingga harus mengikuti aturan seperti dalam kehidupan nyata. Pengguna internet ini juga berasal dari bermacam negara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya dan adat istiadat.
“Pengguna internet merupakan orang yang hidup dalam anonymouse, yang mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi. Bermacam fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis maupun tidak etis,” kata dia.
Narasumber lainnya, Researcher Paramaddina Public, Septa Dinata mengatakan kemampuan literasi digital ini penting dimiliki agar kapasitas guru dan siswa dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran bisa efektif.
“Aktivitas dan instrumen dalam pembelajaran ini meliputi video, pertunjukkan, kerja kelompok, diskusi, aktivitas pembelajaran, hingga penilaian,” ucapnya.
Dipandu moderator Zacky Ahmad, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Amir Mahmud (Pengawas Menengah, SMP, SMA, dan SMK), Ahmad Thoha (Praktisi dan Konsultan Pendidikan), dan Author, Suci Patia, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment