Rendahnya Budaya Literasi Beri Dampak pada Kurangnya Pengetahuan Pengguna Medsos
Brebes – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar webinar literasi digital bagi masyarakat di Brebes, Rabu (10/11/21). Kegiatan itu dikupas oleh beberapa narasumber dari perspektif empat pilar literasi digital.
Sejumlah narasumber yang hadir yakni Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal Dien Noviany Rahmatika dan Kepala Sekretariat CSO – Open Government Partnership Indonesia Darwanto. Sedangkan materi yang dibawakan meliputi budaya digital, keamanan digital, kecakapan digital dan etika digital.
Kepala Sekretariat CSO – Open Government Partnership Indonesia Darwanto dalam webinar tersebut mengatakan, budaya literasi merupakan segala usaha yang berkaitan dengan kegiatan membaca, menulis, menyimak dan berpikir kritis. Sehingga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, memecahkan masalah dan menciptakan karya.
"Rendahnya budaya literasi berdampak pada kurangnya pengetahuan, meluasnya kemiskinan dan tingginya angka putus sekolah. Selain itu juga meningkatkan angka kriminalitas, rendahnya produktivitas kerja dan rentannya seseorang dalam menyikapi informasi," jelas Darwanto.
Ia menambahkan, sedangkan literasi budaya adalah kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia. Sebagai identitas bangsa sendiri.
"Di era digital, pengguna harus mampu untuk menerima dan beradaptasi. Serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman," tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal Dien Noviany Rahmatika menuturkan, kecakapan digital diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital.
"Ada 10 kemampuan literasi digital. Salah satunya mengakses dan menyeleksi infomasi yang didapat dari ruang digital. Selain itu juga memahami dan menganalisis unggahan yang ada di medsos," paparnya pada peserta webinar di Brebes.
Dien mengatakan, di ruang digital ada beberapa permasalahan yang sering terjadi. Hal yang sering mengancam yakni serangan cyber.
"Ini berdampak secara teknis pada terganggunya operasional sistem digital. Serta merusak tatanan sosial di dunia nyata melalui rekayasa informasi," ungkapnya.
Pihaknya menyebut, ada empat indikator kecakapan digital. Seperti mengetahui jenis-jenis perangkat keras dan lunak. Mengetahui jenis-jenis mesin pencarian informasi, cara penggunaan dan memilah data.
"Mengetahui cara mengakses aplikasi percakapan dan media sosial. Serta mengetahui jenis-jenis aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital," pungkas Dien.
Narasumber lain dalam webinar bertajuk ”Pilah-pilih Informasi di ruang Digital” kali ini yakni, Ismita Saputri (Co Faounder Kaizen Room), Krisno Wibowo (Media Online Swarakampus.com).(*)
Post a Comment